02. Pertahanan Ervin Ivandra

844 11 0
                                    

Hmmm readersnya masih dikit tapi tak apalah tetep lanjut, btw kalau nemu banyak typo lurusin sendiri aja yah.
====================================

Anin prustasi atas penolakan Ervin,
berlutut di pinggir ranjang sambil menyusupkan wajahnya ke kasur memukul-mukulkan kedua kepalan tangannya untuk melampiaskan kekesalannya.

Sementara Ervin untuk sementara hanya bisa tertegun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dirinya tidak habis pikir kenapa akhir-akhir ini Anindiya menjadi sedikit liar, setiap ada kesempatan selalu menggoda keteguhan imannya.

Ervin mendengar isakan tangis Anin yang ditahan, bingung dirinya harus ngapain? Cowok ini lebih memilih untuk segera mandi dan mempersiapkan diri berangkat ke sekolah, maka dia tinggalkan kekasihnya sendirian meluapkan kekecewaannya lewat tangisannya.

Anin berhenti menangis saat telinganya mendengar suara semburan air dari shower, "sumpah Ivan ini sebenarnya normal gak sih? segala usaha udah gw coba masih aja gagal, jangankan melakukan hubungan intim untuk mendapatkan ciumannya saja susahnya minta ampun" sungutnya sambil menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Pantasinya menembus pintu tersebut membayangkan bagaimana kekarnya body Ervan yang tengah telanjang bulat dibawah guyuran shower.

"Bisa aja gw ngelakuin itu dengan cowok lain Van tapi itu tidak akan pernah terjadi, apa pun alasannya gw akan mendapatkannya cuman dari loe" guman Anin.

Dalam keputus asaanya terlintas lagi diotaknya ide untuk melancarkan godaan berikutnya pada saat Ervin keluar dari kamar mandi nanti.

Anin duduk di tepi ranjang, tungkai kanannya ditumpangkan pada paha kirinya kemudian menarik roknya hingga pahanya yang putih pulus bersemu kuning terlihat setengahnya, tidak cukup sampai disitu Anin melanjutkan aksinya dengan membuka 2 kancing seragamnya memperlihatkan 2 tonjolan payudaranya dibalik bra yang warnanya senada dengan warna kulitnya.

Suara air shower tidak terdengar lagi pertanda Ervin sudah selesai mandi, Anin merentangkan kedua tangannya kebelakang menopang berat badannya yang sengaja dicondongkan kebelakang pula bersiap menyambut pangerannya keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada.

5 menit kemudian...

"Chek lek" pintu yang ditatapnya terbuka, Anin membuang nafasnya karena pemandangan yang nampak bukanlah Ervin yang telanjang dada melainkan Ervin yang berdiri didepan pintu memakai seragam sekolah lengkap dengan atributnya, rambutnya pun sudah disisir rapi.

Mendapati posisi Anin seperti sedang menantangnya Ervin cepat mengalihkan pandanannya ke arah lain kemudian melangkah sambil menunduk mendekati Anin.

Melihat Ervin mendekatinya jantung Anin dag dig dug tidak karuan, ia pejamkan matanya menunggu reaksi dari Ervin, bersiap untuk menerima kejutan yang diinginkannya.

Anin mendesah halus saat tangan Ervin menyentuh tungkai kanannya diturunkan kebawah hingga sejajar dengan tungkai kanannya. Ada yang ganjil digerakan berikutnya Ervin menarik rok yang tersingkap hingga menutupi paha Anin dan selanjutnya Anin merasakan tangan Ervin berpindah kebagian dada mengancingkan kembali 2 kancing yang tadi dibuka dengan sengaja oleh Anin.

Anin membuka matanya, ternyata Ervin melakukan itu sambil memejamkan mata juga. Tangan cowok itu masih berusaha memasang kancing yang terakhir, sepertinya agak susah memerlukan waktu beberapa detik untuk memasukan kancing kelobangnya dengan sempurna.

Ervin lengah tidak menyadari Anin akan memanfaatkan kesempatan ini, sekuat tenaga Anin menarik bahu kekasihnya hingga terjatuh menindih tubunya. Darah disekujur tubuh Anin berdesir panas ketika dada bidang Ervin menghatam 2 tonjolan kembar di dadanya.

"Aaahhh.. " desahnya. Lagi-lagi Anin harus tahan nafas karena Ervin malah merenggang dengan kedua lengan menopang berat badannya agar tidak bersentuhan lagi dengan payudara Anin lalu menggeser posisi tubuhnya ke samping Anin.

PerangkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang