DDP 27

10.3K 574 12
                                    

Malam harinya setelah Rayan tengah duduk di balkon menikmati hembusan Bayu malam, tiba-tiba ia dikagetkan dengan deringan hapenya. Ternyata itu panggilan dari Tommy. Kening Rayan langsung berkerut dengan hati diliputi tanda tanya.

"Malam. Ada apa Tom?" sapa Rayan.

"Malam juga, Yan. Nggak kenapa-kenapa. Nggak ganggu kan?"

"Nggak..."

"Bolehkan gue telepon lu?"

"Itu sih hak lu. Eh, btw, lu kenapa ya? Ada yang aneh deh. Udah berubah jadi good boy sekarang?"

Tommy tertawa kecil.

"Kalo emang udah bener, gue dukung banget lho... Seratus persen! Bila perlu gue buat spanduknya deh, hihihi..."

Tommy terbahak.

"Selagi masih ada kesempatan dan Tuhan buka jalan, kenapa kita nggak melakukan perubahan, iya nggak? Seperti kata orang bijak: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, jika hari ini sama seperti hari kemarin kita adalah golongan orang yang rugi, dan jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin kita termasuk golongan yang celaka..."

"Widihh, mantep banget kata-katanya. Bener-bener udah kembali ke jalan yang lurus sepertinya..."

"Itu karena lu juga kok, Yan..."

"Kok gue?"

"Lu udah kasih gue pil pahit. Memang nggak enak buat ditelan, tapi sangat menyehatkan."

"Maafin gue, Tom, kalo gue udah kasih pahit ke lu. Gue nggak bermaksud begitu. Tapi gue harap lu bisa ngerti dengan kondisi gue waktu itu..."

"Lu gak salah apa-apa kok. Justru gue yang harus minta maaf sama gue. Udah nyakitin lu, terus berani-beraninya nampakin diri ke depan lu.""Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Yang penting sekarang kita udah sama-sama belajar." pungkas Rayan.

"Iya, iya. Maafin gue udah ngulik soal itu lagi. Hhhh..oh ya, lu sama Diki sekarang Long Distance ya?"

"Iya, Tom...

"Emang lu kuat?"

"Kalo mau jujur sama hati sendiri, gue nggak kuat. Tapi tetap berusaha untuk menjaga komitmen."

"Pasti kangen sering datang ya?"

"Pasti. Apalagi kita pisah saat hubungan lagi hangat-hangatnya..."

"Hehehe... Gue jadi ingat saat gue dilanda rindu dulu..."

"Sama siapa? Pacar baru lu ya?"

"Bukan. Gue masih betah ngejomblo nih..."

"Hmm... Ngomongi pacar baru, gue jadi ingat sama Fandy. Lu kenapa nggak lanjut sama dia?"

"Nggak. Hati gue nggak 'klik' sama dia."

"Tega banget lu, Tom? Setelah lu jadiin dia yang kedua dan jadi pesakitan di depan gue, terus lu buang dia gitu aja? Dia pasti ngerasa dicampakkan..."

"Hubungan gue sama dia adalah suatu kesalahan. Saat gue masih jadi BF lu, gue juga pengen miliki dia. Tapi setelah lu lepas dari genggaman gue, rasanya semuanya gak berarti lagi..."

"Waaa... gue blushing nih! Hahaha...!"

"Gue serius, Yan. Susah untuk cari pengganti yang sepadan dengan lu. Makanya sekarang gue pilih ngejomblo. Gue gak mau memaksakan memulai hubungan baru daripada ntar malah jadi makan hati dan menyakiti lebih banyak hati..."

"Ya dong. Jangan menjalin hubungan kalo cuma pengen cari pelampiasan doang..."

"Tapi gue udah minta maaf sama Fandy kok. Moga-moga aja dia bisa ngerti..."

Datang dan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang