20

2K 241 65
                                    

Barbara dan Zayn berjalan menyusuri jalan setapak menuju taman, mereka sama sekali belum mengeluarkan suara, bahkan sepatah kata pun. Mereka masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Berjalan sambil tersenyum dan saling melirik membiat hati mereka sedikit melonjak senang.

"Ra.." panggil Zayn

"Hmm?" Barbara menengok seraya tersenyum,

"Cie seneng ya gue ajak jalan?" Ucap Zayn menggoda, tangannya mencubit pangkal hidung Barbara lalu terkekeh.

"Apasih, ga, gue masih kesel lo dateng ke rumah gue tanpa di undang," Barbara memalingkan wajahnya, tetapi senyuman itu tetap ada.

"Yaudah maafin, ya?" Suara Zayn dipelankan dan terkesan manja.

"Ga"

"Plisss.."

"Beliin gue gulali dulu, baru gue maafin," Barbara menengok ke arah Zayn, meminta persetujuan. Zayn tersenyum, lalu mengangguk setuju.

"Apa aja yang lo mau, Ara.. Yok," Zayn merangkul pundak Barbara dengan penuh semangat. Mencari tukang gulali yang berada di sekitar taman.

Barbara tak berkutik, jantungnya berdebar lebih cepat daripada sebelumnya. Seperti ini rasanya jika di buat melayang oleh seseorang yang disuka? Begini rasanya dirangkul oleh seseorang yang di sayang?

Gue harap wakti berhenti sekarang juga.

"Pa, Gulali nya satu, dibungkus karet nya dua" lamunan Barbara buyar akibat kalimat yang dilontarkan Zayn. Penjual gulali itu hanya bisa geleng kepala. Sementara Barbara sekaramg sudah terkekeh geli dibuatnya.

"Lo kira ketoprak atau gado-gado? Segala pake karet dua, pea!" Lengan Barbara menoyor kepala Zayn pelan.

"Cie ketawa karena gue.. gue spesial ya?" Goda Zayn lagi dan lagi.

"Nih mas gulali nya,"

"Cuek amat si pa, kalau jualan tuh yang ikhlas, pake senyum biar ganteng." Zayn mengambil gulali itu dan menyodorkan beberapa lembar uang pada sang tukang gulali.

"Udah sana pergi," usir sang tukang gulali.

"Maaf ya, pak, permisi" Barbara memegamg tangan Zayn, "Ayo Zayn," Ia sekarang menarik tangannya berjalan menghindari si tukang gulali.

"Apaan sih, Zayn. Gaboleh gitu sama orang tua," Komentar Barbara, ia masih berjalan sambil menggenggam lengan Zayn.

"Kalau sikap si bapak emang gitu, yaudah biarin aja. Mungkin si bapak lagi pusing mikirin keluarga,"

"Trus mungkin dia lagi pusing dagangannya ga laku-laku."

"Entahlah, dia kesel kali sama kamu soalnya becandaannya receh,"

"Apa?" Barbara baru menyadari bahwa sedari tadi Zayn sedang menatapnya dengan senyuman. Barbara sendiri tak tahu apa alasannya.

"Kok bawel sih?"

"Ya abisnya kamu daritadi ga nyaut," bibirnya ia kerucutkan

"Gue gak salah denger nih?" Cowok itu terkekeh geli mendengar kalimat Barbara yang menggunakan aksen imut plus mengganti kata gur menjadi aku.

"Apa sih?"

"Gak apa-apa," tetapi kekehannya masih terdengar. Zayn berjalan meninggalkan Barbara di belakang yang masih penasaran. Gulali itu ia buka lalu ia makan sendirian.

"ZAYN! GULALI PUNYA ARA TUH!"

Senang sekarang, susah kemudian, -Kendall

#

Barbara ➿ Z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang