D~Six

158 13 0
                                    

Seharian ini entah kenapa Brian terus saja mengikuti Bella kemanapun pergi. Termasuk ke halaman belakang sekolah. Tempat yang selalu membuat Bella merasa nyaman, kini tidak lagi senyaman dulu, karna kehadiran Brian.

Bella tidak bisa menahan Brian agar tidak mengikutinya. Karna percuma saja Bella melarangnya, Brian termasuk orang keras kepala. Sedari tadi Brian terus saja memandang Bella yang sedang membaca novelnya dengan tenang. Tapi hatinya tidak setenang luarnya.

Karna tidak bisa didiamkan, Brian terus saja mengajak Bella untuk mengobrol. Pertama tidak ditanggapinya. Tapi Brian terus saja mencari topik yang lebih menarik.

"Lo suka banget ya sama tempat ini?" tanya Brian untuk kesekian kalinya dengan pertanyaan berbeda. Bela menutup novel yang telah selesai dia baca.

"Suka banget, apa lagi sama bunga Dandelion nya itu indah banget. Gue pengen jadi mereka." jawab Bella memeluk lututnya.

"Kenapa? mereka kan rapuh. Dan lagian mereka itu cuma tumbuhan liar yang gak ada maknanya sama sekali." Brian menatap wajah Bella lekat-lekat.

"Lo salah. Mereka emang rapuh. Tapi sebenarnya tidak, mereka kuat dan memiliki berjuta makna. Makanya jangan cewe terus yang lo tau." Bella mulai bisa berinteraksi dengan Brian.

Brian hanya bisa terkekeh pelan karna berhasil membuat Bella membalas perkataanya.

"Lo kalo senyum manis. Gue suka." ujar Brian dan membuat semburat merah di pipi Bellam

"Udah ah, gue mau ke kelas. Gue takut jadi bahan amukan pacar-pacar lo" Bella beranjak meninggalkan Iqbaal. Tapi ada sesuatu yang terjatuh di saku Bella.

"Bella!" Bella menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Brian. "Ini, tadi jatuh."

"Oh, makasih ya. Kalo gak ada lo, gue bakal kehilangan kain ini. Dan ini satu-satunya barang yang akan menunjukan siapa gue sebenarnya." Bella meraih kain berbentuk persegi berwarna biru yang terdapat rajutan bunga Dandelion.

"Maksud lo?" Brian di buat bingung akan perkataan Bella.

"Tidak penting. bye" Brian masih mematung melihat kepergian Bella yang semakin menjauh.

Bella memegang erat kain kesayanganya dan di masukanya ke dalam saku baju yang dia kenakan. Dan berjalan dengan cepat menuju kelas karna bel sudah berbunyi.

Ini bagaikan sebuah mimpi bagi Bella karna bisa mengobrol bahkan berduaan bersama Brian dihalaman belakang yang sepi. Bella takut sesuatu akan terjadi kepadanya jika saja ada yang melihat mereka berduaan di halaman belakang, mungkin dia akan menjadi santapan macan-macan betina di sekolah ini.

Brian adalah orang pertama yang dia bawa kehalaman belakang sekolah, Bella pikir dia akan menjadikan Willi sebagai orang pertama yang dia ajak.

"Bella! sekali-kali ajak gue dong ke halaman belakang. Gue juga pengen ngerasain tempat disana yang kata lo nyaman banget!" rengek Afianti yang baru melihat Bella kembali ke kelas.

"Kapan-kapan aja ya. Takutnya lo gak suka lagi, terus gak betah lagi." Bella belum siap untuk mengajak Afianti ke tempat favoritnya.

"Yah, gimana lo aja deh. Tapi janji ya, lo harus ajak gue ke sana"

"Iya-iya bawel. Udah ah, tuh Mrs. Ina mau masuk." tunjuk Bella ke arah luar kelas. Semua siswa berhamburan menuju tempatnya masing-masing.

*

Waktu yang ditunggu-tunggu sudah tiba yaitu pulang sekolah. Bella segera menuju tempat kerjanya menggunakan scoopy kesayanganya. Saat Bella hendak menstater motornya, Brian menghadang Bella didepan motornya.

"apaan sih lo! Minggir sana!" Bella menstater motornya hendak menabrak Brian. Tapi Brian enggan untuk menyingkir.

"Lo mau kemana? Biar gue yang anter." ujar Brian.

"Gak usah, gue ada urusan! Mending lo anterin pacar-pacar lo sana!" Brian segera pergi dari hadapan Brian tanpa menabraknya.

Bruan hendak mengejar Bella menggunakan mobilnya. Brian terkejut saat mendapati Sesha berada didalam mobilnya. Brian tidak jadi mengejar Bella karna adanya Sesha.

"Kamu mau kemana sih? Kok buru-buru gitu. Sampe-sampe kehadiran akau aja gak kamu sadarin." Brian hanya mendengus kesal. Mood nya hancur seketika.

"Kamu pulang naik taxi aja deh. Aku lagi ada urusan!" usir Brian.

"Gak, aku gak mau! Kamu anterin aku pulang!" rengek Sesha. Brian hanya menuruti keinginan Sesha, dia melajukan mobilnya diatas rata-rata.

Bella memarkirkan motornya ditempat parkir dan segera memasuki restoran kerjanya. Sebelum Bella memulai kerja, dia harus ke ruangan bu Dea terlebih dahulu.

Tok.. Tok.. Tok..

"masuk!" sahut orang yang berada didalam.

"Bu, maaf mengganggu. Ada yang mau bertemu dengan ibu." ujar pelayan tersebut dan munculah Bella dihadapan bu Dea. Bella memberi anggukan tanda memberi hormat, bu Dea mempersilahkan Bella duduk dihadapanya.

"Maaf bu nunggu lama. Jadi saya bekerja dibagian apa?"

"Keuangan, tepatnya dikasir. Kamu pasti bisa, itu sangat mudah."

"Bisa bu." Bella menjawab antusias.

"Baiklah, kalau begitu ini seragam kamu. Selamat bekerja." bu Dea menyodorkan dua pasang seragam kepada Bella.

"Oke, saya permisi ya bu."

Bella keluar dan menuju ruang ganti pakaian. Dia sangat senang ditempatkan dibagia kasir. Mulai sekarang dia tidak agi menyusahkan bu Isa, sekarang Bella bisa mencari uang sendiri. Membiayai kebutuhan hidupnya sendiri.

Kini Brian tidak tau lagi harus mencari Bella kemana dia sudah ketinggal jejak Bella. Maka dari itu Briam memutuskan untuk mengajak genk nya berkumpul di Resto Jepang, sekalian untuk makan siang.

Setibanya di Resto, Brian sudah mendapati Fandy dan Rezan. Mereka terlihat sedang menunggu Brian. Mereka juga sudah memesan makanan terlebih dahulu.

"Nih dia anaknya nongol. Lo yang ngajakin, lo juga yang telat." sambar Rezan menyeruput minuman Ocha nya. Sementara Fandy, dia menghiraukan kedatangan Brian, lebih memilih memainkan I-phone nya.

"Sorry. Sengaja biar kalian nunggu lama." Brian tertawa kecil dan mengangkat tanganya untuk memanggil waiters.

"Sialan lo! Woy Fand! Asik chatingan aja lo. Biasa cewe bary, Yan." sindir Rezan sambil menyenggol lengan Fandy. Fandy baru tersadar kehadiran Brian didepanya yang sedang memilih menu makanan.

Setelah waiter itu pergi, Brian memperhatikan ke sekeliling Resto, dia memperhatikan seorang penjaga kasir yang foatur tubuhnya sangat dia kenali. Rasanya ingin Brian hampiri tapi dia takut salah orang. Brian juga tidak bisa melihat jelas wajahnya, karna gadis itu menghadap kesamping dan sesekali memunduk untuk mengambil atau menyimpan uang.

~~~~~

Hug
Silvers^^

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang