D~Therre

195 16 0
                                    

"Tau nih si Afianti. Tau gini mending gue ketaman belakang aja." Bella pergi dari hadapan Afianti dan Willi.

"Si Bella emang rada-rada orangnya. Ada cowo ganteng malah pergi." ujar Afianti memulai pembicaraanya dengan Willi. Sedari tadi Willi hanya memperhatikan wajah Afianti yang tengah memandang wajah Brian. Afianti yang baru menyadari jika Willi sedang memperhatikanya merasa risih.

"Apa sih Will. Liatinya jangan kaya gitu juga kali. Kok lo gak sama temen-temen yang lain?" tanya Afianti.

"Gak papa. Emang gue gak boleh nemenin lo?"

"Boleh sih. Ya tumben aja, gak biasanya kaya gitu." Afiantu menggaruk tengkuknya yang dijamin tidak gatal.

Willi hanya tersenyum atas tanggapan dari Afianti. Sedari dulu
Willi ingin berdua ke kantin bersama Afianti. Ya, walaupun Willi tau Afianti kekantin hanya untuk melihat Brian.

Bella akhirnya hisa bernafas lega, saat dia bisa keluar dari kantin dan segera menuju tempat favoritnya dihalaman belakang sekolah. Walaupun Bella merasa berat hati jika harus meninggalkan kantin karna ada Willi. Dan yang pasti Willi akan merasa bosan karna Afianti akan lebih fokus kepada Brian and the genk. Sebenarnya Bella ingin mengajak Willi untuk gabung denganya. Tapi niatnya diurungkan karna Bella tau Willi akan menolak ajakanya ketempat yang menurutnya sangat tidak menyenangkan.

Baru saja Bella membaca 3 lembar novel yang dibacanya. Seseorang datang menghampirinya dan ikut duduk disamping Bella

"Ngapain lo ada ditempat kaya gini?" tanya orang itu. Bella segera menoleh untuk mengetahui siapa yang telah mengangganggu ketenanganya.

"Bukan urusan lo! Lagian ngapain orang kaya lo ada ditempar gini?"Bella masih membaca novelnya tapi telinganya tetap stand by untuk mendengarkan apa yang Brian ucapkan.

"Emang gue orang kaya gimana sih dimata lo? Kaya nya disini cuma elo deh satu-satu nya cewe yang gak tertarik sedikitpun sama gue." jawab Brian yang masih menatap lurus melihat benih-benih bunga Dandelion yang berterbangan.

"Lo, orang tersongong yang pernah gue kenal!" ujar Bella santai. Tak lama bel berbunyi Bella beranjak dari tempat duduknya untuk memasuki kelas.

"Lo mau kemana?" tanya Brian meraih tangan Bella untuk menahanya pergi.

"Lo budek atau tuli? Ini udah bel, gue mau kekelas." Bella melepas paksa tangan yang didenggam oleh Brian.

"Gue budek atau tuli itu karna gue ada dideket lo" Brian mencoba merayu Bella.

"BASI!" Bella pergi meninggalkan Brian yang masih berdiri melihat Bella yang meninggalkanya.

"Bella lo dari mana aja sih?" Afianti menghampiri Bella yang baru saja datang. Untung saja belum ada guru yang mengisi kelas, jadi Bella bisa bernafas lega.

"Biasa halaman belakang." jawab Bella. Namun, wajahnya menunjukan kekesalan.

"Muka lo kenapa?" belum sempat Bella menjawab guru sudah datang.

*

Hari ini Bella tidak lupa jika sepulang sekolah akan mencari pekerjaan yang cocok denganya. Dengan cepat Bella memasukan bukunya dengam cepat kedalam tas. Setelah semua selesai dimasukan dengan cepat Bella keluar kelas dan berpamitan kepada Afainti.

Saat Bella melewati Brian yang baru saja keluar dari kelasnya. Brian yang melihat Bella berjalan setengah berlari menjadi penasaran apa yang dikejar oleh Bella. Brian berniat mengikuti Bella tapi tanganya sudah ditahan oleh seseorang.

"Sayang kamu mau kemana? Kamu gak lupa kan hari ini kita jalan?" ucap seorang gadis yang sudah diketahui bahwa dia pacar Brian yang ke 3

"Besok aja ya" tolak Brian jengkel karna gadis tersebut sudah bergelayut manja ditangan Brian.

"Aku maunya sekarang Brian." gadis itu terus saja memaksa Brian untuk menuruti kemauanya.

"Ya sudah." Brian akhirnya pasrah menuruti kemauan gadis itu.

Sudah 3 toko Bella jajahi, tapi semuanya menolak Bella dengan alasan Bella masih sekolah. Namun, bukan Bella namanya jika dia menyerah begitu saja. Sampai akhirnya Bella menemukan brosur lowongan perkejaan ditempel dikaca sebuah cafe.

"Maaf dik, ada yang bisa saya bantu" tanya seorang pelayan yang membawa nampan kosong.

"Apa benar disini ada lowongan pekerjaan?" tanya Bella sopan.

"Iya benar dik. Tapi disini tidak membutuhkan pekerja seorang siswi SMA"

"Tapi saya bisa kok mbak kerja disini." elak Bella.

"Maaf ya dik tetap tidak bisa cari pekerjaan lain saja." dengan langkah berat Bella meninggalkan cafe tersebut.

Saat Bella keluar dari pintu cafe, Bella mendengar sebuah terikan minta tolong. Dia melihat dari arah jauh sana seorang wanita paruh baya dijambret. Bella melihat seorang maling yang berlari kearahnya, Bella menjulurkan kaki kirinya untuk menjebak sang maling agar terjatuh. Dan akhirnya..

'BRUK!'

Maling tersebut jatuh tersungkur, Bella segera menginjak punggung maling itu yang meringis kesakitan. Lalu Bella mengambil tas yang menjadi target dari tangan si maling.

Bella melepaskan maing tersebut setelah mendapatkan tasnya. Bella mengahampiri pemilik tas tersebut.

"Ini bu tas nya. Lain kali hati-hati" Bella memberikan tas itu dan hendak pergi.

"Tunggu nak!"

"Ya bu. Apa ada yang hilang?" ibu tersebut menggeleng pelan sambil tersenyum.

"Nama kamu siapa?" tanya ibu itu.

"Nama aku Bella." Bella menjulurkan tanganya. Ibu itu menjabat tangan Bella.

"Nama ibu Dea. Makasih ya nak. Kamu mau kemana?"

"Emm, saya mau cari pekerjaan bu" jawab Bella. Bu Dea yang baru menyadari jika Bella masih menggunakan seragam sekolah mengerutkan keningnya bingung.

"Kamu bukanya masih sekolah?"

"Iya bu. Tapi saya ingin mencari penghasilan sendiri untuk biaya kuliah saya nanti."

"kalo begiti kebetulan Restaurant ibu membutuhkan pekerjaan. Kamu bisa bekerja ditempat ibu" Bella yang mendengarnya langsung terlihat senang.

"Beneran bu?"

"Iya mulai besok kamu bisa bekerja. Oiya karna kamu masih sekolah kamu bisa bekerja mulai dari jam 2 sampai jam 9 malam. Kamu bisa? dan ini alamatnya"

"Bisa bu bisa. Terimakasih bu!" jawab Bella semangat.

"Kalo begitu ibu permisi ya. Jangan lupa besok datang."

"Baik bu"

~~~~~~~

Love
Silvers^^

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang