Part 1

1.1K 41 2
                                    

Ane berjalan gontai menuju tempat kosnya. Kafe tempatnya bekerja ramai pengunjung, jadi ia begitu lelah karena harus bekerja lebih keras. Maklum saja ini adalah akhir pekan. Saat dimana para pasangan menghabiskan waktu mereka bersama. Atau para keluarga yang menikmati quality time mereka dengan makan bersama. Ahh.. sesuatu yang dulu sering Ane lakukan bersama adik, Papa dan mamanya dulu. Yang mana kini tidak mungkin bisa dilakukannya lagi. Mamanya telah pergi dan tak mungkin kembali. Ia telah menghadap Tuhan, meninggalkan Ane bersama Papanya dan Clary setahun lalu.

Dan sepertinya bukan sampai situ saja Tuhan menguji Ane. Enam bulan yang lalu, Papanya yang bekerja sebagai salah satu dewan perpajakan dijemput paksa dari rumah mereka oleh kepolisian serta komisi pemberantasan korupsi yang langsung mengegledah rumah mereka saat itu juga. Semuanya berjalan begitu cepat, anggota KPK menemukan uang sebesar lima puluh ribu dolar di dalam tembok kamar Papa Ane, juga puluhan juta uang tunai dalam berbagai pecahan rupiah dalam brankas milik Mr. Parker, Ayah Ane. Garis polisi serta stiker-stiker berlabel ‘disita’ menempel hampir diseluruh perabot rumah.

Ane waktu itu hanya bisa memeluk Bu Dewi, asisten rumah tangga di rumahnya, dan menggendong Clarisa adiknya sambil menahan isakan. Sementara Clarisa kecil menyembunyikan wajahnya di lekukan Ane, Ane tau saat itu adiknya menangis dalam diam karena ia bisa merasakan air mata Clarisa yang membasahi kerah baju serta lehernya. Mr. Parker berpesan pada putrinya untuk tak mempercayai siapapun. Ia juga memberi Ane kartu nama seorang pengacara yang ia tunjuk untuk membelanya.

Mengingat kejadian itu hanya akan menambah beban batin sendiri bagi Ane. Mamanya yang meninggalkannya, papa yang berada di balik jeruji dan adiknya, si mungil Clary yang terbaring di ranjang ruang ICU. Clary mengalami kecelakaan setengah bulan lalu saat hendak menyusul Ane ke caffe tempat kerja Ane. Dan kini ia masih tidur panjang dalam komanya. Hanya satu yang bisa terus membuatnya semangat. Ane percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melampaui batasan manusia dan akan ada sesuatu yang menunggu setelah badai cobaan itu berlalu. Yang harus ia lakukan adalah terus berjuang dan bersabar.

Ada satu sosok yang masih terus berada di sampingnya di saat semua orang bahkan seluruh keluarga menjauhinya, mencemohnya. Adrian. Pria yang paling dipercayai Ane dari sejak kecil selain papanya. Ane memang tidak mempunyai teman laki-laki satupun. Ia trauma terhadap laki-laki karna dulu ia pernah mengalami percobaan perkosaan. Kejadian tersebut membuat Ane mengalami trauma mendalam saat berdekatan dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki. Hanya ada dua laki-laki yang tidak membuatnya takut dan sangat ia percayai, papanya dan Adrian, prianya.

Adrian adalah seorang dokter umum di sebuah rumah sakit swasta. Entah bagaimana, pria itu berhasil mengambil hati Ane tanpa membuatnya ketakutan. Ane pertama kali bertemu dengan Adrian saat menunggui mamanya yang sedang sakit. Adrian selalu meluangkan waktu lebih untuk Ane dan memberinya semangat. Sejak saat itulah Ane dekat dengannya. Dan ketika mamanya meninggal, Adrian adalah satu-satunya orang yang berhasil menarik Ane dari kesediihan serta keterpurukannya, dengan cinta pria itu. Dunia Ane kembali, dan bertambah semarak karena sosok Adrian.

Membayangkan Adrian menimbulkan senyum kecil dibalik tetesan air mata Ane. Matanya terpejam seiring doa-doa yang ia panjatkan untuk orang-orang terkasihnya. Mama, Papa, Clary dan Adrian..
.
.
.
.
Mungkin bagi sebagian orang, minggu pagi adalah hal paling menyenangkan karena mereka tidak harus bangun pagi dan bertempur dengan kemacetan saat perjalanankerja. Mereka masih bisa bermalas-malasan di atas ranjang dengan kasur empuk dan selimut hangat. Tapi hal itu tentu tidak berlaku bagi Ane. Tidak ada yang namanya libur dalam kamus Ane sekarang ini. Minggu tidak ada bedanya dengan hari senin, selasa atau yang lainnya. Ia harus bekerja. Tidak ada waktu untuk bermalas-malasan.

Ane sedang membersihkan meja ketika ia mendengar suara dari berita di televisi.

Sidang Tipikor dengan tersangka Adi Pati Parker telah digelar jum’at lalu. Adi Pati adalah salah satu staff perpajakan negara yang diduga menerima suap dari beberapa perusahaan asing untuk menghindari pajak usaha mereka. Disinyalir, dana yang diterima Mr. Parker..

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang