06

2.5K 371 108
                                    

Aug4th

3 Hari berlalu. Sikap semua orang berubah. Termasuk sikap Zayn dan kawan-kawan.

Sikap Zayn sebenarnya tidak banyak berubah, hanya saja, irit bicara nya itu kambuh lagi. Sebenarnya Barbara sudah senang karena Zayn mulai merespons nya, namun, kesenangan itu hanya sesaat. Seterusnya, ia tak tahu lagi sikap apa yang akan Zayn tunjukkan.

Barbara pikir, mungkin Zayn risih dengan sikapnya, atau mungkin, karena faktor lain?

Sikap Niall, biasanya ia sering tersenyum pada Barbara, ia sering menghiburnya, bahkan sekedar bilang cantik pun, Niall harus berkali-kali mengucapkannya. Tetapi, kebiasaan itu sudah tak ia tunjukkan lagi, entah.

Sikap Louis, Harry, dan Liam seakan-akan mampu membuat Barbara malu setiap hari. Mereka sering kali meledek tentang Zayn. Ya, dasar anak-anak jahil.

~

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Para siswa langsung bergegas keluar kelas setelah guru mereka keluar. Barbara masih membereskan buku nya dengan santai, karena hari ini adalah jadwal nya piket.

"Barb, gue pulang duluan ya." Pamit Kendall kepada Barbara, Barbara mengangguk pertanda iya. Kendall pun keluar bersamaan dengan Zayn.

"Hmm, tumben ga nungguin.." gumam Barbara.

Hening beberapa saat.

"Tapi.. kok kendall tadi jalannya sama zayn sih?" Tanya barbara heran kepada dirinya sendiri.

"Ah kebetulan kali," gumam barbara mencoba untuk perfikiran positif kepada sahabatnya itu. Lalu ia melanjutkan kegiatannya, mengambil gagang sapu dan mulai menyapu kelasnya. Barbara piket ditemani oleh louis , briana dan niall. Karena mereka juga piket di hari yang sama dengan barbara.

"Lou, biar aku aja yang hapus papan tulisnya, pasti kamu capek kan sampe keringetan gitu.." briana merebut penghapus papan tulis yang di pegang louis. Louis hanya bergidik ngeri dan menjauhinya.

"Lou, lepas kemocengnya, biar aku yang bersihin peralatan di kelas ini.." briana melepas penghapus nya dan merebut kemoceng yang di pegang louis. Membuat barbara menahan tawa nya yang hampir meledak. Briana memang selalu mengejar louis, tapi louis selalu menghindar karena dia sudah mempunyai Harry=))

"Heh cabe.. papan tulisnya belum bersih juga tuh.." cerocos niall sambil mengelap kaca kelas.

"Bawel lu pirang, suka suka gue lah." Jawab briana dengan ketus nya.

"Biar gue aja yel, wkwk.." ucap barbara yang sudah selesai menyapu. Ia berjalan menuju papan tulis diikuti oleh niall.

"Gausah gausah, gue aja udeh.." kata niall sebelum barbara mengambil penghapusnya. Barbara terkekeh sebelum mengatakan "thanks"

"Pulang bareng gue yuk?" Ajak niall seraya menghapus papan tulis. Barbara menautkan alisnya lalu berkata "boleh"

"Louis, gausah ngelanjutin ngelap kaca nya, itu kan kerjaannya niall. Nanti kamu kecapean." Cerocos briana yang membuat louis makin frustasi. Briana mengelap keringat yang berada di pelepis louis

"Bri , adoh.. gue juga mau piket.. nanti gue ditegor petugas kebersihan sekolah lagi karna gue ga piket. Semuanya lu yg ngerjain, aduh bri.." louis mengacak rambutnya frustasi. Briana menekuk wajahnya sedih. Barbara dan niall terkekeh melihat tingkah mereka.

Sementara di sisi lain, zayn menyetir mobilnya dengan santai, sesekali melirik ke sebelahnya. Gadis yang sangat ia sayangi sedang menatap keluar jendela. Zayn tersenyum simpul melihatnya lalu fokus kembali ke arah jalan.

"Ada masalah?" Tanya Zayn santai.

"Ya, masalahnya barbara suka sama kamu. Dan aku gasuka itu." Katanya ketus. Zayn terkekeh.

"Yakin barbara suka sama aku? Kamu tau dari mana coba?" Tanya zayn masih dengan gayanya yang santai.

"Dia cerita sama aku, dia kan temen aku. Gimana sih.."

Zayn terdiam setelah mendengar kalimat terakhir dari gadis itu.

##

Barbara ➿ Z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang