D~Eighteen

109 7 0
                                    

Bella bertekad mulai hari ini dia akan menjauhi Brian. Karna bagaimanapun juga Brian adalah saudaranya, meskipun mereka berbeda ibu, tapi mereka satu ayah.

Ini adalah hari ke-4 Bella menghindari Brian. Sehingga membuat Brian uring-uringan, karna 4 hari ini Bella sangat sulit di ajak komunikasi apalagi sekedar di ajak jalan berdua. Brian pernah berpikir jika Bella tidak mencintainya lagi. Namun kenyataanya Bella juga merasaan hal sama seperti Brian.

Rasa rindu yang semakin besar di antara mereka berdua belum juga terobati. Karna Bella selalu saja menghindari Brian. Ada saja alasan yang Bella gunakan untuk menghindarinya.

Dengan perlakuan Bella yang seperti itu. Tanpa Bella sadari Brian berubah menjadi Brian yang seperti dulu. Selalu pulang tengah malam, clubing, membuat onar di sekolah, dan masih banyak lagi yang dia lakukan.

Hingga saat ini ketika Bella hendak mengantarkan buku teman-temanya ke ruang guru, dia di hadang oleh Brian dan kedua temanya. Sehingga membuat Bella terkejut dan menghentikan langkahnya.

"Maaf, permisi." Ucap Bella pelan, dan memilih jalan ke sebelah kanan guna menghindari Brian. Namun di hadang oleh Fadly.

"Kita butuh bicara!" Ucap Brian tegas. Bella hanya menundukan kepalanya. Tidak berani menatap wajah Brian yang sedang marah.

"Maaf, aku harus segera mengantarkan buku-buku ini." Bella membuat alasan dan itu tidak membuat dia lolos dari hadapan Brian.

Karna Brian mengambil buku-buku yang ada di dekapan Bella dan memberikanya kepada Rezan. Rezan langsung mengerti karna di beri intruksi oleh Brian untuk menggantikan Bella

"Tidak ada lagi alasan untuk menghindariku, Bella!" Brian membentak Bella. Dia hanya bisa diam.

"Tenang, bro!" Ucap Fadly, menenagkan Brian.

"Jawab aku! Kenapa kamu selalu menghindari ku?! Brian sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban langsung dari mulut Bella. Tapi Bella masih tidak mau membuka mulutnya. "Jawab Bella! Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?!"

Bella mulai menitikan air matanya. "Kamu salah, Brian! Jujur, aku masih mencintaimu. Tapi itu tidak mungkin." Jawab Bella dengan lirih. Brian menatap Bella tajam.

"Lalu kenapa?! Tolong, jangan membuatku tambah pusing." Ucap Brian mulai bersikap lembut agar Bella tidak terlihat ketakutan.

Bella merogoh saku rok nya, dan mengeluarkan foto, lalu di berikanya kepada Brian.

"Ini, ini foto ayah aku kan? Maksudnya apa?" Brian terlihat semakin bingung.

"Iya, itu ayah kamu. Ayah aku juga. Kita adik-kakak, Brian! Seharusnya kita tidak boleh memiliki hubungan lebih! Sebaiknya kita putus" setelah mengucapkan semua perasaan yang ada di benaknya. Bella berlalu di hadapan Brian. Sementara Brian masih mematung mencerna setiap perkataan Bella.

Adik? Kakak?

Ini singguh di luar dugaan Brian. Apa yang harus dia lakukan? Percaya kepada Bella, atau lebih memilih tidak memperdulikan semua kenyataan ini.

Ya, Brian harus menanyakan kepada orang tuanya terlibih dulu. Sebenarnya apa hubungan dia dengan Bella

*

Pulang sekolah Bella pergi menuju restaurant ibu nya. Dia membuka ruangan khusus manager dengan cepat lalu menghambur ke dalam pelukan Dea yang sedang menatap layar laptop.

"Kamu kenapa sayang? Kok pulang sekolah langsung nangis? Apa ada yang menyakiti kamu?" Tanya Dea bertubi-tubi, dan membalas pelukan Bella dengan mengelus punggung Bella untuk menenangkanya.

Bella menggeleng. " Aku sudah menemukan Ayah, Ma. Hiks.." ucap Bella masih dalam tangisannya.

"Lantas kenapa kamu menangis? Harusnya kamu senang." Bella melepaskan pelukan ibunya, lalu beralih duduk di sofa diikuti Dea.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang