D~Seven

149 10 0
                                    

Sudah satu minggu Bella bekerja jadi penjaga kasir. Dia sangat menikmatinya tanpa keluhan sedikitpun dan pertemananya dengan Brian pun semakin dekat. Bukan Bella yang selalu memulai semuanya tetapi Brian yang selalu gencar memdekati Bella. Afianti sendiri sudah mengetahui jika Bella berteman baik dengan Brian, bahkan Afianti tidak segan-segan untuk ikut untuk mengobrol dengan Brian tetapi di halaman belakang.

Bella tidak ingin banyak orang tau jika dia berteman dengan Brian. Bisa-bisa Bella sudah menjadi bagian blacklist oleh fans Brian apalagi sama pacar-pacarnya. Dan kedekatanya dengan Bella pun bisa merubah sedikit demi sedikit kelakuan Brian yang Bad menjadi sedikit Good.

"Em, Bell.. kok diparkiran gue gak liat motor lo?" tanya Brian, hari ini Afainti tidak bisa ikut bergabung karna harus menuntaskan nilai praktik basket nya.

"Iya, gue gak bawa motor. Motor gue lagi di service dari kemaren sore gak bosa nyala."

"Kalo gitu, pulang sekolah lo bareng gue, yuk!" Ajak Brian. Mungkin ini kesempatanya untuk pulang bersama Bella.

"Gak usah. Gue naik bis aja." Tolak Bella halus. Yang tadinya Brian membuat senyuman termanis kini menghilang atas penolakan Bella.

"Naik bis? Bukanya sebagian siswi Elementary ilfil banget ya naik bis?" Brian mulai merasa heran dengan sikap Bella yang berbeda dengan gadis lainya.

"Itu kan sebagian, Brian. Gue bukan cewe kaya gitu, semua kendaraan itu sma aja. Akan membawa kita ketujuan kita juga." Ujar Bella membuat Brian dia mencerna perkataan Bella.

Brian semakin yakin, Bella benar-benar gadis yang baik. Dia harus segera mendapatkan Bella secepatnya sebelum ada seseorang yang mendekati Bella lebih dulu. Brian mencoba mendekatkan wajahnya dipipi Bella yang sedang membaca novel. Bella merasakan helaan nafas yang sangat dekat di pipinya. Bella memutar kepalanya kearah sisi kiri yang terjadi adalah bibir mungil Bella tidak sengaja bertabrakan dengan bibir Brian dan keduanya sama-sama terkejut.

Bella segera melepaskan bibirnya dari bibir Brian. Bella lebih memilih untuk beranjak pergi mencoba menjauh dari Brian.

Apa yang mereka lakakukan tadi terus saja berputar dipikiran Bella, dia sudah kehilangan first kiss nya dan itu tanpa disengaja. Impianya hancur sudah, harusnya ciuman pertama itu untuk suaminya kelak. Semua terjadi begitu saja tanpa tau siapa yang memulainya.

Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun yang masuk ke kepala Brian, dia terus saja merutuki kebodohanya. Seharusnya Brian mendaratkan bibir nya di pipi Bela bukan di.... bibir. Ini sungguh diluar kendali Brian harus meminta maaf kepada Bella.

"Bel! Bella!" Bisik Afianti dan menyenggol lengan Bella. Yang ditegur tadi masih saja tidak bergeming dan masih saja terus menatap kosong kearah papan tulis.

Afianti khawatir takut jika Bella ditegur oeh pak Joni karna tidak fokus kepada pelajaranya. Untung saja pak Joni tidak terlalu memperhatikan sebagian muridnya. Afianti terus saja menyadarkan Bella dari aksi melamunya. Terpaksa Afianti harua mengguncang-guncang badan Bella.

"Eh, apaan sih lo?" Akhirnya Bella tersadar walaupun merasa kesal karna diganggu oleh Afianti.

"Jangan ngelamun! Nanti ketauan pak Joni tau rasa lo! Lagian mikirin apa sih?"

"Nothing. Anyway, makasih ya udah sadarin gue." Afianti hanya mengangguk.

Saat pelajaran kosong seperti biasa Bella lebih memilih menyendiri dibanding bergabung dengan teman-teman yang lain. Saking asiknya Bella tidak menyadari kehadiran Brian dihadapanya. Semua siswi tampak berbisik-bisik akan kehadiran Brian dikelas mereka. Saat Bella merasakan semua mata menatapnya, Bella mencoba menengok ke belakang dan benar saja semua orang menatapnya heran penuh tanda tanya. Bella memutar kepalanya kembali untuk melihat kedepan.

"Brian?!" Lirih Bella terkejut. "Ada apa?"

"Maaf soal-"

"Gak papa. Gue yang harusnya minta maaf. Jadi lupakan." Bella memotong perkataan Brian. "Sebaiknya kamu balik ke kelas. Sebelum semuanya berpikir yang tidak-tidak." Brian akhirnya mengerti perkataan Bella dan segera keluar.

Dengan cepat Afianti menghampiri Bella, karna ingin tau yang mereka bicarakan. Dari mimik kedua wajah mereka, seperti ada masalah yang mereka sembunyikan.

"Ada apa?" Tanya Afianti,Bella hanya tersenyum simpul.

"Gak ada apa-apa." Bella berusaha menyembunyikan apa yang dia rasakan dari Afianti.

"Bohong! Gue tau, lo lagi ada masalah sama dia?"

"Belum saatnya gue cerita sama lo. Tapi gue janji bakal ceritain ke lo. Tapi bukan sekarang."

Afianti menunjukan kekecewaanya. Afianti tau seperti apa Bella, dia selalu menyembunyikan sesuatu walapun sudah 2 tahun mereka saling mengenal.

"Harusnya tadi gue gak remedial basket. Supaya bisa ikut lo ke halaman belakang lagi. Eh, gue rasa kak Brian suka deh sama lo!" Pernyataan Afianti membuat Bella menghentikan aktivitas membacanya.

"Jauh banget pikiran lo. Mana mungkin dia suka sama gue, gue kan bukan cewe sosialita kaya yang lain."

"Tapi lo juga suka kan sama dia?"

"Ya nggak lah. Gue sama dia cuma temenan, lagian gue sukanya sama orang lain." Bella tampak malu-malu mengungkapkanya kepada Afianti. Mungkin ini saatnya Afainti harus tau.

"Siapa?" Tanya Afianti antusias.

"Dia-"

"Hai, boleh gabung?" Tiba-tiba Willi datang sehingga membuat Bella tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Eh, hai. Boleh sini-sini." Aja Afianti. Bella muai mengeuarkan keringat dinginya. Sedangkan Willi mengambil kursi dan duduk dihadapan Bella.

"Ayo dong lanjutin! Siapa cowo yang lo suka?" Afianti memaksa Bella untuk melanjutkan kalimatnya.

"Em, lain kai aja ya. Gue lupa lag siapa namanya." Jawab Bella kaku, saat Willi menatapnya penasaran.

Afianti menyipitkan matanya karna kurang percaya akan perkataan Bella. Sedangkan Willi hany memandang Bella intens.

Tapi Bella hanya memberi mereka senyuman dan fokus kembali membaca novel.

"Yah, kok gue dikacangin sih?" Afianti melipatkan tanganya diatas meja.

"Kan ada Willi. Ajak aja dia ngobrol." Jawab Bella santai. Afainti hanya melirik Willi sebentar karna Afianti masih bingung harus memulai obrolan dari mana.

"Em, Will kantin yuk!" Ajak Afianti. Willi hanya mengangguk dan keluar kelas bersama Afainti.

Kalian tau lah gimana rasanya melihat sahabat kita mengajak orang yang kita suka ke kantin atau kemanapun, itulah yang dirasakan Bella.

"Sekarang giliran gue yang ditinggal. Kamvrett!" Rutuk Bella.

~~~~~

Love
Silvers^^

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang