"Thanks ya udah nganterin gue"
"Urwell. Kapan-kapan gue main kesini, kebetulan gue suka sama anak kecil." Ucap Willi, Bella hanya mengangguk tersenyum dan hendak membuka pintu mobil tapi Willi menahanya karna baru mengingat sesuatu.
"Sorry, gue cuma mau ngasih ini. Datang ya." Willi memberikan sebuah kartu undangan Birthday Party dan Bella menerimanya.
"Pasti, thanks ya sekali lagi." Bella pamit keuar dari mobil menunggu mobil Willi berlalu dari hadapanya.
*
Brian memakirkan mobilnya diparkiran Resto untuk menjemput Bella. Namun dia menunggu 10 menit Bella tidak kunjung menampakan diri juga. Dan Brian berniat masuk kedalam mencari Bella.
"Maaf mbak. Bella nya masih ada?" Tanya Brian kepada seorang waiters yang sedang membersihkan meja.
"Bella nya sudah pulang sejak 30 menit yang lalu mas."
"Sama siapa? Dia kan gak bawa motor?" Tanya Brian antusias karna takut Bella kenapa-kenapa.
"Tadi sih saya liat Bella sempat ngobrol sama seorang laki-laki. Terus mereka pulang bareng gitu. Pacarnya mungkin."
"Laki-laki? Apa mbak tau namanya?"
"Kalo itu saya kurang tau mas. Kalo tidak ada pertanyaan lagi, saya permisi masih banyak pekerjaan." Brian mengangguk, waiter itu segera berlalu.
Brian keluar dengan perasana kesal. Karna Bella tidak pulang bersamanya. Dia kepalanya masih banyak pertanyaan tentang Bella yang pulang bersama laki-laku lain. Walaupun Brian tau dia bukan siapa-siapa Bella tapi rasnya cemburunya begitu besar.
Bagaimana jika Bella diculik? Bagaimana jika Bella diperkosa di tengah jalan? Bagaimana jika Bella kenapa-kenapa? Dan masih banyak kata bagaimana di kepala Brian.
"Aaaarrrgghhh!" Brian memukul stir mobil yang tidak berdosa itu.
"Kenapa lo mau aja sih diajak pulang cowo gak kenal!"
Brian membawa mobilnya di atas rata-rata. Menyalip-nyalip pengguna jalan lainya. Kepana Brian jadi uring-uringan seperti ini? Dia tidak rela jika Bella diantar oleh cowo lain. Brian benar-benar sudah dibutakan oleh cinta. Tidak peduli dengan orang disekitarnya.
Brian telah sampai dirumahnya dan memasukan mobilnya digarasi. Brian belum melihat mobil orang tuanya, pasti mereka belum pulang. Ini yang tidak disukai oleh Brian.
"Fi! Bonyok belum pada pulang?" Tanya Brian kepada Fia sepupunya.
"Belum. Tadi sih nelpon sama gue, kalo pulangnya agak malem" jawab Fia.
"Agak malem?! Ini udah jam berapa! Gue berasa gak punya orang tua tau gak! Mereka selalu gak ada buat gue"
"Tapi Bi.." sebelum Fia menasehati Brian. Brian sudah pergi menuju lantai atas dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
Ini sudah biasa bagi Fia. Brian selalu saja seperti itu dan merasa kasih sayang orang tuanya berkurang hal ini yang membuat Brian menjadi bad boy, dia bisa melakukan apa saja sesuka hatinya tanpa memikirkan orang lain. Orang tua nya selalu memfasilitasi Brian dengan barang-barang mewah.
*
Semua orang sibuk mengerubungi papan mading sekolah sepertinya ada berita baru dari sekolah. Itu yang membuat Bella penasaran. Baru saja Bella berusaha menyelinap diantara kerumunan itu semua orang menatapnya jijik kepadanya, Bella sudah membangunkan singa betina disekolah.
Semua anggota tubuh Bella menegang ketika mengetahui foto dirinya dan Brian saat berada di halaman belakang sekolah. Ini kejadian 2 hari yang lalu. Dimana dia tidak sengaja mencium bibir Brian.
Bella segera mencabut dan merobek foto tersebut dan menjadi bagian-bagian kecil lalu dibuang nya begitu saja. Ini sungguh memalukan, seseorang telah merusak reputasinya, siapa dia?
"Bella, lo?" Afianti menatap sedih sekaligus kecewa kepada Bella. Bella segera memeluk Afianti dan terjadi isak tangis diantara keduanya.
"Maaf fi. Gue gak sengaja lakuin itu, itu semua diluar kendali gue, sorry." Ucap Bella.
"Lo harus ceritain semuanya sama gue. Gue masih gak percaya lo ngelakuin hal seperti itu."
Setelah membawa Afianti ke taman belakang sekolah Bella segera menceritakan semuanya. Sontak Afianti terkejut setelah mendengarkan cerita dari Bella.
"Jadi ini bukan salah lo yang nyium Brian?" Tanya Afianti. Bella menggeleng, saat mereka sedang asik bercerita tiba-tiba datanglah seseorang yang akan menghancurkan Bella sekarang juga.
"Yang mana di antara kalian yang bernama Bella?!" Ucap salah seornag diantara mereka bertiga. Bella berdiri mencoba untuk menghadapi mereka.
"Oh, jadi lo yang namanya Bella." Gadis itu mendekati Bella dengan pelan dan memasang senyum iblisnya. Afianti ikut berdiri untuk menjaga Bella.
Bella yang merasa ketakutan hanya bisa dia melawan rasa takutnya. Sementara Afianti hanya meremas ujung baju nya ketakutan. Seandainya dia mempunya kekuatan untuk membantu Bella, tapi sayangnya kekuatan itu hanya ada dibuku dongeng saja.
Gadis itu memegang pundak Bella lebih tepatnya mencengkram dengan kuat. Bella hanya meringis kesakitan.
"Denger ya. Lo udah berhasil ngegodain pacar gue, dan lo juga udah mulai berani nyium pacar gue! Dan lo tau akibatnya? Gue, Sesha. Selaku pacarnya Brian tidak akan segan-segan menyakiti fisik maupun perasaan lo! Ngerti!"
Bella hanya mengangguk, dia tidak bisa melawan Sesha selain dia pacar Brian dia juga kakak kelasnya. Jadi menurutnya melawan Sesha itu tidak sopan. Seseorang datang menyelamatkan Bella dan mendorong Sesha ke belakang.
"Lo gak papa?" Tanya Willi, Bella berhambur memeluk Willi karna ketakutan.
"Ow ow ow!" Sesha bertepuk tangan dengan irama pelan. "Setelah lo berhasil ngegodain Brian. Lo berniat ngegodain Willi juga. Murahan banget sih lo! Penggoda!"
PLAK!
Dengan keberanian yang berhasil dikumpulkanya Bella berhasil menampar pipi Sesha dengan sangat keras. Kedua teman Sesha menutup mulutnya karna terkejut atas reaksi Bella.
Afianti dan Willi hanya tersenyum puas akan reaksi yang diberikan Bella kepada Sesha.
Ini membuat puncak amarah Sesha semakin meningkat dan dia membalasnya degan mendorong Bella kuat, untung saja ada Willi yang menahanya dari belakang.
"Lo berani ya nampar gue!" Ketika Sesha hendak menyerang Bella seseorang telah menahan Sesha.
"Lepas Brian! Gue harus kasih pelajaran sama dia supaya gak gangguin lo lagi!" Sesha berusaha memberontak. Tapi Brian dengan susah payah menjaga Sesha agar tetap terkendali.
"Dia gak salah! Gue yang salah, Sesha! STOP! Jangan sakitin dia lagi." Setelah mendengar bentakan dari Brian akhirnya Sesha diam kembali namun nafasnya masih memburu.
"Bella, maafin Sesha. Maafin gue juga" lirih Brian, ingin rasanya Brian menggantikan posisi Willi yang memeluk dan menenangkan Bella.
Bella mulai menangis dia tidak tau masalahnya serumit ini.
Bersambung..
Love
Silvers^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
RomanceDANDELION kebanyakan orang mengabaikanya dan hanya menganggapnya sebagai tumbuhan liar belaka, tapi dibalik itu semua tenyata DANDELION memiliki makna luar biasa