konflik

47 4 0
                                    

Capter 12-

Terkadang diam itu adalah pilihan yang terbaik dalam situasi terpojokkan biarkan kebenaran datang dengan sendirinya.
____________________

Huft... siapa sih yang nyiptain pelajaran kimia kaya gini?? Kenapa ribet banget rasanya otak aku tuh udah ngebul banget belajar kaya gini

Teng...teng....

Bel istitahat adalah bel yang selalu aku tunggu saat pelajaran kimia berlangsung. Karena aku paling tidak suka dengan pelajaran itu.
"Nara.." teriak seseorang, aku pun menyapu pandanganku ke seluruh ruangan kelas namun aku tidak menemukan orang yang memanggilku.

"Woyy gue di jendela" aku pun melihat kejendela ternyata itu gustian, suaranya yang berat membuat beberapa orang dikelasku melihat kearah gustian. Termasuk mita.

"Ampun deh tian,lo ngagetin gue aja sih?!" Dengusku kesal.

"Ra sini dong gue mau ngomong juga" kali ini gustian berdiri diambang pintu.

"Yang butuh siapa?" Ucapku simpel karena aku sedang malas untuk berjalan menghampirinya.

Dengan terpaksa gustian pun memasuki kelasku dan duduk di bangku yang ada didepanku.
"Jadi?" Aku menyilangkan kedua tanganku diatas dada

Gustian menaikkan sebelah alisnya melihat responku. "Huft...oke jadi gini acara gue tanggal 30 bakalan jadi dan kalo dihitung hitung kan tanggal 30 desember itu tinggal 1 minggu lagi. Gue pengen lo ikut masalah peralatan atau disana kita mau ngapain nanti gue bakalan ngabarin lo lewat line deh. Intinya lo jadi kan mau ikut ke villa gue?"

Aku merasa dari kejauhan mita tengah mendengarkan pembicaraanku dengan gustuian.
"Hah?! Apa tian lo ngajakin gue liburan di villa lo? Bareng the wild gangs?" Aku sengaja mengeraskan suaraku.

"Ish... nara kenapa sih lo kalo ngomong kenceng banget? Tuh suara udah kaya toa masjid tau ga?" Omel gustian.

"Gue sengaja tian, soalnya ada fens gue yang lagi nguping pembicaraan kite" jawabku agak berbisik pada gustian.

"Oke, gue pasti ikut nginep di villa lo, apa lagi ada the wild gangs pasti seru banget!" Kali ini aku dengan sengaja menambah volume suaraku lagi.

"Sipp tunggu kabar dari gue ya?" Gustian pun pergi meninggalkan ku dengan mengedipkan sebelah matanya.

Aku pun berjalan keluar kelas aku merasa banyak pasang mata yang mengarah kearahku saat aku melihat mereka, mereka menatapku dengan tatapan aneh nya membuat ku bingung dan tak mengerti.

Dan aku adalah orang yang tak mau ambil pusing aku terlalu malas untuk memikirkan kenapa mereka bertindak seperti itu, tanpa menghiraukan tatapan mereka aku pun berjalan menuju kantin.

Terkadang aku lebih suka berjalan ke kantin sendirian ketimbang membawa pasukan para wanita. Setelah dari kantin aku kembali ke kelasku.

Saat aku sampai kelas suasana kelas sungguh ramai tidak seperti biasanya mereka sedang bermain lempar-lemparan menggukan bola basket. Aku tidak tertarik untuk ikutan aku menghiraukan mereka dan duduk di mejaku.

Brukk...
"Aww" rintuhku saat aku merasa bola basket tersebut mengenai tepat di kepalaku, aku merasa kepalaku agak pusing.

Lalu seisi ruangan terasa hening untuk sesaat. Tak ada yang meminta maaf padaku.
"Ga ada yang ngerasa ngelempar bola ke kepala gue? Ga ada yang minta maaf juga?! Woaa akting kalian keren banget" teriakku dengan kesal.

"Ohh ops...sori" ucap mita dengan sengaja, wajahnya pun masih terlihat tersenyum tidak ada rasa penyesalan sedikitpun.

"hah? Basi lo!" ucapku Dengan ekspresi cuek dan kesal

"Seenganya kan mita udah bilang sori ke lo, dasar cewe ga tau diri!" Lia terlihat tengah membela mita.

" iya seenganya, tapi lo fikir aja dia yang sengaja ngelakuin. Ngelempar bola ke arah gue terus minta maafnya dengan cara kaya gitu. Lia lo kalo di posisi gue diperlakuin kaya gitu terima ga lo?!" Bentakku dengan kesal.Dan itu membuat lia terdiam.

"Eh lo kalo ngomong ga usah nyolot gitu deh! Ini kan masalah sepele." Michele juga sepertinya iya membela mita? Kenapa tiba-tiba anak anak satu kelas semuanya memilih mita. Aku yakin ada sesuatu.

"Sepele? Ya gue tau ini sepele sekarang tuh gini kalo beneran ini bola gue lempar sengaja ngenain kepala lo, gimana perasaan lo? Atau mau coba!" Aku memutar-mutarkan bola basket ditanganku.

"Lo tuh jadi cewe kasar banget sih? Pantesan satu kelas ga ada yang mau nemenin lo!" Kali ini rival si ketua kelas ikut angkat bicara.

kini tatapan anak-anak sekelasku memang Terlihat berbeda mereka terlihat kesal denganku.
" gue kasar? Lo bercanda ya?" Ucapku tak yakin. "Kucing bakalan nyakar lo kalo ada sebabnya. Sama hal nya kaya gue" jelasku.

"Terus apa maksud lo, lo lebih milih temen baru lo dari pada gue? Gue lo tinggalin gitu aja hah?! Lo fikir gue ga sakit hati" aku kaget saat mita tiba-tiba menyindirku.

" gue ga ninggalin lo, gue punya alesan kenapa gue bersikap kaya gitu, lagian gue ga sengaja" aku berusaha menyangkal.

"Gue tau lo malu temenan sama gue makannya lo ninggalin gue, dan sekarang lo berteman sama the wild gang, anak-anak paling popular disekolah ini wow lo hebat banget pilihan lo emang tepat" aku tambah tidak mengerti apa yang dimaksud mita. Yang pasti kata-katanya membuat anak sekelas ku murka dengan ku.

"jangan-jangan lo itu emang pengen banget popular sampe deketin mereka biar dibilang anak popular juga" apa ini lia ikut-ikut memojok an ku?

"Ah ya bener banget kalo buat dia kita kan bukan anak keren dan popular makannya dia ga pernah mau bergaul sama kita. Kayanya dia jijik sama kita" ucap putri yang ikut-ikutan mencaciku.

"Bukan gitu, gue temenan sama the wild gangs karena ralyan tuh-" aku menghentikan kata-kataku. " intinya gue ga seperti yang kalian fikirin. Gue ga pengen jadi anak popular" teriakku frustasi.

"Dasar pembohong!" Mita tak terima penjelasanku dan ia pun membentakku.

"Kita ga akan mau temenan sama lo!" Ucap lia

"Eh orang kaya dia tuh ga usah ditemenin, mulai hari ini kita ga bakalan ada yang mau nemenin lo!" Aku cukup kaget dengan kata-kata michele yang terlalu gampang memutuskan namun apa daya aku tak bisa menjelaskan pada mereka.

"Oke gue juga ga butuh punya temen kaya kalian semua!" Jawabku yang tak mau kalah. Aku melempar bola basket entah kemana arahnya dan pergi meninggalkan kelas.

"Dasar cewe ga tau diri "
" kenapa dikelas ini ada cewe kasar macam dia?!!"
" ohh dia tuh orangnya gitu "
" gue ga akan mau temenan sama dia lagi!"

Ocehan orang-orang itu membuatku kesal, sebenarnya dunia ku ini apa sih?? Drama? Sinetron? Atau FTV?? Kenapa memuakkanku?

_____________________________________
Oke guys tunggu capter selanjutnya ok;)

Aku jamin cerita selanjutnya bakalan lebih seru dari ini so baca terus ya ceritanya.

Thanks for reading: *

Everything oke...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang