problem II

7.1K 430 4
                                    

Pesta berjalan begitu meriah berbagai artis papan atas juga turut meramaikan acarah.

"Lan kamu lihat hp ku ngak....." tanya Nasyah sambil mengobrak abrik isi tas mininya.

"Ngak, kamu ngak bawa mungkin, dari tadi kamu ngak ada pengang hp pun...." alan membenarkan ucapan Nasya

"Ehh itu dia datang, siapa lagi yang di bawanya yah...." Bima menunjuk seorang pasangan yang mendekati meja mereka.

"Ngak mungkin Lan aku tadi udah siapkan hp ku...." Nasyah masih terus merogoh rogoh tasnya.

"Haii..." sapa seorang pemuda yang baru datang bersama pasanganya, pasanganya mengandeng tangan lelaki itu.

"Akhirnya datang juga, aku kira kmu ngak datang...." ucap Bima sambil mempersilahkan duduk.

"Ngak mungkin aku ngak datang di acara penting sahabatku..." sambut pemuda itu, Nasyah yang seperti mengenali suara itu langsung menoleh, saat ia menoleh ke arah si empunya suara mata mereka bertemu mereka saling memandang lama, satu sama lain, pandangan Nasyah beralaih pada tangan perempuan yang merangkul lengan Reyhan dengan mesra.

"Perempuan mana lagi yang kamu bawa Rey...." tanya Baim memecahkan ke heningan.

"Namanya Nina...." ucap Reyhan matanya tidak lepas dari pandangannya, Nina langsung menyalami semua orang yang ada di meja begitu juga dengan Nasyah.

Alan yang melihat Reyhan dan Nasyah saling memandang  merasakan seperti ada yang aneh, Alan juga merasakan Nasyah seperti sedang kebingungan.

"Jadi ketemu hp mu...." ucap Alan, mungkin kebingungan Nasyah di karenakan dia kehilangan hpnya batin Alan.

"Belumm...." jawab Nasyah sambil menyisihkan rambutnya di samping telinga, saat nasyah melakukan kegiatan itu Alan menangkap ada sedikit getaran di tangan Nasyah.

Entah karena apa keadan berubah menjadi hening bahakan Baim yang dari tadi berbicara tidak ada yang mendengar, Nasyah yang memperhatikan Alan dan Reyhan saling beradu pandang merasakan ada yang aneh pandangan reyhan seperti tidak suka melihat Alan.

"Aku kira kamu ngak bakalan bisa move on dari megan ternyata datang ke sini bawa cewek cantik bak model lagi, salut aku sama kamu Rey" canda Bima sambil menengak minuman di tangannya.

Nasyah yang mendengar nama Megan di sebut langsung menoleh ke arah Reyhan.

Sedangkan Reyhan hanya tersenyum tipis mendengar gurauan temannya.

"Lagi hebat sih Alan seumur hidup berduaan sama kamera akhirnya punya pacar juga" timpal Baim.

Mereka semua saling tertawa di tengah tengah pesta, saling membully satu sama lain.

"Ehmmm.... aku pulang dulu yah, sudah terlalu malam besok pagi harus kerja" pamit Alan pada teman temanya.

"Yah, masih juga jam segini, biasa sampek jam tiga pagi ngak ada masalah..." protes Baim.

"Kasihan Nasyah nanti dicari orang tuanya...."

"Ciyee mau jadi calon suami yang pengertian nih...." semua orang di meja tertawa mendengar candaan Baim kecuali Reyhan ia tidak menunjukkan ekspresi apa apa.

"Ayo Nasyah...." Alan menarik tangan Nasyah dengan segera Nasyah bangkit dari kursinya, belum sempat Nasyah melangkahkan kaki tangan lain menarik tangan Nasyah juga.

Keadaan menjadi hening, semua yang ada di meja melihat ke arah Reyhan.

"Biar aku yang antar kamu pulang...." ucap reyhan dingin.

"Tidak usah sok perhatian" Alan menepiskan tangan Rehyan dari Nasyah "saya bisa ngantarkan dia sendiri" tambah reyhan degan nada ketus.

Reyhan sontak berdiri dari kursinya dan menarik lagi tangan Nasyah kali ini tangan Nasyah di cengkram begitu kuat, keadaan berubah menjadi panas suara dentingan musik yang mendayu dayu tidak terdengar lagi beberapa tamu yang datang melihat ke arah mereka.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang