Epilogue 2

2.7K 229 44
                                    

"Ra, udah selesai masak pasta nya?" Cowok itu datang dari pintu dapur. Barbara menengok, lalu tersenyum sambil mengangguk. Tangannya sedang mengadung pasta beserta bumbu nya secara lihai. Satu piring pasta untuk suami tercinta.

"Udah nih, satu piring pasta extra saus untuk suami tercinta," Babara menarik lengan suaminya dengan lemah lembut, menyuruhnya duduk untuk segera melahap makan siang nya hari ini.

"Ummm.. Ini enak banget!" Puji nya, "Khusus untuk Zayn pasti istriku ini memberikan yang spesial!" Lanjutnya, Barbara terkekeh, jari nya ia mainkan di sela sela rambut basah Zayn.

Ia tersenyum. Sudah tiga bulan mereka menikah. Semenjak kejadian cafe itu, Zayn selalu mengganggu nya via SMS, Cameron yang memberikan nomor ponsel nya pada Zayn, walaupun Cameron sangat mencintai Barbara, tetapi ia tak mau orang yang dicintai nya tak bahagia, begitu katanya.

Zayn selalu mengajaknya bertemu. Zayn selalu meminta maaf. Zayn selalu mengirimnya kata-kata romantis yang bisa membuat hatinya luluh, dan bisa kembali jatuh dalam pelukan Zayn.

Barbara sangat mencintai laki-laki di depannya ini.

Sangat.

Tadinya Barbara tak paham mengapa Zayn bisa ada di London, tapi akhirnya ia mengerti, Zayn mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah disini bersama Louis. Zayn saat itu sedang ingin meminum kopi, dan di cafe itu lah semuanya berawal.

"Oh iya, Ra. Katanya Cameron mau mampir buat ngasih skripsi kamu yang ketinggalan di kampus.. jam dua sampe sini dia," Ujar Zayn sambil melahap pasta nya dengan giat. Barbara mengangguk mengerti.

"Iya, Zayn. Ayang beb mu ini ngerti kok.." goda Barbara sambil terkekeh, suapan Zayn terhenti, wajahnya menatap wajah konyol istri nya itu.

"Kayaknya kamu sama Louis kembar beda ibu bapak deh, sifat nya sama banget!" Kata Zayn dengan antusias nya. Ya, yang masih ingat dengan Louis pasti bisa mengenali sifatnya seperti apa.

"Berisik ah, aku disamain sama louis mulu, bete." Barbara mengerucutkan bibirnya sebal, ia melepaskan tangannya dari rambut Zayn.

"Kok dilepas? Enak ih, cariin kutu nya lagi.." goda Zayn

"Heh! Aku tadi ga nyari kutu! Dan lagipula aku bukan monyet.."

"Masa sih?"

"AU AH!" Barbara menghentak kaki, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Zayn tersenyum simpul, ia bangkit lalu mengikuto gerak gerik Barbara yang sedang sebal itu.

Barbara kini berdiri di jendela ruang tamu, Zayn mendekat, lalu memeluk pinggang istrinya penuh sayang. Dagu nya ia letakkan di bahu sang istri.

"Ngambek mulu, kan aku cuma becanda," bisik Zayn tepat ditelinga Barbara.

"Udah dong jangan ngambek, kan cameron mau datang kesini buat kamu," goda Zayn lagi dan lagi.

"Berisik lu anak mbe,"

"Berarti kamu nikah sama mbe dong.. ciee.."

"ZAYN!" Babara memutar tubuhnya, kini mereka berhadapan.

"Awas!"

"Ga.." Zayn menghalangi jalan Barbara yang ingin pergi lagi.

"IH! Awa--"

Sebelum Zayn mendengar lebih teriakan Barbara, ia sudah menutup mulut itu. Rapat, tak ada suara,yang ada Barbafa membalas.

Tanganya ia lingkarkan di leher Zayn, sementara lengan Zayn melingkar di pinggul Barbara.

"PERMIS---Si," Cameron masuk dari pintu utama, pandangan pertama yang ia lihat adalah pemandangan orang dewasa.

"Uhh, Mantan gue tuh Zen!" Teriak Cameron.

Aktivitas mereka berdua terhenti, lalu terkekeh sebentar sebelum Zayn berkata, "Istri sah gue nih, Cam.."

Dan mereka bertigapun tertawa.

Barbara ➿ Z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang