Aku menemukan dirimu pada diri laki-laki lain, aku kurang yakin dengan hatiku sendiri. Saat kamu kecewakan aku, apa aku masih dapat bertahan??? jika ku temukan pula cintamu ada pada dirinya.
=====================================Endra terkejut, mendapati barang dalam genggamanannya sudah pindah tangan, apalagi ia adalah Anindya Fidelia, gadis manja yang tidak pantas mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya.
"Non! nanti pakaiannya basah" Endra mengingatkan.
"Bodo, gue butuh gerak, saraf gue pada kaku End" balasnya sambil mengarahkan pancaran air ke bamper mobil.
"Bagian situ belum dikasih shampo" protes Endra.
Anin memutar handle selang menutup lajunya air lalu memberi isyarat pada Endra agar dia mengambil shampo yang sudah tersedia di ember bersama sponsnya
"gosok End!" perintah Anin dengan tatapan insten pada perawakan Endra.Berdiri mengamati apa yang dilakukan Endra. Timbul keinginan untuk menjaili Endra. Anin memutar kembali handle selang air dan semburannya langsung mengenai tubuh cowok itu.
"Non?" Endra menghentikan activitasnya, kali ini bukan sekedar pakaiannya saja basah. Tetapi rambutnya juga ikut basah kuyup. Sedangkan Anin seakan kesenangan menemukan mainan baru, tawanya pecah menyaksikan Endra yang kegelian karena semprotan air terasa keras menimpa kulitnya. Dia jatuhkan spons di tangannya kemudian merebut selang dari Anin. Aksi saling tarik-tarikan antara keduanya tak terelakan lagi.
Air nyembur ke atas mengguyur tubuh Anin dan Endra dan tampa disadari, mereka tertawa bersama. Tawa yang mampu sesaat melupakan kejenuhan Anin dan menghilangkan kecanggungan Endra pada gadis itu.
Tiba-tiba Anin menghentikan tawanya, ia pejamkan matanya menajamkan pendengaraanya tawa ini, suara tawa ini? Ivandra... ini tawa milik Ivandra. Anin melepas selang, ia tengadah menatap wajah Endra yang masih hanyut dalam tawanya di bawah guyuran air.
"Endra!" panggil Anin dengan suara agak keras. Endra menghentikan tawanya seraya menurunkan sekaligus memutar handle selang. Endra membuang pandangannya ke tempat lain, menyadari keadaan Anin saat ini. Tubuhnya yang dibalut pakaian basah begitu menggiurkan untuk dijamah. Kain itu seakan menyatu dengan kulitnya sehingga tonjolan-tonjolan di tempat tertentu terekspos sangat jelas.
Berbeda dengan Endra, Anin justru tertarik dengan postur tubuh Endra yang sama dengan dirinya terbalut pakaian basah. Keningnya berkerut mengingat tinggi badan Ervin Ivandra. Tinggi badan Ervin dan Endra sama, semakin gue dekat dengan Endra dan jeli ada banyak persamaan di antara keduanya. Anin jangan sampai loe menyukai cowok ini, jangan sampai beberapa kesamaan di diri Ivan yang ada pada diri Endra loe akan mencintai dua-duanya. Anin merutuki dirinya dalam batin.
"Endra, loe?" Suara yang familiar itu mengejutkan Anin juga Endra.
"Kak Li?" Pekik Anin
"Tuan muda?" Endra berucap dengan tekanan nada ketakutan, dia tundukan kepalanya siap menerima omelan dari Liu.
"Loe ajak Anin nyuci mobil, basah-basahan kaya gini, loe bakal tanggung jawab kalau ade gue sakit?" benar saja Liu memarahinya. Endra tengadah, tidak terima disalahkan oleh Liu.
"Bukan keinginan saya tuan, nona sendiri yang menginginkannya, saya sudah melarangnya. Tetapi nonanya maksa Tuan" waw Endra berani membela diri.
"Anin?" Liu berbalik menatap adiknya
"Aduh kak Li lebay deh, cuma main air kok kak, gak akan menyebabkan sakit" celoteh Anin meremehkan perkataan Liu.
"Nin, loe cepet mandi sana!" perintah Liu "Papa dan mama lagi gak ada, gue gak mau kalau loe sampai sakit" lanjutnya penuh penegasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap
RomanceSungguh menyebalkan, kalau saja bukan karena gengsi tentu saja aku sudah memutuskan status pacaran dengan cowok sedingin salju itu. Coba sekali saja dia penuhi hasratku, sekedar ciuman apa sih susahnya? Kadang aku iri pada teman-teman yang sering me...