"Kyuhyun_ah."
Hye Rin bergumam dengan kepala tertunduk, beberapa jam yang lalu Kyuhyun menghubunginya dan megatakan kalau Kyuhyun sudah menunggunya di caffe depan rumah sakit. Hye Rin terus meremas tanganya sendiri sejak awal kedatanganya, tidak berminat sama sekali dengan coklat panas pesananya atau mungkin coklat itu sekarang sudah berubah menjadi coklat dingin, karena sejak pelayan meletakan pesanan mereka, Hye Rin bahkan hanya memandangi tanpa minat cangkir di hadapanya. Membuat Kyuhyun mengernyit bingung, bukankah gadis ini penggila coklat atau apapun yang berbau coklat.
"Apa?"
Hye Rin masih menunduk dan malas menatap lawan bicaranya, "Kau sejak kapan disini? Sudah lama? Maaf, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan ku."
"Tidak apa - apa. Aku juga baru saja menyelesaikan sesuatu yang penting dan memang seharusnya kulakukan sejak awal, mungkin."
"Huh?"
"Aku baru saja dari rumahmu, menemui Appa mu."
Hye Rin mengerjabkan matanya berkali - kali, memandang laki - laki dihadapanya dengan seksama setelah mendengar pernyataan mengejutkan yang baru saja Kyuhyun katakan. Sampai saat ini dikepalanya terbayang berbagai macam jenis percakapan apa yang Kyuhyun dan Appanya lakukan dan satu - satunya yang sangat diyakininya adalah jenis percakapan tentang bagaimana Kyuhyun mengatakan dengan tegas agar mereka membatalkan pernikahan konyol yang diam - diam sudah mereka rencanakan sejak lama.
"Kau sudah mengatakanya! Jadi bagaimana? Mereka setuju?"
"Kau sudah mulai bekerja di rumah sakit?"
"Yeah, seperti yang kau lihat. Jadi?"
"Secepat ini? Kukira kau masih akan satu atau dua bulan lagi bertahan di perusahaan."
"Itu tidak penting, masih ada sesuatu yang lebih penting untuk kita bahas sekarang Kyuhyun_ah. Jadi bagaimana?"
"Apa?"
Hye Rin mendengus, mendongakan kepalanya menatap Kyuhyun tajam, wajahnya kenapa terlihat semakin menyebalkan saja saat ini, seperti topic yang sebenarnya Kyuhyun sendiri sudah faham dan laki - laki dihadapanya saat ni sedang mencoba mengerjainya dengan bersikap semua ini benar - benar bukan masalah yang besar, sampai harus membuatnya panic seperti dirinya.
"Perjodohan ini! Seharusnya ini tidak pernah terjadi kan! Kita tidak seharusnya seperti ini." Teriak Hye Rin sebal. Astaga! bukankah laki - laki ini sejak dulu selalu membanggakan kerja otaknya yang lebih baik dari pada dirinya, tapi kenapa saat ini dia tampak sangat tolol sekali.
"Maksudmu?"
"Tck!"
"Kenapa!? Kau menyesal karena berakhir dengan ku, dan bukan dengan pria yang selalu menjadi fantasi gilamu yang entah berada di bagian bumi bagian mana dia saat ini."
"Aku serius Kyuhyun_ah! Bukan seperti ini kan seharusnya, ini semua harusnya tidak pernah terjadi. Ayolah, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Jadi kau belum mengatakan apapun pada mereka?"
Hye Rin mulai merendahkan kembali suaranya sambil ikut menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi. Seperti pembicaraanya kali ini sangat menyedot habis tenaganya, hingga membuat tubuhnya yang lelah semakin lelah.
"Aku juga serius! Kau fikir aku sedang mengajakmu bercanda. Alasan apapun itu Hye Rin, walaupun kau menolaknya saat itu, aku benar - benar tidak peduli dan akan tetap menikah denganmu, walaupun seandainya saat ini aku memiliki seorang kekasih aku akan lebih memilih kau untuk berakhir bersamaku. Em-mm, maksudku memangnya kita bisa apa, saat semua persiapanya bahkan sudah selesai. Kau tidak mau kan Eomma dan Appa mu nantinya akan mengutukmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
Romansa“Apa mereka masih saling mencintai Oppa?” “Sepertinya.” “Kenapa dulu mereka berpisah?” “Aku tidak tahu.” Hye Rin menyandarkan kepalanya pada bahu Siwon, tidak merasakan udara dingin di sekitarnya. Mereka berdua duduk tanpa memperhatikan sekitarnya...