miracle

29 3 0
                                    

Capter 16-

_putri nara talariza_

Aku berusaha membuka mataku akibat pantulan sinar matahari pagi yang menyilaukan mataku. Aku merasa sekujur tubuhku sakit dan sulit digerakkan.

Aku membelalakan mataku karena kaget saat melihat pemandangan disekelilingku, aku melihat begitu banyak tengkorak dan tulang belulang. Aku terjebak seperti diruang bawah tanah yang lumayan gelap dan menyeramkan.

"Teh nining bawakan anak perempuan itu padaku sekarang!!"

Aku mendengar suara seorang wanita yang menyuruh teh nining membawakh dihadapannya. Tunggu! Teh nining?? Atau jangan-jangan teh nining dan perempuan itu sudah nerencanakan ini semua??.

Aku memejamkan mataku saat aku mendengar suara seorang wanita yang datang menghampiriku yang tak lain adalah teh nining.

Aku merasa tubuhku diseret begitu saja olehnya, hah! Memangnya ia fikir aku ini binatang apa?? Liat saja sampai aku tau siapa dalam dibalik ini semua akan habis kalian!!

Brukk...
Aku merasa tubuhku dilempar begitu saja ketanah hingga kepalaku membentur sesuatu. Dan rasanya sangat-sangat sakit namun aku berusaha untuk tidak menjerit.

"Jadi dia wanita incaran gustian?! Bisa-bisanya ia merebut gustian dari tangan gita, aku tak akan membiarkan itu terjadi!!" Ucap wanita itu dengan suaranya yang cukup lantang.

Apa?? Barusan ia bilang gustian? Gita?? Gita itu siapa apa hubungannya dengan gustian, oh ya kenapa harus aku yang diculik seperti ini? Huft...itu tidak penting yang pasti aku harus segera membebaskan diriku.

" teh nining aku benar-benar ingin membunuh perempuan ini!" Ucap sang wanita itu.

Aku mencoba membuka mataku perlahan untuk melihat siapa wanita tersebut. Saat aku lihat wajahnya sangat asing bagiku. Tapi kenapa ia mengenal gustian?

Saat ini aku benar-benar ingin bangkit dan melawan wanita tersebut namun aku merasa badanku benar-benar lemas.

"Wahh rupanya kau sudah bangun ya tuan putri?" Sial wanita tersebut menyadari kalau aku bangun. "Sudah berapa banyak kau menguping pembicaraan kami?" Wanita tersebut berjalan perlahan mendekatiku dan apa aku tak salah lihat kalau ia memegang pisau ditangannya.

Aku menatap sinis kearahnya dan menyapu pandanganku ke seluruh ruang bawah tanah ini. Sial aku tidak menemukan pintu atau jalan keluar ruangan ini terlihat seperti labirin yang memiliki banyak lorong dan cabang.

"Tuan putri bukan kah tidak sopan bila saat pertama kali kita bertemu kau sudah menatap sinis kearahku?" Wanita itu menampakkan senyuman jahat nya padaku dan itu membuatku jijik.

Tanpa melihat kerahnya lagi aku berlari menelusuri lorong tersebut aku cukup bingung ketika aku menemukan ada cabang dilorong tersebut. AKu memilih jalan lorong yang agak terang oleh cahaya matahari yang berusaha menerobos masuk.

Sial kenapa perempuan itu berhasil mengejarku? Aku begitu panik saat aku mendengar suara langkah kakinya, dengan cepatnya aku langsung bersembunyi dibalik sebuah tiang kayu yang terlihat agak gelap.

Aku bersembunyi dan menahan nafasku agar perempuan itu kehilangan jejakku.

"kemana perginya Si nara sialan itu?!!" Perempuan itu terlihat begitu kesal saat tidak berhasil menemukan ku.

"Huft...akhirnya" aku menghela nafas lega saat perempuan tersebut berlari pergi. "Sebenarnya ini tempat macam apa sih?" Aku melihat melihat sekeliling terowongan buntu ini, aku agak sedikit kaget saat sadar bahwa tepat didepanku ada seekor ular. AKu menahan teriakanku namun aku tersentak kaget kebelakang.

Everything oke...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang