D~Sixteen

101 6 0
                                    

"Sayang aku pulang dulu ya. Nanti malam aku jemput kamu, bye." Brian pamit pukang, sebelumnya dia mencium pipi Bella terlebih dulu. Willi dan Afianti sudah pulang terlebih dulu karna Afianti ingin pergi ke pusat perbelanjaan.

"Iya, hati-hati ya. Jangan ngebut." Pesan Bella. Brian hanya mengangguk dan mengacak rambut Bella. Itu sudah menjadi kebiasaan Brian.

Bella mengantar Brian sampai depan saat Brian hendak pergi Bella melambaikan tanganya. Bella sendiri tidak menyangka jika dia bisa berpacaran dengan seorang Brian yang bad boy. Brian sudah merubah sifatnya menjadi lebih baik, karna Bella yang meminta.

Dia berjalan kedalam menuju meja kasir dengan riang, hingga Bella tidak melihat jika ada pelayan yang membawa jus di atas nampan dan dia berhasil menabraknya hingga jus itu tumpah dan mengenai lengan Bu Dea.

Bella terkejut dan segera mengeluarkan sapu tanganya untuk membersihkan lengan bu Dea.

"Bu, maaf bu. Saya tidak sengaja." Ucap Bella sambil membersihkan lengan bu Dea yang terkena jus. Pelayan tadi pun membersihka lantai yang juga terkena tumpahan jus.

Bu Dea menatap sapu tangan itu bergantian dengan menatap wajah Bella. Wajah terkejut nya mulai terlihat saat bu Dea merebut sapu tangan itu dari tangan Bella.

Sapu tangan berwarna biru langit dan terihat rajutan bunga Dandelion di tengah-tengah nya membuat bu Dea yakin jika Bella adalah anak kandungnya.

"Be-Bella. I-ini punyamu? Kamu dapat dari mana sapu tangan ini?" Tanya bu Dea memastikan. Bella mulai terkejut dan merasa bingung.

"Iya, ini punya saya. Sapu tangan ini sudah ada saat saya masih bayi." Jawab Bella dengan jujur. Bu Dea hanya bisa menutup mulutnya, dan membawa Bella ke dalam ruanganya. Bella hanya mengikutinya saja.

Saat setelah mereka sampai di ruangan. Bu Dea tiba-tiba memeluk Bella dan entah kenapa dia menangis sejadi-jadinya membuat Bella semakin penasaran atas perlakuan atasan nya itu.

"Ibu kenapa? Kok menangis. Apa saya sangat keterlaluan menumpahkan jus di lengan ibu?" Tanya Bella dan membalas pelukan bu Dea.

Pelukan itu terasa hangat, Bella bisa merasakan jika dirinya memeluk ibu kandungnya. Bella tidak pernah merasakan pelukan sehangat dan senyaman ini pada orang lain.

Bu Dea melepaskan pelukanya. "Ini mama, nak. Mama kandung kamu" Bella membulatkan matanya. Dia tidak menyangka jika orang yang selama ini jadi atasanya adalah orang yang dia cari selama ini.

"Mama?" Ucap Bellandengan air mata yang sudah berurai.

"Iya. Ini mama, sayang. Selama ini mama cari kamu. Dan ternyata kamu sudah ada di depan mata. Mama kangen sama kamu, nak." Ketika bu Dea hendak memeluk Bella lagi. Bella menahanya.

"Kenapa waktu itu mama buang aku?! Kenapa ma? Apa kehadiran aku tidak di inginkan oleh mama?" Bella mulai merasakan sakit hatinya karna telah di buang oleh orang tua kandungnya sendiri.

Bella terjatuh karna tidak kuat menahan tubuhnya yang sedang down. Bu Dea kembali memeluk Bella, kini tidak ada penolakan dari Bella.

"Maafin mama. Bukan mama yang membuang kamu, tapi kakek kamu. Dia sangat tidak menginginkan kehadiran kamu tanpa seorang ayah." Bu Dea berhenti sejenak. "Maafin mama. Kamu mau kan tinggal bareng mama?" Bella mengangguk dan membalas pelukan ibu kandungnya.

*

Mulai saat ini Bella tidak lagi bekerja menjadi seorang penjaga kasir. Semua karyawanya pun sudah tau jika Bella adalah anak dari manager mereka. Mereka memperlakukan Bella dengan baik dan sopan.

Kini Bella tengah berbincang bersama mama-nya. Mereka berbincang penuh tawa layaknya seorang ibu dan anak yang sudah terpisah 17 tahun.

"Jadi, dimana ayah aku sebenarnya?" Tanya Bella saat dia mengingat siapa ayah kandungnya.

"Mama tidak tau dia di mana. Waktu itu, hubungan kami tidak pernah di restui oleh kakek kamu. Kami berpisah saat mama tau mengandung kamu. Ini fotonya, jika kamu ingin tau, mama sengaja menyimpanya untuk di berikan kepada kamu." bu Dea menyodorkan foto itu kepada Bella dan memandang foto itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa mama tidak berniat untuk mencari ayah?"

"Buat apa? Memcari kamu itu yang lebih penting bagi mama. Lalu mama menikah dengan seorang pengusaha yang pada akhirnya dia meninggalkan mama lebih dulu karna sebuah kecelakaan. Lagi pula mama sudah melupakan ayah kamu" ujar bu Dea tersenyum ke arah Bella. Bella menggenggam tangan bu Dea.

"Hai" sapa Brian.

"Hallo. Ayo duduk dulu." Bella mempersilahkan Brian duduk tepat di sampingnya. "Kenalin, ini mama kandung aku" lanjutnya.

Brian menjabat tangan bu Dea. "Brian" ujar Brian memperkenalkan diri.

"Dea, mamanya Bella" bu Dea tersenyum penuh arti kepada Bella. Bella membalasnya dengan tersenyum malu.

"Brian ini, pacar aku." Akhirnya Bella jujur akan statusnya bersama Brian. Brian hanya menganggukan kepalanya sopan.

"Kalian sangan cocok. Mama doain kalian langgeng kedepanya." Ujar bu dea.

"Iya ma, amin. Kalo gitu Bella pulang dulu ya. Udah malem, besok Bella minta ijin sama bu isa buat tinggal bareng mama, dan ninggalin panti." Bella berpamitan dan cipika-cipiki terlebih dulu. Lalu Bella pulang bersama Brian.

Mulai besok Bella mulai tinggal bersama bu Dea di rumahnya. Tapi Bella harus meminta ijin dulu kepada bu Isa, dan sedikit ada perpisahan kepada penghuni panti yang sudah menjadi bagian keluarganya selama 17 tahun.

"Jadi manager kamu itu, mama kandung kamu?" Tanya Brian waaupun masih foukus menyetir.

"Iya. Awalnya aku gak sengaja numpahin jus ke tanganya, terus aku bersihin deh sama sapu tangan aku. Dia mengenali sapu tangan itu dan akhirnya dia menyadari jika au adalah anak kandungnya." Ujar Bella. Brian tetap memandang lurus jalanan, tapi telinganya masih bisa mendengar jelas cerita yang mengalun dari bibir Bella.

"Aku turut senang, kamu bisa ketemu sama mama kamu. Dan kebih senang lagi, mama kamu udah restuin hubungan kita." Bria menggenggam dan meremas tangan Bella.

Bersambung

Love
Sivers

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang