[Part 13] Glupyy pobeg ~ Pelarian bodoh

11.5K 809 135
                                    

"Не правда ль, больше никогда

Мы не расстанемся? довольно..."

И скрипка отвечала да,

Но сердцу скрипки было больно.

"Is it not true, that we will never more

Be parted. It's enough..."

Yes, replied the violin,

But pain was throbbing in her heart.

---

Gedhong Jene. Kantor pribadi Sultan.

Aidan menatap area ruangan tempatnya bersimpuh dan menghembuskan nafas lega, dia tidak dibawa ke Ponconiti, jadi dia bukan tahanan atau tersangka.

"Sebaiknya Pangeran Anom dibawa ke Ksatriyan terlebih dahulu, untuk lukir busana, tidak baik memakai pakaian basah terlebih udara malam cukup dingin, Sinuhun..." Ratu Hemas memandang cucunya yang basah kuyup dengan prihatin.

Sultan hanya menatap Aidan dengan wajah datar. Daya tahan tubuh personel US diatas rata-rata. Sewaktu perang dengan kartel narkoba di Afrika, Aidan pernah bertahan delapan jam di sayatan perut bangkai Gajah.

"Pangeran Anom..." Sultan menghela napas sejenak dan menatap mata cucunya sebelum meneruskan. "... sebagaimana kau ketahui, pihak Kraton telah melamar Raden Ayu Saraswati Nurmalita Ardiningrum dengan penuh kehormatan. Kita memboyongnya dari kediaman Purubaya untuk tinggal di Kraton sebagai proses adaptasi sehingga kehormatan Ningrum adalah tanggungjawab Sultan secara penuh. Jadi bagaimana mungkin kau dengan mudahnya menghancurkan kepercayaan Keluarga Purubaya yang terhormat dengan melakukan pelanggaran seperti Jaka Tarub? Apakah menunggu dua bulan tidaklah cukup sehingga kau melanggar segala norma dan aturan yang ada? Bagaimana ngger?" Sultan memandang cucunya dengan prihatin.

"Mne zhal... maafkan saya, Sinuhun Majesty tetapi saya tidak bermaksud..." Aidan meringis, pembelaannya terdengar tidak meyakinkan. "...saya tidak bermaksud bersikap tidak sopan. Saya jatuh ke pemandian bukan karena kesengajaan dan saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan."

Tak berapa lama Ningrum dan gurunya datang.

"Monggo Raden Ayu Laksminingrat....dan Gusti Putri Ardiningrum..." Hadi Susilo mempersilahkan penasehat spiritual Ningrum masuk, diikuti anak didiknya.

Lasmi memandang Aidan sekedarnya dan mempersilahkan Ningrum duduk.

Gadis itu sekilas memandang calon suaminya dengan prihatin. Calon putra mahkota bersimpuh seperti tersangka. Mereka bertatapan dan Aidan mengernyit, kenapa Ningrum malah terlihat kasihan padanya, bukannya marah?

"Jika tuduhan terhadap Pangeran tidak benar, bisakah Pangeran menjelaskan kondisi Pangeran Anom saat ini? Dengan tubuh basah dan banyak saksi mata yang memergoki Pangeran, bukan?"

Laksmi beralih menatap Abdi Dalem Utama yang mendampingi Aidan.

"Dan juga, bagaimana pembelaanmu, Hadi? Kenapa Pangeran Anom bisa berjalan-jalan di luar seperti itu, apakah Bregada Wirabraja tidak cukup untuk menjaga pangeran?"

Hadi Susilo terdiam tidak mampu berkata-kata.

Melihat semuanya tetap terdiam, akhirya Sultan kembali bertanya.

"Bagaimana caramu keluar kamar, ngger?"

Karena Aidan tak juga menjawab, terpaksa Hadi yang menuturkan kejadiannya.

"Pangeran memanjat soko guru, Sinuhun.....menjebol genting dengan cermat, dan melewati atap...." jawab Hadi Susilo.

Mendengar penuturan Hadi, Sultan berdecak pelan dan bergerak turun dari kursi kerjanya, menghampiri Aidan dan dengan perlahan bertanya dengan penuh kekecewaan.

US - The Lost CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang