Ini ada flashback gitu ya, dicetak miring. Jadi jangan bingung.
Keep vomment guys. Happy reading!
~~
'Waktu selalu berbaik hati mengobati kesedihan.
Biarkan obat ini bekerja.
Cobalah untuk bertahan, menunggu, cepat atau lambat kesedihan itu akan pergi.'
~~
Disini aku tertunduk dalam sepi. Semilir angin menemani isakan tangisku yang sedari tadi tak berhenti.
Kini aku lebih tertarik dengan jemari lentikku yang gemetar sembari menguatkan jari lainnya.
Bahkan aku tak peduli dengan jam pulang sekolah yang selalu dinantikan semua siswa. Kesedihanku mengalahkan semuanya.
Mataku perih, airnya selalu menetes tepat dipunggung tanganku. Bahkan ia tak mau berhenti. Ia tahu, bahwa kesedihanku belum usai. Ia tahu semua belum selesai.
Tangan itu menopang ku. Mendekapku, seakan ia merasakan semua kesedihanku. Merasakan setiap luka yang selalu saja berhasil menghancurkan pertahananku.
---
"Puas lo liat gue hancur? Puas lo liat sahabat gue pergi ninggalin gue? Puas lo liat gue putus?! Puas lo.."
"Cukup! Dia ga tau apa-apa ra."
"Ini bukan urusan lo!"
Tetesan bening itu kembali terjatuh. Begitu sakit.
"Jelas ini urusan gue Ra!"
"Ini bukan urusan lo! Lo ga berhak ikut campur!"
"Jelas ini urusan gue! Jelas gue berhak ikut campur. Karena ini menyangkut Audrey, orang yang gue sayang! Bahkan orang yang gue cinta! Apa gue ga berhak?!"
Kenyataan yang begitu diluar harapan. Pahit.
"Maksud lo apa?"
"Iya, gue sayang. Bahkan cinta sama Audrey dari dulu. Sekarang lo puas kan? Jadi secara ga langsung ini jadi urusan gue." lelaki itu menatap Sarah serius.
"Lo udah gila?! Lo cinta sama cewek perusak persahabatan orang?! Cewek perusak hubungan orang?!" Sarah emosi.
"Lo seharusnya ngaca ra! Ini semua terjadi bukan semata-mata karena salah Audrey atau karena dia balik kesini lagi. Nggak!"
"Itu jelas salah dia!" telunjuk Sarah tepat mengarah padaku yang tersudut di ujung dinding pembatas ruangan.
"Itu salah lo sendiri ra!"
"Gue salah apa? Gue cuma jalanin perasaan gue. Cuma perjuangin perasaan gue. Apa itu salah?"
"Perjuangin perasaan lo emang ga salah ra. Tapi cara lo yang salah."
"Bulshit! Terus cara yang bener gimana? Diem aja gitu, ga ngungkapinnya? Ga diperjuangin, ga dikejar kayak lo sama dia!"
Cukup ra...
"Itu namanya pengecut!"
"Terserah lo mau bilang apa ra. Tapi cara lo salah. Kalo emang lo cinta dan sayang, kenapa lo bikin penjara dan tembok yang tinggi buat orang yang lo sayang?"
"Maksud lo?"
"Cinta sejati ga perlu lo kejar ataupun lo batesin. Cinta sejati ga perlu drama, lepasin aja. Karena kalo bener itu cinta sejati lo, dia bakal balik ke lo dengan sendirinya. Dia bakal dateng bersama kebahagiaan lo.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
FanfictionKarena aku tidak tahu dan terlalu takut untuk tahu, bagaimana nantinya jika jarak antara kita berubah .. Entah itu makin dekat atau akan semakin menjauh.. Semua itu semata-mata hanya untuk menutupi kenyataan bahwa aku mencintaimu.. Aku menginginkan...