D~Four

175 16 0
                                    

Bella pulang kerumah pulang panti dengan perasaan senang terpancar dari wajahnya yang membentuk sebuah senyuman termanis yang dia miliki. Bella pun tidak segan-segan menyapa adik-adiknya yang sedang bermain di halaman rumah mereka.

"Haii dewi lagi apa?" Sapa Bella kepada seorang anak kecil yamg sedang menggendong boneka bayi. Bella mensejajarkan tubuhnya dengan Dewi.

"Aku lagi main sama dedek bayi ini. Kak Bella mau ikutan?" Tawar dewi. Bella hanya menggeleng tersenyum.

"Kakak mau masuk kedalam aja. Dadah dewi, hati-hati ya mainya." Bella mengacak rambut dewi dan meninggalkanya.

"Dadah.." balas Dewi.

Bella tengah asik mencari bu Isa. Ternyata Bella menemukan bu Isa di ruang kerjanya sedang mendata anak-anak angkatnya.

"Ibu, apa Bella mengganggu?" Tanya Bella setelah mengetuk pintu.

"Tidak Bella. Ada apa nak?" Bu Isa membuka kaca mata yang bertengger dihidungnya, lalu menyuruh Bella untuk duduk dihadapanya.

"Bella dapet kerjaan bu. Di restaurant Jepang keren kan" ujar Bella antusias.

"Alhamdulillah nak kalo gitu. Kapan kamu mulai kerja?" Tanya bu Isa.

"Mulai besok. Pulang sekolah, tapi pulangnya sekitar jam 9 malem. Gak papa kan bu?"

"Malem? Ibu takut kamu kenapa-napa Bella. Apa tidak bisa lebih awal lagi?"

"Gak bisa bu. Ibu tenang aja Bella bisa jaga diri kok. Ibu gak usah khawatir. Oke? Kalo gitu Bella kekamar ya bu" pamit Bella. Bu isa hanya mengangguk.

*

Tadi Bella ngobrol sama siapa ya? Kok keliatanya seneng banget. Batin Brian yang beru saja melihat Bella mengobrol dengan wanita paruh baya. Jika saja sedang sendiri pasti dia akan membuntuti Bella kemana pun dia pergi.

"Brian, kamu ngelamunin apa sih?" Tanya Sesha yang sedang memakan pancake.

"Gak ada. Udah belum makanya? Kita pulang yuk!" Ajak Brian.

"Kok pulang sih? Aku mau ke mall dulu, ada barang yang mau aku beli." Rengek Sesha. Brian hanya mengehela nafasnya berat. Dia sudah tidak tahan mempunyai pacar seperti Sesha.

Brian pun audah mengakhiri semua hubunganya dengan sebagian pacarnya yang tersisa hanya Sesha. Brian sengaja menyisakan satu untuk berjaga-jaga

"Ouh. Kamu mutusin aku gara-gara cewe bitch ini?!" Seseorang datang menghapiri Brian dan Sesha yang sedang jalan-jalan di mall.

"Rena?! Maafin gue" Brian menundukan kepalanya, sedangkan gadis yang bernama Rena ini sudah menangis.

"Tega ya lo! Setelah apa yang kita lakuin selama 6 bulan ini. Tapi balasan lo kaya gini! Ternyata bener kata orang-orang lo itu playboy bajingan!"

PLAK!

Rena menampar pipi Brian dan membuat Sesha terkejut melihatnya. Karna merasa pacarnya diperlakukan seperti oleh gadis lain, Sesha balik menampar Rena.

"Apa yang lo bilang itu gak bener! Lo nya aja yang terlalu posesif sama Brin. Jadi Brian berpaling sama gue! Satu lagi sesama bitc jangan saling menghina!" Bentak Sesha dan mendorong Rena hingga beberapa langkah.

"Stop! Sebaiknya kita pulang. Malu diliatin banyak orang" Brian menyeret Sesha yang masih menatap Rena dengan tatapan mematikan.

Brian tau Sesha bukanlah gadis biasa. Dia anak sahabat dari orang tuanya. Sesha juga mempunyai ambisi besar untuk mendapatkan apa yang dia mau termasuk Brian.

Karna merasa jenuh seharian berada dikamar. Bella mengambil handphonenya diatas nakas untuk menghubungi seseorang yang bisa diajak bicara. Bella memekan layar handphone tersebut lalau diarahkanya ke telinga. Terdengar nada sambungan, dan tidak lama orang yang dihubunginya mengangkat telponya.

"Hallo?" Sapa seseorang disebrang sana.

"Afianti aku punya kabar bagus nih" Bella membenarkan posisinya agar terasa nyaman.

"Apaan tuh? Ceritain cepet, gue penasaran!" Afianti yang disebrang sana tidak kalah antusias.

"Gue punya pekerjaan ya! Di restaurant Jepang itu loh yang di jalan Garuda no. 15

"Oh good! Itu kan rentaurant terlenal Bell. Gimana caranya lo bisa masuk sana?"

Bella menceritakan bagaimana dia bisa masuk direstautant itu. Sebuah keberuntungan bagi Bella.

*

Pukul 06.45 Bella baru sampai disekolah. Bella kesiangan setelah semalam tidak bisa tidur karna tidak sabar untuk berkerja. Dia terlihat berlari-lari kecil dilorong kelas. Kelasnya berada dilantai 2, saat Bella sampai ditangga menuju kelasnya dia dihadang oleh tiga orang cowo populer, siapa lagi kalo bukan genk X-Three. Brian tampak bersandar ditepian tangga sedangkan dua teman lainya duduk di anak tangga.

"Permisi" Bella berniat untuk mengusir 3 cowo yang penampilanya seperti berandalan ini. Namun, ketiganya menghiraukan Bella.

"Minggir dong gue mau lewat nih!" Bella mencoba memberanikan diri untuk melawan mereka bertiga.

"Ada syaratnya!" Brian mendekati Bella. Tapi Bella hanya mundur beberapa langkah.

"A.. apa?!" Bella mulai gugup karna Brian terus memdekatinya.

"Lo harus mau jadi pacar gue" Bella membulatkan kedua matanya. Mungkin semua gadis akan menerima Brian tanpa konsekuensinya.

"GILA!" Bella menginjak kaki Brian dengan keras sampai membuatnya meringis. Kedua temanya segera menghampiri Brian yang memegangi kaki kananya.

Dengan kesempatan ini Bella bisa menaiki tangga tanpa ada halangan waktu tinggal 5 menit lagi. Ini semua gara-gara X-Three yang menyita waktunya 10 menit. Tinggal 3 kelas yang harus dia lewati dan tanpa sengaja dia menbrak seseorang.

"Aduh!" Keluh orang itu lalu bangkit setelah jatuh terhuyung kedepan dan merapikan pakainnya.

"Eh, maaf aku gak sengaja. Kamu gak papa kan?" Bella membantunya berdiri, orang itu hanya menggeleng tanda dia tidak apa-apa.

Bella kemudian berlari memuju kelasnya karna bel masuk sudah berbunyi. Semua orang memasuki kelasnya masing-masing.

'BRUK!'

Bella membanting tasnya di atas meja. Afianti yang memposisikan tubuhnya membelakangi Bella langsung saja terkesiap.

"Bella! Gue kira lo gak bakal masuk sekolah tumben banget datangnya siang" ujar Afianti dan membalikan tubuhnya menghadap kearah Bella.

"Iya nih gue kesiangan, gara-gara banyolan kita semalem." Jawab Bella, Afianti hanya manggut-manggut.

~~~~~~~

Love
Sillvers

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang