"Gue udah masuk perangkap Brian brengsek! Dia sengaja ngejebak gue buat bikin gue malu, Ia! Gue benci sama dia. Kali ini gue gak bakalan percaya lagi sama dia!" Setelah membuat Bella merasa tenang. Afianti menyuruh Bella menceritakan semuanya.
"Udah lo jangan nangis lagi, oke. Mulai hari ini kita gak usah temenan sama Brian." ucap Afianti.
Afianti juga merasa kecewa dengan Brian. Tega sekali dia menghancurkan reputasi Bella.di sekolah. Brian tetap lah Brian dia tidak akan pernah berubah menjadi sosok Brian yang baik hati. Willi yang juga masuh menemani Bella dan Afianti tetap menjaga mereka. Takut sewaktu-waktu mereka akan di serang oleh komplotan Sesha.
Untung saja hari ini guru sedang rapat jadi semua kelas bebas. Ini kesempatan bagus untuk Bella.menenangkan diri.
"Menurut lo siapa yang nyebarin foto itu?" tanya Afianti. Bella dan Wili hanya saling pandang.
"Brian." hawab Willi tenang, wajahnya tidak mengekpresikan apapun.
"Kenapa lo yakin. Jika Brian yang nyebarin fotonya, dan siapa yang motoin mereka.?" Afianti masih belum yakin jika Brian pelakunya.
"Mungkin aja Brian mancing Bella buat tidak sengaja menciumnya, dan dia sudah menyewa atau menyuruh suruhanya untuk mengabadikan moment mereka. Setelah itu Brian menyebarkanya di sekolah. Kalian tau kan Brian itu seorang playboy maniak. Dan lo Bell, lo udah masuk perangkap dia." jelas Willi, mereka yang mendengarkan sedikit terkejut atas pemikiran Willi.
Bella menundukan kepalanya. Dan merasa kesal telah memberi kesempatan untuk Brian bisa berteman denganya. Cukup ini yang terakhir yang Brian lakukan kepada Bella.
"Jadi ini tujuan dia deketin aku?" tanya Bella. Willi dan Afianti hanya mengangguk.
Bella hanya mengusap wajahnya frustasi. Dia merasa bodoh karna sudah dibodohi oleh laki-laki seperti Brian, dia benar-benar pria terkuk.
*
Brian mengumpulkan anggota tim basket dan cheerleader diruangan club basket yang terbilang cukup luas. Semua yang berada diruangan itu menunduk ketakutan melihat amarah Brian yang keluar.
"Jadi belum ada yang berani ngaku juga, siapa yang berani nyebarin foto itu?!" semua orang masih terdiam. Belum ada yang berani angkat bicara.
"Sesha, Putri, Diandra! Berdiri kalian!" Mereka yang dipanggil Brian berdiri ketakutan. Tapi tidak dengan Sesha, dia terlihat stay cool menghadapi Brian.
"Jawab! siapa yang diantara kalian yang nyebarin foto itu?!" bentak Brian. Putri dan Diandra tampak ketakutan menghadapi amukan Brian kecuali Sesha. Semuanya tidak ada yang menjawab pertanyaan Brian, yang terdengar hanyalah keheningan semata. "jawab gue!" semua terperanjat saat Brian menggebrak meja.
"Gue yang nyuruh mereka berdua buat fotoin lo sama Bella!" Sesha angkat bicara dan menunjuk Putri dan Diandra. "Dan gue juga yang sebarin foto itu" lanjut Sesha. Brian tidak terkejut atas perngakuan yang Sesha berikan. Brian sudah menduganya dari awal. karna dia menaruh rasa curiga terhadap mereka.
"Udah gue duga, kalian pelakunya. Mau lo apa?!" Brian memdekati Sesha.
"Mau gue! Lo gak usah deketin Bella.lagi! Dan lo sekarang udah punya gue!" teriak Sesha. Brian memberi kode kepada mereka untuk keluar dari ruangan ini. Setelah mereka keluar yang tersisa hanyalah Brian dan Sesha.
"Denger! Gue mau KITA PUTUS!" ucap Brian penuh penekanan, hal itu membuat Sesha sedikit terkejut dengan cepat dia segera memeluk Brian sangan erat dan enggan untuk melepaskanya. Brian berusaha berontak namun Sesha semakin menguatkan pelakunya.
"Gue gak mau putus, Brian! Apa gara-gara cewe itu kamu mutusin aku?!" kini suara Sesha sedikit purau dan dia mulai menangis.
"Iya! Gue jatuh cinta sama Bella, jadi lo jangan gangguin dia lagi apalagi sentuh dia. Gue bisa keluarin lo di sekolah ini, sekarang lo keluar!" usir Brian, Sesha masih tidak terima atas perlakuan Brian yang menurutnya sudah berubah.
"Tapi Bi-"
"KELUAR!"
Setelah mendengar bentakan dari Brian, barulah Sesha keluar karna takut membuat Brian tambah mengamuk lagi. Entah seperti apa sekaranng perasaan Brian. Pasti saat ini Bella membenci dirinya, atau mungkin tidak akan memaafkanya. Pulang sekolah Brian harus bicara dengan Bella.
Bella sudah mulau melupakan semua masalahnya. Terlihat dari cara dia tertawa dan bercanda bersama Willi dan Afianti. Ini sedikit lebih baik bagi Bella, dia berfikir Willi membalas perasaanya.
Bel sekolah sudah berbunyi lebih awal ini kesempatan bagus bagi Bella, karna dia bisa bekerja lebih awal dan akan mendapatkan bonus juga.
"Pulangnya mau gu anterin?" tawar Willi saat mereka sampai ditempat parkiran.
Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia berfikir, sebenarnya Bella sangat ingin sekali di antar oleh Willi namun dia ke sekolah membawa motor. Karna motornya sudah sehat kembali.
"Bella pulang bareng gue aja!" seseorang datang ke arah mereka dan berdiri diantara mereka juga.
"Gak usah! Gue bawa motor kok!" Bella segera memasang helm nya dan menaiki motornya hendak pergi. "Willi, gue duluan ya. Bye." motor yang di kendarai Bella melesat jauh meninggalkan pelataran parkiran dan dua orang laki-laki. Willi hanya melirik sekilas kearah Brian dan tersneyum mengejek.
"Tunggu!" Brian menghentikan langkah Willi. "Lo siapanya Bella?"
"Pacar." jawab Willi singkat dan segera berlalu meninggalkan Brian yang masih mematung memandang kepergian Willi.
"Gak! Gak mungkin!" teriak Brian namun masih terdengar oleh Willi. "Gue harus bisa rebut Bella dari Willi. Harus!"
*
"Bell anterin makanan ini ke meja no 7 tuh. Katanya harus lo yang nganterin." ucap Sinta meletakan makanan di meja kasir.
"gue lagi-"
"Biar gue yang jaga kasir!" Bella pun pasrah atas permintaan Sinta. Siapa pula orang yang menyusahkan pekerjaanya.
Bella melihat kearah meja no 7 dia tidak mengenali seseorang disana. Posisinya tepat membelakangi Bella dan orang itu juga menggunakan topi.
"Permisi ini makanan pesanan anda." Bella meletakan pesanan tersebut diatas meja. Bella juga masih penasaran siapa orang itu. Perlahan seseorang tersebut membuka topinya dan memperlihatkan wajahnya yang tampan ke arah Bella dan tersenyum.
"Brian?! Ya ampun, ngapain sih lo kesini?!" ucap Bella sedikit berbisik karna tidak ingin menganggu ketenangan orang lain.
"Mau ketemu lo. Tapi, kok lo pake baju karyawan sih? Bukanya lo-"
"Lo mau ngira gue pemilik restoran ini? Salah! Gue kerja di sini sebagai penjaga kasir." potong Bella l. Dan membuat Brian terkejut mendengar kebenaran ini.
Mungkin dengan cara membuka siapa Bella.sebenarnya itu akan membuat Brian menjauhi Bella. Karna Bella bukanlah teman se-level dengan Brian. 'Semoga lo ilfiel sama gue Bi-.' batin Bella.
Bersambung
Love
Silvers^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
RomanceDANDELION kebanyakan orang mengabaikanya dan hanya menganggapnya sebagai tumbuhan liar belaka, tapi dibalik itu semua tenyata DANDELION memiliki makna luar biasa