Teman Masa Kecil

294 26 4
                                    

Happy reading guys!!

Brakk..

Tiba-tiba pintu kelas terbuka lebar. Sengaja didorong dengan keras sehingga menimbulkan bunyi.

Pagi-pagi sudah bikin ribut.

"Mikha!"
Sontak aku menoleh, teman-teman dikelas juga sama.

Sarah(?)

"Maksud kamu apa sih Mikh?!"

Sarah berjalan cepat ke arah Mikha. Ada apa ini(?)
Mimik wajah teman sekelas terlihat penasaran, terkhususnya Cherrel yang baru masuk kelas.

"Lumayan ada tontonan pagi-pagi." terdengar bisikan dari Roby dan kawan-kawan.
Apa coba yang menarik dari perdebatan(?)

"Mikha! Kenapa ga bales whatssapp aku semalem? Telpon ga diangkat?! Kamu kemana?"

Astaga, aku kira akan terjadi perang sekolah, ternyata hanya Sarah yang merengek karena chat whatsappnya tidak dibalas.

Apa(?) Chat whatsapp Sarah gak dibales Mikha(?)

Aku hanya memperhatikan dalam diam. Aku segera menggeleng untuk menyingkirkan segala pikiran tentang kemungkinan kemungkinan buruk yang ada.

"Aku ketiduran." Mikha menjawab malas.

Aku malas memperhatikan lagi.

Bel masuk berbunyi. Saatnya aku kembali ke dunia nyata, lupakan semua kemungkinan itu.

~~

"Serius aja sih masa dia ketiduran?" Sarah mengoceh sambil mengaduk-aduk bakso di mangkuknya. Entahlah, sepertinya isi mangkuk itu tak terlihat seperti bakso lagi.

"Mungkin dia kecapekan. Kan kemaren kita pulangnya sorean. Dia juga abis main futsal kan." Cherrel menjawab pertanyaan Sarah, yang mungkin sudah ke-sekian kalinya ditanyakan.

"Gue tuh kesel Rel! Bayangin baru pacaran berapa hari aja dia kayak gini. Gimana kalo berbulan-bulan." Sarah menghempaskan sendok ke mangkuk.

Aku tahu dia kesal.

"Biasa aja sih Ra. Ga usah lebay. Lagian lo baru kenal Mikha 1,5 tahun aja sewot amat." Cherrel juga sepertinya mulai kesal.

"Kok jawabnya gitu?!"

Astaga, aku hanya bisa memandangi mereka berdua. Masalah sepele bisa jadi runyam  sepetti ini. Itulah kehebatan perempuan.

"Lagian lo kek gitu banget. Gue sama Audrey yang udah dari kecil kenal dia aja ga sewot kalo Mikha ga chat." Cherrel menjawab sarkas.

Lagian Mikha juga termasuk orang yang jarang chatting.

"Sadar dong. Beda status!"

"Terserah!"

Cherrel bangkit dari tempat duduk, dia beranjak pergi meninggalkan kantin.

"Mau kemana?" Sarah mencegat tanganku.

"Mau nyusul Cherrel." aku hanya bisa tersenyum.

Sarah pun melepaskan tanganku, dan langsung pergi ke ujung kantin.

Hey sebentar. Dia duduk di gerombolan Mikha. Dia punya kepribadian ganda(?)

Kulihat Sarah mencari perhatian Mikha. Belum lama dia kesak dengan Mikha. Sekarang(?) Ah sudahlah, lebih baik aku menyusul Cherrel.

~ ~

"Gapapa gue kesel aja gitu. Lebay banget."
Jawab Cherrel saat kutanya mengapa dia bersikap sarkas.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang