Nasyah

7.6K 412 3
                                    

"Nasyah masih marah sama Mas...." ucap Reyhan sambil melongarkan dasinya yang melilit di leher.

"Enggakk...." jawab Nasyah pelan sambil memasak air di atas panci kecil.

Reyhan menghambiri Nasyah di dapur, ia memperhatikan wajah  Nasyah yang sedang meracik kopi.

"Mana lihat ekspresi enggak nya..." Reyhan mendekatkan wajahnya ke wajah Nasyah.

Nasyah menghindar ia letakkan kopi di atas meja, Reyhan jelas melihat raut wajah Nasyah sedang marah.

"Mau ke mana...." tanya Reyhan saat Nasyah mau melangkahkan kakinya.

"Istirahat..." jawab Nasyah singkat.

"Jadi siap yang akan bertanggung jawab bila kopinya asin atau terlalu manis" Nasyah menarik nafas panjang ia berbalik matanya tajam menatap Reyhan, Reyhan yang di tatap seperti itu hanya tersenyum, di ambilnya kopi yang di buatnya tadi dan di sruput sedikit.

"Sudah ku coba rasanya seperti biasa, pahit..." ucap Nasyah sambil meletakkan kopi di tempatnya semula.

"Tadi yang sebelah mana yang Nasyah minum..."

"Sini..." tangan Nasyah menunjuk ke arah sisi gelas yang di minummnya tadi.

Reyhan memutar gelasnya dan meminum tepat di sisi ujung gelas yang di minum Nasyah "Ahhh.... Rasanya lebih nikmat bila minum kopi dari bibir istri sendiri...." ucap Reyhan sambil tersenyum.
**********

"Nasyah bangun...." Ucap Reyhan sambil mengelus pipi Nasyah yang lembut, Nasyah hanya membuka matanya sedikit "kita olahraga..." Reyhan masih belum menyerah untuk membangunkan Nasyah.

"Aku tidak enak badan..." suara Nasyah serak khas orang bangun tidur.

"Tidak usah cari alasan..." Reyhan mulai menarik selimut Nasyah.

"Aku tidak boho...." Nasyah yang merasa perutnya mual lagi segera lari ke kamar mandi, berkali kali ia memuntahkan isi perutnya hingga membuat ia lemas tak bertenaga, Reyhan membantu Nasyah berdiri saat ia mau terjatuh, Reyhan menidurkan Nasyah di ranjangnya ia menyibakkan baju Nasyah ke atas dan kepalanya di dekatkan ke perut Nasyah.

"Kita ke Rumah sakit sekarang..." Nasyah sudah tidak bisa menolak lagi, memang keadaanya sekarang sedang butuh rumah sakit dan perawatan.

Apa yang di khawatirkan Reyhan akhirnya terjadi, ia sendiri yang memeriksa Nasyah dan hasilnya Nasyah positif hamil tiga bulan, bagi seorang suami ini adalah berita bahagia namun bagi Reyhan ini adalah berita berita bahagia yang mengantar duka.

"Aku akan mengugurkan kandungannya...." ucap Reyhan, saat ini Herman dan Wisnu berada di ruangan kerjanya sedangkan Bela dan Halima menunggu Nasyah di Ruang perawatan.

"Apa tidak ada cara lain..." tanya Wisnu yang merasa keberatan dengan keputusan Reyhan.

"Kehamilan Nasyah hanya akan memperburuk keadaanya kalaupun anak itu akan lahir kemungkinan dia akan menderita Alzheimer juga"

"Kita bicara baik baik perkara ini dengan Nasyah..." ucap wisnu lagi.

"Bicara baik baik bagaimana, dia pasti tidak akan menyetujuinya, dia sangat menginginkan seorang anak..."

Herman tidak bisa berkata apa apa, ia menahan sakit di dadanya saat menyadari anaknya sangat menderita, bahkan untuk memilihpun dia tidak bisa.

"Aku tidak mau kehilangan Nasyah hanya demi seorang anak...." Tutur Reyhan dengan jelas.

Herman berjalan menyusuri koridor Rumah sakit, di depan ruang rawat yang Nasyah huni ia melihat anaknya sedang berbaring di ranjang di tangannya melilit sebuah selang kecil.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang