27

1.8K 283 80
                                    


Sept1st

10:00 AM

"Barb, tunggu.." Niall mengejar barbara yang baru saja berjalan meninggalkan mejanya. Langkah barbara terhenti, lalu ia membalikkan badannya.

"Ada apa, Ni?" Barbara tersenyum.

"Umm, soal.. um.." Ucapan niall terbata-bata. Membuat barbara menjadi bingung sendiri.

"Soal apa?"

"Umm, gajadi. Ke Kantin bareng yuk?" Barbara menautkan alisnya, lalu tersenyum seraya mengangguk.

Sebenarnya niall ingin bicara soal kemarin, soal dimana barbara membalas line nya dengan kalimat manis. Niall ingin tau apa tanggapan barbara, apakah itu hanya bercanda atau serius?. Tapi Niall malu untuk menanyakannya.

Merekapun berjalan ke arah kantin.

"Duduk sama mereka yok, ni!" Barbara menarik tangan niall tanpa persetujuan niall terlebih dahulu. Barbara berjalan gontai ke arah Louis, Liam dan Harry. Lalu duduk diantara mereka.

"Hai guys! Belom pesen kan? Sekalian gue mau pesen jus jambu. Sip." Barbara tercengir, membuat Harry, Louis dan Liam terbengong melihatnya. Bingung melihat perubahan Barbara.

"Niall mau pesen apa? Biar sekalian dipesenin sama daddy, ya kan dadd?" Barbara meminta persetujuan kepada liam, liam pun mengangguk bingung.

"Kentang goreng aja." Kata Niall. Liam mengangguk lagi lalu beranjak untuk memesan pesanan teman-temannya.

"Lo ga kesambet pa paan kan , barb?" Tanya Louis heran, memperhatikan dengan detail wajah barbara, lalu menaruh punggung tangannya di dahi barbara.

"Apaan sih lou, gue gapapa." Barbara menepis tangan louis lalu memasang wajah datarnya.

"Soal zayn?" Harry angkat bicara.

"Lupain, jangan di bahas lagi." Barbara tersenyum kecut. Niall yang memperhatikan barbara sedari tadi sungguh tidak tega. Niall tau bagaimana keadaan hati barbara saat ini. Karena niall juga pernah merasakannya.

"Jidat lo kenapa?" Tanya Harry lagi. Barbara menggeleng lalu tercengir.

"Gapapa, cuma kejedot tembok kemaren pas lagi main petak umpet sama daddy." Harry, Louis dan Niall terdiam sesaat.

"Bohong.." tukas Niall.

"Apaan sih yang bohong? Serius.."

"Jidat lo pas sebelum ke kamar mandi kemaren itu baik-baik aja. Tapi pas lo balik dari kamar mandi agak sedikit memar gitu." Liam datang dengan nampan di tangannya. Lalu duduk di sebelah Harry.

"Sok tau lo dadd.." Tukas Barbara sebal. Liam memicingkan matanya, menatap mata Barbara dengan intens.

"Lo diapain sama kendall?" Tanya Liam. Barbara menggeleng lalu menyeruput jus jambunya.

"Kenapa nyambungnya ke dia? Gue gadiapa-apain sama siapapun, Liam." Barbara menaruh jus jambunya dengan sekali hentakan.

"Lo pinter, Li. Gue ngerti sekarang. Kendall kan yang jemput lo ke toilet kemaren? Pasti lo diapa-apain sama dia disana. Jujur, barb.." Niall ikut mengintrogasi barbara. Barbara bungkam, tak tau harus berbicara apa.

Barbara tak mau membuat masalah, apalagi jika berhubungan dengan kendall, sahabatnya sendiri.

"Barb, lo mending jadi orang jangan terlalu baik. Kendall udah jahat sama lo. Gue yakin pas insiden kursi lo kena lem, dia dalang dibalik insiden itu." Kata Liam. Barbara hanya bisa terdiam.

Sementara Harry sedari tadi menutup kupingnya, tidak mau mendengar para sahabatnya ini menjelek-jelekkan wanita idamannya.

"Dia ngelakuin ini semua karna cemburu, Li. Dan itu wajar." Barbara memasang tampang yakinnya. Louis terkekeh.

"Trus kemaren kenapa lo ga ngelakuin hal yang sama ke dia? Lo bukannya cemburu ngeliat zayn sama kendall balikan? Hum?" Goda louis melanjutkan kekehannya.

"Masih terbilang wajar? Hum?" Liam ikut terkekeh. Sementara niall tersenyum melihat wajah barbara yang terlihat kebingungan.

"Pulang sekolah pada on di group ya? Kita selesaiin semuanya disana." Kata liam.

"Kenapa ga langsung aja, bodoh?" Louis menoyor kepala liam.

"Nanti bikin keributan, tolol. Mending ribut bacot daripada fisik, loeh.."

"Serah kau, dadd.."

"Please don't call me dadd-.-"

Semuanya terkekeh kecuali Harry.

"Jangan ngomongin kendall ya! Jangan ketawain dia juga! Gabaik!" Sentak Harry yang masih menutup kedua telinganya. Semuanya saling berpandangan dan mengabaikan perkataan Harry.

##

Barbara ➿ Z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang