Dengan teliti reyhan memperhatikan rekaman cctv yang di tunjukkan securiti padanya, terlihat samar dalam di layar Nasyah sedang keluar pintu gerbang rumah sakit dengan masih mengunakan baju dan jaket yang ia pakai semalam waktu pergi ke pantai dengan Reyan, Nasyah dengan mudahnya melewati pintu gerbang dengan jalan kaki, sekuriti yang berjaga tidak ada yang curiga sedikitpun, rekaman itu durasinya tidak sampai dua menit.
"Rey... bukannya aku menghasut kamu, tapi sepertinya Nasyah pergi memang ke hendak dia, itu bukan pengaruh dari alzheimer.... karena bila pelupa istrimu kambuh waktu dia berjalan akan kebingungan memperhatikan kiri kanan, tapi di cctv dia mulus mulus saja jalan..."
Sudah berbagai cara Reyhan lakukan untuk mencarai Nasyah mencari ke rumah orang tuanya dan ke rumah mertuanya hasilnya nihil malah menambah kecemasan keluarganya, Herman dan wisnu ikut membantu mencari Nasyah ke tempat yang biasa Nasyah kunjungi Namun seperti pencaria sebelumnya tidak membuakan hasil.
Semuanya di apartemen Reyhan sibuk memainkan hpnya masing masing menelfon sana sini, mencoba menghubungi seseorang yang berhubungan dengan Nasyah, sedangkan Reyhan diam duduk di sofa, ia terlihat begitu hancur, pandanganya kosong, mata dan hidungnya merah bekas menangis.
Bela melihat Reyhan mengingatkannya tentang kejadian beberapa tahun silam saat Reyhan mendapat kabar bahwa Megan telah menikah, ini untuk ke dua kalinya ia melihat anaknya sangat rapuh.
"Rey yang sabar, pasti Nasyah ketemu kok...." ucap bela sambil mengelus pundak anaknya.
Reyhan tidak bersuara apa apa ia tetap, melihat kedepan dengan pandangan kosong, ucapan ibunya seperti tidak terdengar di telinganya, saat ini yang ia pikirkan hanyalah Nasyah di mana sedang apa bersama siapa semua kata tanya bermain main di kepalanya.
Karena terlalu khawatir dengan keadaan Reyhan akhirnya Bela dan Wisnu memutuskan untuk menginap di apartemen Reyhan.
"Syah.... kopinya kurang pahit...!!" Ucap Reyhan selesai menyeruput kopinya.
Bela dan wisnu memandang Reyhan dengan ibah.
"Rey...." ucap Bela dengan lembut.
Reyhan seperti tersadar tentang sesuatu, sejenak dia diam dan menutup wajahnya dengan tangan, setelah tangannya di buka sudah terlihat buliran air bening yang kembali membasahi matanya, tanpa berbicara apa apa ia beranjak dari kursinya berjalan ke kamar, wisnu dan Bela tidak berani menegur Reyhan ia hanya memandang Reyhan dengan hampa.
***********************Sudah dua hari Nasyah meninggalkan Reyhan tanpa pamit dan kabar, hidup Reyhan menjadi berantakan karena dari beberapa jalur yang ia lalui sedikitpun tidak ada berita baik bahkan ia juga melapor ke polisi namun hasilnya sama.
Seiring bergantinya hari Reyhan semakin tertekan tidak henti hentinya ia berfikir tentang istrinya dan keadaanya sekarang, pulang kerja yang ia lakukan hanyalah berkeliling jakarta sambil melihat kiri kanan berharap bertemu sosok yang ia cari namun selalu pulang dengan perasaan hampa.
"Ngak tidur lagi....??" Ucap Doni yang melihat raut wajah Reyhan seperti kurang vitamin "apapun keadaan istrimu sekarang aku yakin pasti dia mau kamu sehat dan baik baik saja Rey...." lanjut doni.
"Don.... apa ini karma...??" Ucap Reyhan seperti mengigau.
"Apa maksudmu...??"
"Dulu aku pernah menghianati cintanya, bahkan aku pernah berkencan dengan orang lain saat aku sudah menikah dengannya..."
"Bukankah itu sudah masa lalu...." sela doni
"Tapi sedikitpun aku tidak pernah berniat untuk meninggalkanya..." lanjut Reyhan masih dengan tanpa ekspresi.
Doni sudah mengenal Reyhan sangat lama bahkan sejak Reyhan pertama kali menjadi dokter di rumah sakit ini, ia tau betul sifat sahabatnya itu bila Reyhan sudah mencintai seseorang maka sangat sulit baginya untuk move on bila orang yang di cintainya terlepas dari gengamannya seperti Megan dulu dan ini kedua kalinya Doni melihat Reyhan terpuruk.
Atas dorongan dari orang orang di sekelilingnya Reyhan berusaha bangkit untuk memulai hidup bukan hidup yang baru tapi melanjutkan hidupnya ia ingin berusaha lebih keras lagi untuk mencari Nasyah, walaupun ia tidak tau sekarang Nasyah di mana.
Bersusah payah Reyhan menekan segala perasaan yang menghantuinya, ia tetap menjadi seorang dokter dan bersikap profesional, namun bayangan tentang Nasyah dan mimpi mimpi buruk tentangnya selalu datang menghantui setiap jam setiap menit bahkan setiap detik hingga waktu yang berjalan seperti mempermainkan Reyhan.
Sampai tujuh bulan berlalu Reyhan menjadi lebih rajin membaca buku menonton acara berita yang berkaitan dengan orang hilang itu semua ia lakukan demi mendapatkan informasi tentang Nasyah istrinya.
Nasyah sayang taukah kamu, aku sangat sedih aku begitu rapuh tanpa kamu di sisiku.....
Setiap detik seperti neraka bagiku, bagaiman bisa kamu yang dulunya bilang padaku, bahwa kamu takut meninggalkan aku sendiri, tapi kenyataannya kamu pergi meninggalkan aku.....
Aku rasa aku salah, aku salah tidak pernah memahamimu, aku salah tidak mencerna kata katamu dari awal aku salah tentang semua hal, tapi bisahkah Nasyah kembali setelah Mas mengatakan bahwa mas bersalah....
Tidak, kenyataan Nasyah tidak kembali bahkan suaramu kabarmu tidak ku dengarkan.....
Padahal aku berfikir setelah kembali dari pantai aku mau memikirkan tentang anak kita, tapi sepertinya aku terlambat, kamu terlalu takut dan akhirnya memilih pergi......
Aku tidak pernah menyalahkanmu, aku selalu menyalahkan diriku sendiri, kamu menghilang di hadapanku, tapi tidak untuk hatiku dan fikiranku....
Nasyah.... Nasyah.... nama yang selalu ku ucap setiap detik, bagaiman keadaanmu sekarang.?? Lambat laun aku mulai memahami jalan fikiranmu....
Apapun jalan yang kamu tuju aku berharap kita bisa kembali lagi seperti dulu, berjanjilah kamu akan sehat dan baik baik saja tanpa aku, aku akan menunggumu sampai kapanpun....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Tears (End Version)
RomanceSaat aku patah hati aku berdoa kepada tuhan agar aku bisa melupakan orang yang ku cintai.... Dan tuhan mengabulkan doa doaku, bukan hanya orang yang ku cintai yang ku lupakan, ayah, ibu, adikku jaga hilang dari ingatanku.... Ingatan ini seprti angin...