problem

7.2K 392 1
                                    

"Aku lihat dari tadi kamu diam..." ucapan reyhan memabangunkan Nasya dari lamunanya.

"Benarkah... " hanya jawaban itu yang di terima reyhan.

"Apa terjadi sesuatu...." tanya reyhan lagi

"Mungkin perasaan Mas Reyhan saja" kedaan menjadi hening lagi mana kalah reyhan sudah tidak mengeluarkan kata katanya, Nasyah kembali larut dalam lamunannya.

Sampai depan gerbang rumahnya Nasyah langsung keluar dari mobil "Seberapa besar mas reyhan mencintai nasyah...." ucapan itu keluar saat Nasya berjalan memasuki gerbang, saat nasya sadar ia tidak dapat jawaban dari Reyhan ia langsung bergegas memasuki rumahnya tanpa permisi.

Nasyah termenung dalam kamar hatinya terus bertanya tanya apakah betul Reyhan tidak mencintainya, kalau betul Reyhan tidak mencintainya pasti di hati Reyhan ada seseorang, seseorang yang sangat spesial batin Nasyah.

Memikirkan Reyhan membuat Nasyah tidak bisa tidur, ia memutuskan pergi ke dapur dan berniat meminum air putih.

Saat Nasya memasuki dapur ia melihat Herman sedang duduk di kursi sambil membolak balikkan kertas.
"Ayah belum tidur...." sapa Nasyah, herman menoleh sekilas dan melanjutkan kerjanya kembali.

"Masih banyak kerjaan...." jawabnya singkat.

"Mau di buatkan sesuatu...." tawar Nasyah.

"Boleh...... kopi seperti biasa yah....??" Nasyah langsung menyalakan kompor ia memasak air terlebih dahulu.

Sambil menunggu air matang Nasyah membantu pekerjaan ayahnya sebisa mungkin.

"Nih yah...." kopi yang sudah siap kini tersaji di atas meja.

"Makasih.... kenapa kamu belum tidur lagi...??" Tanya herman

"Bentar lagi Nasyah tidur kok yah...." Nasyah berjalan ke arah kulkas jumbo ia mengambil air putih yang ada dalam botol dan menengaknya hingga tinggal separuh.

Puhhhh
Herman menyemburkan kopi yang diminumnya saat merasakan kopinya pahit, nasyah yang melihat ayahnya langsung menghampiri.

"Kenapa yah.....??" Tanya luna cemas

"Gula sedang habis yah...." tanya herman

"Enggak kok yah, masih ada" jawab nasyah

"Nihh...." herman menyodorkan kopi yang di buat Nasyah tadi, ia langsung mencoba dan di situ lidahnya terasa pahit, Nasyah yang menyadari kebodohanya hanya nyengir.

"Mau di buatkan lagi yah...." tawar Nasyah merasa bersalah

Herman mengeleng gelengkan kepalah melihat anaknya "tidak usah, kamu kecapekaan lebih baik Nasyah istirahat saja..." mendengar usul ayahnya Nasya langsung bergegas ke kamar.
******

Nasyah melihat orang yang berlalu lalang di depanya sambil minum orange jus di restoran, hari ini Alan mengajaknya bertemu, namun setalah dua puluh menit lebih Nasya menunggu batang hidung Alan tidak muncul muncul juga sampai Nasyah di landa kebosanan yang sangat akut.

"Heii...." sapa pemuda yang suaranya seperti di kenali oleh Nasyah.

Alan yang baru datang langsung duduk di kursi sambil menyeruput orange jus yang di minum Nasyah tadi.

"Kamu tadi janji jam berapa?? ini sudah dua puluh menit lebih kenapa baru datang..." cerca Nasya tidak terima karena dibuat menunggu oleh Alan.

"Hedeh.... belum juga jadi janda udah merepet janda...." balas Alan "kalau tunggu tunangmu itu aja, satu minggu lebih di restoran kamu sangup, giliran nunggu aku dua puluh menit ngak sangup...." Alan balik mencerca nasyah.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang