semoga ini hanya mimpi!

35 1 0
                                    

Capter 26-

Kini nara tengah termenung diruang tunggu didepan ruangan yang tertulis ruang oprasi, dengan wajah yang kusut dan baju masih berlumuran darah nara termenung dan berusaha mencerna apa yang gustian katakan padanya tadi sewaktu ia sadar dan menyatakan perasaannya pada nara.

"Nara! Lo gapapa?" Teriak ralyan yang tiba-tiba datang Bersama the wild gangs dan vina. Nara hanya menatap ralyan dengan tatapan berkaca-kaca.

"Ra lo gimana keadaan gustian?" Tanya vina yang sama khawatirnya dengan ralyan.

"Gue ga tau"nara tidak sanggup lagi menahan gemangan air matanya dan ia memeluk vina yang berada disebelahnya. "Tadi dia ngajakin gue makan siang bareng dan pas dia keluar dari restoran ada sebuah mobil yang melaju cukup kencang dan menabrak gustian, awalnya ia sadar tapi" nara tak sanggup meneruskan kalimatnya dan menangis sejadi-jadinya dipelukan vina.

"Udah jangan khawatir. Ini bukan salah lo kok" ralyan mengelua-elus dengan lembutnya puncak kepala nara.

"Sebentar lagi nyokap bokap gustian bakal dateng kok" ucap rafa.

"Hemm...yang mana keluarga dari saudara gustian?? " tiba-tiba dokter yang menangani gustian keluar dari ruang oprasi.

"Kami temannya dok, orang tuanya sedang perjalanan kesini" jawab ardhi.

"Jadi gimana keada gustian dok?" Nara pun berdiri dan bertanya pada sang dokter.

"Untung lah keadaannya tidak negitu parah, ia hanya mengalami benturan dikepalanya dan banyak memar didaerah kaki dan tangannya, oh ya tangan kiri mya pun patah namun tidak parah" jelas sang dokter.

"Alhamdullilah" kini nara terlihat lega.

"Yaudah saya permisi dulu ya" dokter pun langsung pergi meninggalkan nara , karena cemas sekaligus pemasaran nara pun memasuki ruangan untuk melihat kondisi gustian.

Terlihat gustian sudah sadar dan banyak perban yang membalut tubuhnya.
"Hai nara" sapa gustian dengan senyumannya yang mengembang.

"Dasar bego!"kini nara tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengomeli gustian.

"Gue gapapa kok" gustian menarik tangan nara dan menggenggamnya.

"Dasar pembohong, badan lo aja udah kaya mummy gini masih aja bilang gapapa"omel nara dengan sebal. Dan gustian hanya terkekeh geli.

"Ekhem "ralyan pun berdehem. "Lo udah baikan ya gus??get well son ya. Yaudah gue duluan ya, masih ada urusan soalnya"ucap ralyan yang kemudia langsung berjala keluar ruangan.

"Ra udah sore nih, pulang sana istirahat terus mandi, kamu keliatan capek gitu" ucap gustian dengan lembut.

Dan nara pun baru sadar betapa kacaunya penampilannya saat ini.
"Vin anter nara pulang gih, tolong ya" pinta gustian pada vina.

"Yaudah yuk ra balik, lo harus istirahat besok kan lo sekolah" vina pun menarik lengan nara, namun nara terlihat berat hati untuk meninggalkan gustian. Ia merasa bersalah pada gustian.

Vina mengantarnya sampai rumah, bunda nara pun terlihat kaget melihat seragam sekolah nara yang dipenuhi dengan bercak darah.

"Kamu kenapa??"tanya bunda dengan panik.

"Nara gapapa kok bun"jawabnya dengan suara yang pelan.

"Tadi ada suatu tragedi gitu tan, tapi bener kok nara ga kenapa-napa,tante ga usah khawatirnya. Oh ya vina pamit pulang dulu ya tan" jelas vina yang kemudian pergi meninggalkan nara.

Dengan berjalan lunglai ia menaiki anak tangga yang kemudian memasuki kamarnya. Entah kenapa kejadian hari ini sungguh tidak bisa dipercaya.

"Semoga ini hanya mimpi" gumam nara dengan nafas beratnya.
_______________________________________
Holla hallo guys!! Menurut kakian gmn nih cerita aku kali ini??

Terus kira-kira nara akan nerima gustian yang notabenya udah jadi pacarnya apa belum ya?? Terus gimana respon ralyan setelah mengetahui nara pacaran sama sahabatnya sendiri??

Kepo dong?? Jdi baca terus kelanjutannya ya;)

Everything oke...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang