Bab Enam

43 2 0
                                    

Disinilah sore ini Kyuhyun berada, di halaman belakang kediaman keluarga Park. Bermain golf bersama Park Jaeshin setelah seharian penuh bekerja, Appanya mengatakan agar hari ini juga Kyuhyun datang dan meminta Hye Rin seperti layaknya seorang laki - laki.

Kyuhyun memperhatikan Park Jaeshin bermain golf dalam diam, menurut Kyuhyun permainan ini sangat membosankan, bagaimana tidak untuk apa bermain dengan bola yang berukuran sangat kecil di tempat seluas ini dan memasukanya ke dalam lubang kecil. Lebih baik bermain game console atau playstation sambil bersantai diruang keluarga dengan snack dan minuman bersoda itu baru asik. Kalau bukan karena Appa dan Eommanya yang memaksanya datang, dia tidak akan terjebak di sini. Di padang rumput hijau yang sangat luas dengan stick golf ditanganya, bola kecil dan lubang-lubang kecil yang sangat menyebalkan.

"Ada apa kau datang tiba-tiba dan mau menemaniku bermain golf ?"

Park Jaeshin memulai melakukan pukulan awal dari permainan golf nya, layaknya pemain professional Park Jaeshin melakukan tee shot (pulukan awal pada permainan golf).

"Hye Rin. Maksudku pernikahan___ "

Kyuhyun tergagap sendiri usai menjawab pertanyaan Park Jaeshin, tidak tahu bagaimana cara memulai topic yang menjadi tujuan awal kedatanganya kemari, semua mendadak hilang. Park Jaeshin saat ini terlihat begitu menyeramkan, tidak ada candaan, tidak ada senyuman ramah yang akan menghilangkan separuh mata bulat besarnya seperti yang dimiliki Hye Rin.

"Kurasa ini bukan waktu yang tepat Kyuhyun_ssi."

Park Jaeshin menatap Kyuhyun tajam. Sebelum berjalan meninggalkan Kyuhyun dengan langkah santai tanpa beban guna melakukan pukulan selanjutnya. Seperti mendengar bocoran kabar bahwa malaikat maut yang akan segera mencabut nyawanya, detik berikutnya wajah Kyuhyun berubah pucat dan tegang di saat bersamaan. Tidak biasanya Park Jaeshin bersikap seperti ini pada nya, memanggilnya seformal itu. Tatapan dan suaranya terdengar sangat mengerikan di telinganya, atau telinganya saja yang sedang tidak beres.

"Ah, maaf sepertinya aku telah menggangu waktumu Paman."

"Aku yakin, kalian pasti sudah saling mengenal dengan baik. Dia putriku satu - satunya, kau tahu?" Park Jaeshin menatap Kyuhyun sejenak setelah melakukan pukulan selanjutnya, tapi masih gagal juga tujuanya memasukan bola golf nya ke dalam lubang.

"Ya."

"Aku tidak tahu apa yang aku fikirkan waktu itu karena berfikir untuk melepaskan putriku satu - satunya padamu, aku hanya akan mengingat semua yang kau katakan saat itu, saat kau terlampau lelah menghiburnya saat kematian neneknya. Janji mu padaku dibawah pohon maple, kuharap kau bertanggung jawab untuk semua kata - katamu."

Kyuhyun diam, berfikir apa dia termasuk pria yang bertanggung jawab? Pikiranya kembali saat telinganya tidak sengaja mendengarkan percakapan Park Jaeshin dan Istrinya saat itu. Masih jelas bagaimana Park Haneul, wanita paruh baya itu bertanya mengenai keputusan Suaminya.

"Apa yang membuatmu ingin menjadikan putriku sebagai istrimu?"

Park Jaeshin menghentikan langkahnya, hampir saja Kyuhyun menabraknya kalau pertanyaan Park Jaeshin tidak menyadarkanya. Tubuhnya sudah sepenuhnya menghadap Kyuhyun. Menatap tajam mata coklat Cho Kyuhyun dengan wajah serius. Mengubah focus pandangnya kearah pemuda yang sebentar lagi menjadi suami putrinya.

Astaga!

Apa begini yang dirasakan semua laki - laki saat melamar seorang gadis. Apa Park Jaeshin dan Appanya pun dulu mengalami hal seperti ini, Ini bahkan sangat di luar bayangan Kyuhyun tadi. Semua ini jadi terasa semakin membuatnya gugup. Untuk pertama kalinya seorang Cho Kyuhyun merasa seperti kehilangan kata - kata, mulutnya benar - benar terasa sangat rapat. lidahnya juga terasa sangat kaku, sulit sekali di gerakan.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang