[Part 4] Seryy ~ Abu-abu

7.4K 685 50
                                    


И вижу большими глазами -

Глазами, быть может, змеи -

Как пению дикому внемлют

Несчастные вещи мои.


And I see with widening eyes-

With the eyes, perhaps, of a serpent-

How my poor belongings

Listen to my wild wong

---

Aidan masih bersungut-sungut. Erlangga meringis kesakitan karena pukulan dan tendangan maut Aidan. Bagaimanapun Beruang Siberia itu salah satu yang paling tangguh di Unnamed Shadow, sangat sulit menghindari serangannya, terutama saat Aidan dalam keadaan marah.

"Itu kan salahmu sendiri, bear! Kau yang mengejutkanku dengan tiba-tiba bangun dari pembaringan. Masih beruntung silet tajam ini tidak menyobek kulitmu, aku sangat berhati-hati supaya wajah sang pangeran tidak terluka!"

"Kau yang bodoh..." Aidan menonyor pelipis Erlangga. "...kenapa kau menyebut nama gadis konyol itu?"

"Sudahlah, kalau kita terus berdebat tentang siapa yang salah, maka aku tidak bisa selesai mendandanimu tepat waktu. Diamlah! Aku sulit memasangkan jaritmu kalau kau bergerak terus seperti ini!"

Erlangga mengikat erat pinggang Aidan dengan stagen. Balas dendam.

"Apakah harus dipakai seperti ini?"

Aidan merasakan ikatan ketat di pinggangnya dan dia memang baru kali ini memakai baju tradisional bangsawan jawa sehingga ketidaknyamanan itu membuatnya semakin berang.

"Ya, memang harus dipakai seperti ini, kau tidak melihat kakekmu dalam kesehariannya? Bukankah beliau juga memakainya seperti ini? Rapatkan kakimu bear! Supaya aku bisa menyusun jaritmu dengan sempurna dan biarkan aku bekerja, tinggal limabelas menit lagi..."

Aidan mengerang kesal. "Aku pasti terlihat konyol seperti badut sekarang! Lihat saja, kalau ada yang berani menertawaiku di markas nanti, kalian semua akan habis!"

"Tidak ada orang yang seperti badut saat dirias oleh Erlangga Sanjaya! Kau jauh lebih tampan sekarang, tidak ada lagi lelaki hutan yang udik dan primitif, wajahmu benar-benar menjelma menjadi pangeran!"

Erlangga membalik tubuh Aidan menghadap ke cermin sambil memakaikan surjan Aidan. Daripada menatap wajahnya di cermin, Aidan memilih menatap Erlangga terlebih dahulu.

"Perasaanku tidak enak..."

Mereka bertatapan dan Erlangga menyingkir sehingga tak ada halangan lagi bagi Aidan melihat keseluruhan profilnya di 'kaca benggala' yaitu cermin besar kuno yang memang dibuat supaya pemiliknya 'mengenali seluruh jati dirinya' dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Tatapan Aidan terpaku pada wajah yang begitu menawan di hadapannya. Tidak ada lagi kumis, cambang dan jenggot yang menutupinya, Erlangga telah menghilangkan setiap jengkal kemaskulinan ala Rusia yang selama ini dipertahankan Aidan, tak tersisa sedikitpun! Ya, mungkin wajah para pangeran di dongeng-dongeng terlihat seperti itu, mulus dan indah, tak tercela. Aidan hanya mampu mengenali alis tebalnya saja yang merupakan bagian wajahnya yang terdahulu.

"Sialan Erlangga, apa yang kau lakukan?! Kau mau mati, hah?!!"

Aidan dengan cepat melayangkan tendangan ke arah Erlangga, tetapi ketatnya jarit malah membuatnya nyaris terjungkal andai tidak cepat-cepat berpegangan pada kursi jati di sampingnya. Melihat gelagat buruk itu Erlangga segera berkelit dan membukakan pintu agar para abdi dalem masuk.

US - The Lost CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang