"Besok kau sudah mulai ke rumah sakit?"
Park Haneul duduk di sebelah bangku kosong tepat di sebelah putrinya sambil meletakkan dua cangkir coklat panas, mengamati Putrinya yang tengah sibuk membaca dan memainkan ponselnya saat Nara sahabatnya, sejak beberapa hari yang lalu selalu menghubunginya, memaksa Hye Rin untuk menemaninya lagi, memilih bahan jenis apa dan segala sesuatu yang akan sahabatnya kerjakan untuk desain baju musim dingin yang katanya beberapa bulan lagi harus selesai karena hasil rancanganya berhasil menarik salah satu designer favoritnya di negeri paman sam.
Hye Rin selalu bertugas sebagai penilai setiap barang - barang yang akan Nara beli, tidak jarang Hye Rin memberi masukan dengan kemampuan penilaianya yang menurutnya sama sekali tidak bermanfaat tetapi dengan bodohnya Nara justru mengangguk setuju dengan pernyataanya dan sebagai imbalanya Hye Rin akan ditraktir sepuasnya sampai Nara menggerutu karena porsi makan Hye Rin yang sangat tidak wajar.
"Iya, aku harus menemui Profesor, Eomma." Jelas Hye Rin, focus matanya masih pada layar ponselnya matanya menatap lekat - lekat balasan yang diberikan Nara saat Hye Rin meminta kejelasan akan imbalan untuknya jika saja dia sudi menemani sahabatnya itu berbelanja lagi.
"Ah, sudah mulai praktik ya?"
"Hm-mm, tidak bisa dibilang praktik Eomma, besok akan ada rapat mengenai operasi pasien yang beberapa hari yang lalu masuk rumah sakit karena lemah jantung dan penyakit genetic yang keluarganya wariskan padanya sehingga perlu penanganan serius dan secepatnya untuk mengatasi masalah ini, hari ini setelah Profesor melakukan cek menyeluruh ternyata ada kebocoran dan kelainan pada jantungnya, dan pasien harus secepatnya mendapatkan donor jantung. Profesor mengatakan aku akan lebih memahaminya besok dan aku tidak tahu apa ini bagian dari wawancara, karena aku sebenarnya masih harus mengikuti beberapa materi awal yang rumah sakit berikan tapi Profesor mengajakku ikut serta dalam pertemuan itu dan berharap aku akan menyumbang solusi disana besok."
"Sampai jam berapa kira - kira?"
Hye Rin berhenti memperhatikan ponselnya, tanganya telulur menggapai secangkir coklat panas yang Park Haneul buat untuknya, meminumnya perlahan - lahan dan kembali pada focus pada buku bacaanya, sebelum menggumamkan sebuah kalimat untuk memberikan Eommanya jawaban atas pertanyaanya tadi.
"Aku tidak tahu, tapi sepertinya tidak sampai satu hari penuh. Karena para Dokter disana memiliki jadwal operasi yang bisa dibilang cukup padat. Wae Eomma?"
"Kalau begitu, jam makan siang. Kau bisa datang ke butik langganan eomma di Apgujeong besok?"
Hye Rin langsung berhenti memainkan ponselnya dan menatapnya lekat - lekat. Seperti saat ini wajah Park Haneul, Eommanya lebih menarik dari pada percakapanya dengan sahabatnya yang sejak tadi belum juga menemui kata sepakat. "Makan siang?"
"Menurutmu? Apa yang bisa di lakukan dibutik. Memakan baju - baju yang ada disana sampai perutmu kenyang dan tidak bisa berjalan?"
Hye Rin berhenti menatap Eommanya, bibirnya mengerucut. Matanya menerawang jauh keatas sebelum memekik keras mengutarakan hasil pemikiran keras singkatnya, "Bukan makan?"
"Astaga!!"
Park Haneul menyumpal mulut Hye Rin dengan sepotong besar kue yang dibawanya tadi.
"Jadi tidak ada acara makan sebelumnya?"
"Kita harus mencoba gaunmu dan banyak hal yang melibatkanmu disana. Jadi sekarang kau harus tidur dan tinggalkan kegiatan tidak pentingmu itu, ini sudah malam." Park Haneul mengelengkan kepalanya heran melihat reaksi berlebihan putrinya. Siapa yang tidak tahu begitu menggilanya putrinya jika sudah berkaitan dengan hal - hal seperti makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
Romance“Apa mereka masih saling mencintai Oppa?” “Sepertinya.” “Kenapa dulu mereka berpisah?” “Aku tidak tahu.” Hye Rin menyandarkan kepalanya pada bahu Siwon, tidak merasakan udara dingin di sekitarnya. Mereka berdua duduk tanpa memperhatikan sekitarnya...