Bab Tiga

59 3 0
                                    

"Kau tidak tahu sekarang jam berapa!"

Siwon berteriak langsung dengan mata tertutup setelah membuka pintu apartementnya, sambil menggerutu melihat siapa yang mengunjunginya di jam - jam seperti ini.

Ada apa dengan bocah tengik itu bukankah tadi dia bilang akan tinggal beberapa hari dulu di jepang, kenapa tiba-tiba pulang?

Kenapa tidak pulang langsung saja ke rumahnya?

Kenapa harus ke apartemen ku? Menganggu saja.

Dasar setan sialan!

"Yak!!! Kenapa lama sekali Hyung! Kau tidak tau kaki ku rasanya mau copot berdiri terlalu lama di luar dengan udara sedingin ini."

Siwon mengkerutkan dahinya, rasa kantuknya mendadak hilang. Nyawanya yang semula hanya sepuluh persen dalam sekejab menjadi seratus persen. Apa laki - laki dihadapanya ini baru saja marah-marah, dasar tidak sopan!

Bukankah harusnya dirinya yang marah disini. Untuk apa bertamu tengah malam begini. Dia kira apartenmennya ini hotel. Bebas keluar masuk dan berkunjung kapan pun dan tidak melihat jam.

Pletak!

"Hyung! Kenapa kau memukulku!"

Siwon berbalik memasuki apartementnya tanpa menyuruh tamu tak di undang ini masuk kedalam, meninggalkan Kyuhyun di luar dengan kepala yang berdenyut akibat pukulan pada kepalanya yang baru saja di dapatnya dari pemilik apartement. Kyuhyun mengikuti Siwon memasuki apartementnya dan menutup pintu apartement Siwon seenaknya dengan kaki tanpa menghiraukan tatapan pemiliknya saat berbalik menatap Kyuhyun dibelakanganya.

Siwon berjalan menuju dapur, membuka kulkas untuk mengambil dua botol jus jeruk dan kembali ke ruang tamu dengan dua buah minuman di tanganya, ikut menghempaskan tubuhnya di sofa. Siwon memperhatikan bagaimana Kyuhyun menenggak habis jus jeruknya dalam diam. Tidak ada dari mereka berdua yang mau membuka mulut. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, tenggelam dalam gelapnya malam.

"Tadi kau bilang akan tinggal beberapa hari lagi, kenapa sekarang kau ada di sini?" Siwon akhirnya memecah keheningan yang mereka ciptakan, memberi tahu bahwa nyawa nya masih berada di dalam tubuhnya.

"YAK! Cho Kyuhyun!"

"Astaga! Hyung kau ini kenapa? kenapa jadi suka berteriak-teriak seperti ini sih? Kau terlalu banyak bergaul dengan Hye Rin ya? Aku bisa tuli kalau begini terus. Tadi kau juga memukul kepalaku. Bagaimana kalau aku sampai gagar otak."

Kyuhyun bersuara santai mengusapi telinganya yang berdengung, heran dengan kebiasaan Hyung nya yang baru sambil menunjuk-nunjuk kepalanya yang tadi di pukul Siwon. "Hye Rin sudah menjelaskanya padamu, kami di jodohkan dan pernikahan kami minggu depan."

Apa dia baik-baik saja?

Apa yang harus ku katakan jika nanti aku bertemu denganya?

Dia tidak akan membenci dan menghindariku setelah semua kejadian ini kan?

Entahlah apa yang sedang Kyuhyun pikirkan saat ini, semua ini terlalu mendadak dan di luar pikiran. sepertinya susah sekali untuk menanyakan secara langsung bahkan membaca perubahan wajah Hye Rin saat itu. Alih - alih menjawab segala pertanyaan yang terdengar seperti peryataan menyedihkan Cho Kyuhyun hanya diam dan ikut terlarut memikirkan keadaan Hye Rin dan membuatnya menerima amukan Hyungnya lagi.

"Jadi?"

Cho Kyuhyun merasa semakin frustasi akan pertanyaan demi pertanyaan Siwon, masalahnya membayangkan reaksi Hye Rin setelah semua rangkaian kejadian ini saja, itu sudah sangat membuatnya frustasi hingga membuatnya terpaksa mengundur kepulanganya ke Korea, setidaknya Kyuhyun sudah berusaha untuk memberi Hye Rin waktu dan sedikit mengulur - ulur waktunya untuk memikirkan apa saja yang akan Kyuhyun lakukan setelah ini. Setidaknya Kyuhyun harus bisa meyakinkan pada Hye Rin kalau semua akan baik - baik saja dan gadis itu tidak akan menjauh ataupun berusaha menghindarinya.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang