Dua hari kemudian...
Rayan bangun dengan malas-malasan. Meski hari sudah terang dan cahaya pagi sudah menerobos masuk lewat ventilasi kamar, tapi Rayan tidak juga beranjak dari tempat tidurnya.
"Yaannn.... banguuunn...!!" teriak neneknya dari dapur.
Rayan tidak menggubrisnya. Ia tetap saja berbalut selimut. Tak ada yang membuatnya semangat menyambut datangnya pagi dua hari ini. Bangun pagi atau tidak ujungnya tetap saja mendok di rumah. Rayan jadi lesu. Sikap menghindar Diki sejak beberapa hari yang lalu telah merubah segalanya.
"Yaann...!!" seru neneknya lagi.
Rayan menarik selimut sampai ke kepala. Ia tak mau mendengar teriakan neneknya.
Tok..tok..
Rayan menggerutu tak jelas. Gedoran sang nenek di pintu kamar semakin keras.
"Yaann...!! Ada telepon papa kau nih...!" teriak neneknya.
"Papa?" gumam Rayan.
Ia buru-buru bangkit dan membuka pintu.
"Papa nek?"
"Apo gawe kau nih, heh? Hari la siang... (ngapain kamu, heh? Hari udah siang...)"omel neneknya sambil menyodorkan ponsel ke tangannya.
Rayan tak peduli. Ia langsung menempelkan ponsel ke telinganya.
"Papa..." sapanya.
"Rayan!" seru papanya.
Rayan mengerutkan kening sambil menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar teriakan papanya.
"Ya pa?"
"Kamu ini gimana sih? Handpone gak pernah aktif??" omel papanya dengan nada gusar.
Rayan menggaruk-garuk rambutnya yang kusut.
"Hey! Handpone kamu mana??"
"Ini pa.. emm... sim card-nya rusak..." jawab Rayan pelan.
"Halah! Gimana sih kamu?! Gimana bisa sampai rusak? Ceroboh banget jadi orang."
"Ya deh.. ntar Rayan beli kartu baru... nomernya nanti di sms-in..." pungkas Rayan.
"Ya udah..." kata papanya dengan nada merendah. "Uang kamu masih ada nggak?"
"Uang?" ulang Rayan dengan muka cerah.
"Ya... masih ada?"
"Emmm... kalo papa mau transfer sih, Rayan gak nolak.. hehehe..."
"Ya udah, berapa nomer rekeningnya?"
"Aduh, Rayan gak hafal pa. Ntar Rayan sms-in aja ya..."
"Oke. Ntar di sms-in aja. Oh ya, ada salam dari mama. Kamu ini gimana sih? Gak pernah telepon ke rumah? Mama nanyain kamu tuh..."
"Ya..maaf. Ntar Rayan telepon mamanya. Sekarang mama mana?"
"Udah kerja..."
"Oke deh..."
"Ya udah. Baik-baik di sana. Jangan ngerepotin kakek sama nenek ya?"
"Ya pa..."
"Papa kerja dulu..."
"Selamat beraktivitas pa..!"
"Thanks! Bye.."
"Bye... eit, uangnya jangan lupa di transfer!" seru Rayan cepat.
"Yaa.. duit aja kamu cepet..."
"Hehehe..."
Setelah percakapan sama papanya tuntas, Rayan segera mengembalikan ponsel neneknya. Setelah itu menghidupkan ponselnya sendiri untuk melihat nomor rekeningnya. Maklum, semua nomor penting Rayan save semuanya di kontak ponsel biar mudah di cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang dan Pergi
Romance✔ANOTHER REPOST GAY STORY ✔ORIGINAL WRITER : @lockyyyy ✔DON'T LIKE DON'T READ! ✔LGBT HATERS GO AWAY!!