second time II

7.7K 427 17
                                    

"Aku ingat sesuatu.... dulu saat aku patah hati aku berdoa pada tuhan agar aku melupakan orang yang ku cintai, tapi aku tidak menyangka tuhan akan memberiku penyakit Alzheimer...." ucap Nasyah sambil memperhatikan dirinya sendiri di balik pantulan cermin, Reyhan turun dari ranjangnya ia menghampiri Nasyah.

"Apapun.... apapun yang terjadi aku tetap mencintaimu.... seberapa sering kamu melupakan aku, aku akan tetap di sisimu" Reyhan mengangkat tubuh Nasyah di atas ranjang.

"Aku sangat merindukanmu...." ucap Reyhan sambil mencium kening Nasyah. Reyhan memegang tangan Nasyah dan mengarahkan tangan itu menyelinap masuk bagian dada.

Nasyah merasakannya dug... dug.... dug... bunyinya teratur namun sangat keras.

"Ini...." ucap Nasyah.

"Aku ingin mencumbumu..." Nasyah membulatkan kedua matanya saat wajah Reyhan semakin dekat dan lama lama bibir mereka menyatu.

"Mas apa menurutmu kita akan punya anak...." ucap Nasyah selesai beraktifitas.

Ucapan Reyhan langsung mengingatkan dia tentang percakapanya dengan Doni teman seprofesinya.

"Dari yang ku plajari memang seperti itu, selain dia akan mengalami kelumpuhan total kehamilan akan beresiko buruk pada kesehatanya...." tutur doni "kamu bayangkan saja seorang Penderita Alzheimer selalu pelupa coba bayangkan kalau dia lupa minum fitamin khusus orang hamil, lupa makan lupa minum dan hal itu akan membuat beresiko pada kehamilanya dan juga ibunya..."

"Aku juga sudah berfikir seperti itu..." ucap Reyhan sambil mengusap usap wajahnya.

"Dan sebenarnya yang paling bahaya adalah saat dia sudah mengalami kelumpuhan Fisik dan ketika itu dia sedang hamil, apa kamu tega melihat kondisi istrimu yang tersiksa...."

"Bukankah kelumpuhan fisik itu terjadi saat Alzheimer sudah semakin parah... aku rasa istriku belum terlalu parah...."

"Siapa yang tau...?? Penderita alzhaimar tidur bisa sangat lama dari biasanya itu sudah merupakan tanda tanda kelumpuhan fisik...."

"Mas kenapa malah melamun...." Nasyah memandang wajah Reyhan yang seperti menerawang sesuatu.

"Jangan tanyakan soal bayi, aku tidak suka anak kecil..." jawab Reyhan sambil memalingkan tubuhnya sehingga memunggungi Nasyah

Jawab Reyhan jelas membuat Nasyah sakit hati, Nasyah mengeser tubuhnya lebih dekat ke arah Reyhan mengelus pundak Reyhan di sana.

"Bayi itu"

"Aku lelah mau tidur...." Reyhan memotong pembicaraan Nasyah, dalam hatinya ia selalu bilang maafkan aku sayang.

Nasyah memalingkan tubuhnya, jawaban Reyhan memang betul membuat hatinya sakit, Reyhan melirik ke arah Nasyah, tidak ada pergerakan di sana apakah dia sudah tidur batin Nasyah, Reyhan langsung memutar tubuhnya kembali dan memeluk Nasyah dalam tidurnya.

"Maafkan aku...." bisik Reyhan pelan di dekat telinga Nasyah.
***********

Sekitar jam enam pagi Reyhan mengajak Nasyah jogging di taman kota

"Mas tunggu.... aku sudah lama tidak lari...." teriak Nasyah yang jaraknya jauh di blakang Reyhan.

"Ayoooo cepaattt.... masih muda harus semangat" balas Reyhan yang masih terus berlari.

Susana pagi di taman kota ramai juga, tidak hanya mereka yang joging masih banyak lagi lainya mulai dari anak anak dan lansia ternyata mereka sangat perduli akan kesehatanya.

Nasyah menghampiri Reyhan Reyhan yang sudah duduk di bangku taman, sambil merunduk memegang lututnya Nafas Nasyah mengebu tidak teratur.

"Tarikkk nafas dulu.... keluarkan.... tarik nafas dulu.... keluarkan..." Reyhan memberi instruksi pada Nasyah.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang