the finaly

44 3 0
                                    

Capter 7-

Hari ini adalah waktu pertandingan tenis lapang indoor, dan disini lah aku menunjukan hasil dari latihan ku yang sudah 6 bulan dan aku akan membuktikannya dihari ini.

Sebelum berangkat ke tempat pertandingan yang terletak di senanyan. Om bayu mengumpulkan kami semua dirumahnya untuk briving dan berdoa bersama.
"The day it's finaly. Hari ini adalah hari pembuktian untuk menunjukan latihan kalian selama ini, angga setiap permainan yang akan kalian mainkan nanti adalah final, tetap focus pada permainan dan terakhir jangan lupa berdoa, om percaya sama kemampuan kalian semua!" Ucap om bayu.

Dan kami pu berdiri membuat lingkaran dan menumpukkan tangan ditengah lingkaran sambil berteriak.
"EXSIST tenis indoor club!!" Teriak om bayu.
"Go...go...go juara!" Ucap kami semua sambil melepaskan tumpukan tangan kami.

08.15
Kami sampai di senayan lapangan tenis indoor terlihat disini sudah dipenuhi oleh para pemain tenis dan para penonton membuat aku benar-benar gugup dan takut.

Om bayu memberikan pengumuman kepada kami bahwa yang pertama bermain adalah ralyan lalu ka dafa kemudian aku.

Kami semua bersiap-siap berganti pakaian dan melakukan pemanasan dipinggir lapangan. Sampai akhirnya kini giliran ralyan yang main.

"Semangat yan!!" Teriakku dari pinggir lapangan saat ia berjalan menuju tengah lapangan, ia menoleh ke arahku sambil tersenyum dan mengangkat ibu jarinya menandakan ia siap bertanding.

Dari pinggir lapangan aku merasa sangat deg-degan karena point ralyan dengan lawannya selalu kejar-kejaran/ bisa dibilang beda tipis.

Dan perasaan ku benar-benar lega saat hasil pertandingan yang menyatakan bahwa ralyan masuk ke babak semi final. Aku merasa benar-benar lega.

Ralyan keluar dari lapangan dan bersalaman dengan om bayu lalu berjalan menghampiriku dan duduk sampingku.
"Gue udah berusaha buktiin, dan lo juga harus bisa buktiin yang terbaik oke" ralyan tersenyum dan mengacak-acak rambutku yang kemudian langsung pergi begitu saja.

Aku merasa hari ini dia sangat berbeda, ralyan yang biasanya adalah ralyan yang menyebalkan dan selalu menggangguku. Tapi hari ini dia bisa bersikap baik juga rupanya.

"Putri nara talariza!" Deg. Panitia memanggil nama ku dan yap ini lah giliranku. Sekarang kaki ku benar-benar terasa lemas jantungku juga berdetak sangat kencang, seketika aku sulit untuk bernafas.

"Nara focus!!" Aku mendengar suara teriakan dari ralyan. Hanya suara itu yang tertangkap oleh telingaku, yang lainnya hanya bising oleh suara gemuruh dari para penonton.

Aku berusaha membulatkan tekatku untuk memberanikan diri memasuki lapangan tanpa merasa gerogi atau nerfous.

Teng....
Aneh rasa apa ini?? Disaat aku sudah benar-benar berada didalam lapangan dan aku sudah benar- benar menatap tajam mata musuhku perasaanku seketika menjadi tenang aku merasa lapangan ini milikku sendiri dan disini hanya ada aku dan kusuhku.

"Ayo nara tunjukin kalo lo bisa!!" Dan yap suara teriak itu teriakan ralyan yang paling terdengar dikupingku. Dan yang lainnya kosong.

Aku pun memulai permainanku awal-awalnya aku memang dapat mengahalau pukulan bola dari lawanku tersebut tapi saat aku merasa pointku tertinggal aku merasa down aku sudah tidak bisa menghalau bola dari lawan. Aku semakin panik saat mengetahui pointku benar-benar sudah tertinggak jauh.

Fikiranku melayang kemana-mana dan aku sudah tidak focus lagi. Namun suara teriakan ralyan masih terngiang ditelingaku dan kini teriakan ikltu semakin kencang. Aku bingung harus bagai mana aku benar-benar sudah merasa down.

And the finaly Im loser!!

Aku keluar lapangan dengan ekspresi wajahku yang pucat pasih , aku benar-benar syok dengan semua ini aku merasa benar-benar memalukan padahal ini baru babak penyisihan tetapi aku sudah kalah.

Aku menghampiri om bayu yang terlihat agak kecewa denganku.
"Om maafin nara ya, nara belum bisa nunjukin yang terbaik ke om" aku pun menundukan kepalaku dan menahan tangisanku.

"Gapapa ini kan pertandingan pertama kamu, inget ini bukanakhir dari segalanya oke tetap semangat ya!!" Om bayu menepuk-nepuk pundakku dan memberikanku suport agar tetap semangat.

Aku berjalan memasuki ruangan ruangan yang digunakan untuk para atletnya bersantai karena disini tersedia sofa dan kasur lipat. Aku duduk disofa tersebut dan memandang kebawah sambil merenungkan kesalahanku.

"Heii good job ra!" Aku sangat kaget ketika dengan tiba-tiba ralyan datang menghampiriku dan menepuk pundakku.

"Dari mana good job nya?? Gue kalah yan" aku masih menundukkan wajahku dan menatap lantai.

"Good job lah lo udah bisa mengalahkan rasa takut lo, ini pertandingan pertama lo dan gue pernah ngalamin itu, rasa ga enak banget. Masalah menang atau kalah tuh udah ada yang ngatur ya mungkin ini bukan rezeki lo jadi lo harus terima. Tapi pulang dari sini lo harus punya tekat dan mimpi yang kuat buat jadi sang juara"

Aku mendengarkan semua ocehan ralyan yang kalau aku fikir kata-katanya ada benarnya juga sih.

"Yan kok tumben lo pemikiran lo bener?" Ucapku kaget.

"Ett jangan salah gini-gini gue rangking satu di kelas olah raga bro!" Jawabnya bangga.

"Tapi tampang lo ga meyakin kan gimana dong?!" Ledekku.

" ehh ini bocah kaga percaya amat dah?? Gue beneran rangking 1 dikelas masa iya lo ga percaya sama orang ganteng macem gue sih?" Ucap ralyan dengan pede dan dia berhasil membuatku tertawa dan sedikit melupakan tentang kekalahanku.

Kami banyak berbincang dan ralyan banyak membuatku tertawa. Sampai akhirnya nama ralyan dipanggil untuk melakukan pertandingan nya lagi dan kali ini ralyan akan langsung menuju final.

Setelah berganti pakaian aku menuju tribun penonton dan meneriaki ralyan dari sana. Kali ini ia bermain habis-habisan dia tak mempedulikan kakinya yang sudah terlihat agak pincang mungkin akibat cidera engkel.

Dan yups dia berhasil merebut gold medal. Setelah dikalungi medali ia berjalan kearah aku dan ka dafa yang tengah berbincang-bincang juga dan jangan salah ka dafa juga dapet gold medal lho!keren ya??

"Ra lo ga mau foto sama orang ganteng??" Dengan kakinya yang pincang ralyan berjalan mendekatiku.

"Yaudah kita bertiga foto bareng aja deh yuk?" Ka dafa langsung mengeluarkan handphonenya dan meminta seseorang penonton untuk memfoto kami bertiga

Rasa sakit dan terpukul itu lah yang kini tengah aku rasakan namun aku juga ikut senang dan merasa lega ketika melihat ralyan dan ka dafa sama-sama mendapan gold medal.

21.00
Aku diantar pulang oleh om bayu. Bunda juga sudah tau bila aku kalah mungkin om bayu yang bilang ke bunda. Aku fikir bunda akan kecewa namun bunda tetap memberikanku semangat agar tidak patah semangat.

"Bun nara capek, nara ke kamar dulu ya??" Dengan muka malas aku langsung menaiki anak tangga dan menuju kamarku.

Karena besok hari minggu aku berencana akan bangun siang lagi pula aku merasa badanku sakit semua dan membutuhkan istirahat.

_______________________________________
Capter 7 selesai menurut kalian gimana??

Maaf ya kalo aku agak typo dikit ya namanya juga manusia hehehe...

Tunggu kelanjutan dari cerita ini yaa aku bakalan jamin ceritanya seru deh!

Thx for reading!

Everything oke...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang