04

694 6 0
                                    

Ini yang pertama untuk kita, aku sangat mencintai kamu, aku akan menolong kamu agar gak tersesat, pejamkan matamu sayang...!

===============================

"Jangan!" teriaknya saat Anin memberikan kissmark di lehernya.

"Aku akan menambahnya kalau kamu terus palingkan wajahmu.Sayang... tatap aku!, aku ingin kita sama-sama menikmatinya"

"Pleass jangan kamu lakukan lagi!" Ervin memelas.

"Kalau gitu hadapkan wajahmu tampan!".

"Menjauhlah!. Kasih aku ruang gerak!".

"Gak akan.Sedikit saja aku kasih kamu peluang itu artinya aku telah membiarkan kamu bebas dan usahaku untuk milikin kamu secara utuh akan sia-sia" tolak Anin dengan bisikan ditelinga Ervin dilanjut dengan memberi jilatan dan sedikit tiupan nakal di situ.

Ervin menyerah, Anin benar-benar telah menutup ruang geraknya, bukan karena tidak punya kekuatan untuk berontak. Namun sekuat apa pun dia bertahan jika terus menerus dimanjakan oleh sentuhan-sentuhan sensual dari cewek yang sangat dicintainya, Anin yang cantik dan sexy telah berhasil mencairkan salju yang sengaja dibuat membeku olehnya.

Kini tangan Anin telah melingkar di pundaknya duduk menyilang di pangkuan Ervin tangan yang satunya lagi menghimpit bagian samping kepala.

Tatapan penuh gairah terpancar dari mata gadis ini, bibir yang sejak tadi jadi incarannya begitu dekat sedikit terbuka menghembuskan nafas segar ke wajahnya.

"Sayang...!" Ucapnya meminta.

Ervin mengangguk sunggingan di bibirnya melukis sebuah senyum yang membuat gadisnya semakin tidak tahan.

"Ini yang pertama untuk kita, aku sangat mencintai kamu, aku akan menolong kamu agar gak tersesat. Pejamkan matamu sayang...!" Kata Endra, tangannya membelai rambut panjangnya Anin, sorot mata sayunya berubah liar dan bergairah.

"Sungguh?"

"Karena kamu menginginkannya"

Anin menutup matanya menunggu sentuhan lembut di bibirnya nafasnya berhembus tidak beraturan, detak jantungnya berpacu cepat tidak seperti biasanya.

Ervin merapatkan keningnya dengan kening Anin kemudian kepalanya bergerak menyamping melumat bibir yang terasa kering sehingga sentuhan yang dinanti Anin telah membuainya. Hangat, basah, kenyal dan nikmat. Anin membelalak tidak percaya Ervin berani melakukannya lebih dulu membuat dirinya merasa benar-benar dicintai.

"Makasih Ervin Ivandra" Desis Anin ketika Ervin merenggang.

"Aku sangat mencintaimu" sahut Ervin, ibu jarinya menari di permukaan bibir Anin kemudian mencium mesra kening gadisnya.

Anin memegang pergelangan tangan Ervin menuntunya turun ke pinggang, selanjut mereka berdua melanjutkan ciuman yang sempat tertunda oleh basa basi.

"Aww" rintih Ervin,  Anin mencubit pinggangnya. Saat bibir Ervin terbuka saat merintih lidah Anin menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya bergerak lincah di sana.

Keduanya larut dalam ciuman yang memabukan, Anin yang tingkat lividonya semakin naik begitu menguasai permainan, jemarinya semakin nakal menelusupkan tangannya ke dalam kameja Ervin tidak puas sampai di sana tangannya mulai meretelin kancing rompi seragam kerjanya Ervin.

Semua kancing rompi sudah lepas dari lobangnya dan giliran kancing kemeja biru Ervin yang kini ia pretelin sambil tetap memacu cepat gerak ciumanannya sampai Ervin kesulitan bernapas.

Gairah Anin sudah naik ke ubun-ubun mendorong diri menjadi semakin liar lupa akan kodratnya sebagai wanita yang harus menjaga martabanya terlebih di hadapan laki-laki yang mencintainya.

PerangkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang