Hari semakin gelam
Nasyah terus membidikkan kameranya ke arah model yang terus berlengak lengok mengikuti arahannya."Ok pemotretan hari ini cukup sampai di sini dulu yah...." Nasyah menarik nafas panjang setelah aktifitas kerjanya selesai.
"Syah aku pulang dulu yah...." pamit seorang rekan kerjanya, Nasyah menjawab dengan angukan sambil tersenyum.
Setelah membereskan barang kerjaanya Nasyah bergegas keluar gedung, ia duduk di halte, sambil menunggu bis datang, Nasyah memasang hands free di kedua telinganya menu musik di hpnya di tekan.
Tidak terlalu malam namun Nasyah tidak bersemangat untuk melakukan aktifitas lagi, yang ia inginkan hanyalah pulang secepat mungkin.
Bis yang di tunggunya telah tiba, segerombolan orang berdesakan turun, tak banyak juga yang nik, pemandangan jakarta hari ini cukup bagus jalanan tidak begitu macet seperti biasanya.
"Assalamualaikum...." yang berada di dalam rumah langsung menjawab salam, saat Nasyah berjalan memasuki rumah.
"Cuci kaki dulu sana gih.... baru makan...." ucap halima sambil menyiapkan makanan.
Herman memimpin doa makan setelah ber amin mereka memasukkan makanan masing masing ke mulut.
Suasana hening tidak ada percakapan yang ada hanya suara sendok garpu terdengar, Herman yang biasanya bercakap cakap dengan Nasyah kini hanya diam.
Halima merasa kalau antara bapak dan anak saling tidak bicara.
"Nasyah tadi waktu kamu pulang ibu tidak dengar suara motormu... apa yang terjadi dengan motormu....??" Ucap halima mencoba memecahkan keheningan.
Nasyah yang tadinya mau memasukkan nasi ke dalam mulutnya tidak jadi, ia seperti memikirkan sesuatu.
Montor.... montor... langsung Nasyah terbelalak kaget saat ia sadar motornya di tingalkan di parkiran kantor.
Semua yang ada di meja makan meliat Nasyah dengan heran "mo.. mo.. tornya ketinggalan...." Nasyah berusaha menormalkan ucapannya yang terbata bata.
"Hah....!!! bagaimana bisa....??" Halima tidak habis fikir bagaimana bisa anaknya meninggalkan kendaraanya.
"Nasyah lupa...." Herman dan Halima saling memandang melihat anaknya.
"Nasyah ambil sekarang yah...." Nasyah berniat bangkit dari kursinya.
"Tidak usah, besok saja ini sudah malam...." herman mencegah Nasyah.
Makan malam terus berlanjut dengan Nasyah mendapat siraman rohani dari kedua orang tuanya atas kecerobohannya bahkan Fina dengan terang membodoh bodohkan kakaknya.
*****Pagi menjelang Nasyah berjalan ke garasi sambil memutar mutarkan kunci motor di jari jarinya.
"Bukk.... motor Nasyah mana....??" Teriak Nasyah saat melihat isi garasinya kosong.
"Lupa lagikan.... kamu semalam meningalkannya di kantor...." terdengar teriakan Halimah dari dalam, Nasya berfikir sejenak dan mengingat ingat tentang montornya.
******Nasyah terpaksa ikut ajakan teman temannya untuk makan siang bersama, padahal dia sangat tidak berselera untuk makan, alhasil makanan yang tersaji di meja makan hanya jadi bahan adukan.
Ini sudah ke tiga harinya saat Nasyah mengembalikn cincin pertunanganya pada Reyhan, sampai sekarangpun Reyhan tidak menghubunginya, Nasyah bahkan berfikir setidak penting itukah Ia bagi Reyhan, memikirkan hal itu membuat air mata Nasyah mau keluar namun ia menahannya, ia bahkan menghirup ingusnya saat mau terjatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Tears (End Version)
RomanceSaat aku patah hati aku berdoa kepada tuhan agar aku bisa melupakan orang yang ku cintai.... Dan tuhan mengabulkan doa doaku, bukan hanya orang yang ku cintai yang ku lupakan, ayah, ibu, adikku jaga hilang dari ingatanku.... Ingatan ini seprti angin...