[Part 1] Svet luny ~ Cahaya Purnama

9.3K 705 45
                                    

Как изваянная, висит во сне

С плодами ветвь в саду моем - так низко...

Деревья спят - и грезят? - при луне;

И таинство их жизни - близко, близко...

As if chiseled, a fruit-laden branch

Hangs in my garden, asleep - so low...

The trees sleep - and dream? - in moonlight;

And the mystery of their life is near, near...

---

Lelaki itu memandang tembok tinggi di hadapannya. Tembok berusia ratusan tahun yang mengurung sebuah istana. Dari pengamatannya, di dalam tembok terdapat sistem pertahanan yang begitu kokoh. perancang Arsitekturnya pasti bukanlah orang sembarangan, sambil mengamati, lelaki itu mencari sebuah celah, sesuatu yang baginya penting untuk dipelajari, karena dia harus bisa masuk – dan keluar dari tempat itu, sesuai keinginannya. Dia tak ingin, sebuah tembok menghalangi kebebasannya, karena itulah inti kehidupannya, meraih kebebasan!

Lelaki itu merasa ponsel di sakunya bergetar.

"Da, papasha...chto sluchilos?"

"Ty gde?"

"Di halaman depan, apa papasha sudah selesai? Bolehkah aku pulang? Hari ini sangat melelahkan..."

"Aid, seharusnya kamu mendengarkan pembicaraan kami tadi, sekarang temuilah kakekmu." perintah Zlatco

"No, papasha..." Aidan mengerang tak setuju.

"Jangan membantah, Aid....nu zhe....dengarkan dulu baru kau bisa memutuskan apakah kau akan menyetujuinya atau tidak.."

"Baiklah..."

"Potoropis'...kami menunggumu..."

"Bagaimana?" Widi memandang suaminya. Zlatco menghela nafas.

"Eto khorosho, dorogaya.... kurasa sekarang waktunya membuat dia lebih dewasa, tidak hanya bermain-main dan menggeluti hobbynya saja, dia sudah duapuluh lima tahun dan harus mulai fokus pada hidupnya, mungkin ini waktunya dia belajar memiliki rasa tanggung jawab.." ditepuknya lengan istrinya. Widi terpaku pada mata hijau zamrud suaminya.

"Apa dia tidak akan marah?"

"Entahlah...dia terbiasa terbng bebas seperti elang, hidup liar diluar sana, aku sendiri tidak bisa memahami jadwalnya walaupun dia melaksanakan semua kewajibannya dengan baik, pasti dia tidak akan nyaman dengan sangkar yang akan mengurungnya seperti ini, tapi....ini pilihan terbaik untuk banyak pihak..." Zlatco memandang lukisan kakek buyut Aidan di dinding, pria gagah yang memakai seragam militer.

Widi melihat ke arah yang dipandang Zlatco.

"Bukankah kakekmu juga memiliki kepangkatan militer yang hebat, jasanya begitu besar ketika berjuang demi negaranya? Walaupun hanya separuh darah negara ini yang mengalir di nadi Aidan, tapi aku yakin dia merasakannya.." gumam Zlatco.

Tak berapa lama terlihat seseorang memasuki ruangan, Zlatco menunduk hormat kepada lelaki yang juga merupakan ayahanda dari istrinya.

"Dimana Aidan?" tanya Sultan.

"Maaf, Sinuhun Majesty, saya rasa Aidan sedang berjalan-jalan sebentar di luar, ini semua tidak mudah untuk dia.." Zlatco memandang ayah mertuanya, menimbang untuk mengatakan sesuatu.

"Apakah....Aidan tidak terlalu muda untuk menjalaninya?"

Sultan menghela napas, "Aku naik takhta saat berumur 28 tahun, kita masih punya waktu untuk mempersiapkannya..."

US - The Lost CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang