entah lah.

31 1 1
                                    

Capter 25-

Tin...tin..tin..
       "NARA..!!" Teriak seseorang dari depan rumah nara.

Jam tua peninggalan nenek nara yang menggantung indah diruang keluarga masih menunjukkan pukul 06.05 pagi dan sepagi ini sudah ada saja yang meneriakkan namanya dari luar dan itu cukup membuat nara geram pasalnya ia belum menghabiskan sarapannya, dengan terpaksa ia pun keluar rumah untuk melihat siapa yang meneriakkan namanya dipagi buta seperti ini.

         "Gustian?" Dari kejauhan nara pun memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas lagi siapa orang yang didalam mobil pajero sport berwarna putih tersebut.

Lelaki bertubuh tinggi itu pun keluar dari mobilnya sambil mengembangkan senyumannya ke arah nara.

        "Lo ngapain kesini pagi-pagi kaya gini??" Terlihat nara kurang suka dengan kedatangan gustian yang mendadak dan terlalu pagi seperti sekarang.

         "Jemput lo kesekolah lah" gustian pun berjalan mendekati pintu pagar rumah nara, saat ia ingin membuka pagar tersebut rupanya pagarnya terkunci. "Ga niat membukakan pagar ini buat gue?" Tanya gustian lagi dan nara pun segera mengambil kunci dan membukanya.

        "Lo ga lagi sakit kan?" Karena penasaran takut kalau gustian sedang sakit ia pun bersusah payah berjunjit agar tangannya sampai dikening gustian. Namun karena tinggi badan mereka yang berbeda jauh gustian pun hanya tertawa melihat tingkah nara.

       "Gue ga sakit kok, hari ini gue cuma pengen kita berangkat sekolah bareng dan nanti pulang gue bakalan jemput lo" jawabnya enteng. "Oh ya mamah papah lo kemana?? Kok gue ga liat?" Gustian pun melirik kedalam rumah nara.

        "nara ada temennya yang dateng kok ga diajak masuk??" Tiba-tiba papah datang.

        "Pagi om?" sapa gustian yang terlihat sok manis. " saya mau jemput nara ke sekolah om"

        "Oh kamu yang namanya gustian, kamu udah makan belum? Tante udah buat sarapan. Mau sarapan dulu ga?" Tawar mamah

         "eng- ga usah tante, kita pamit mau berangkat aja ya tan" ucap gustian ragu-ragu.

          "Eits, gue kan belum rapih" ucap nara dengan spontan.

          "Yaudah sana siap-siap dulu" jawab gustian dengan sabarnya.

Setelah siap nara dan gustian pun berangkat kesekolah bersama. Didalam mobil hanya tercipta suasana keheningan diantara mereka, nara yang merasa ini masih pagi jadi ia hanya menatap keluar kaca sambil menahan kantuknya yang tiba-tiba menyerang.

Dan gustian terlihat tengah sibuk dengan handphonenya. Entah apa yang ia lakukan ia terlihat sangat serius sampai mengangabaikan nara.

Sesampainya disekolah nara turun duluan dari mobil.
       "Ra pulang sekolah gue ke kelas lo ya, tungguin gue kita pulang bareng ok" teriak gustian dan nara hanya mengangguk mengerti.

Nara pun langsung berjalan menuju kelasnya.sesampainya dikelas seperti biasa teman teman sekelasnya sedang sibuk menyalin tugas temannya. Sedangkan nara memilih untuk mendengarkan lagu.

Entah kenapa sepertinya hari ini berjalan dengan cepat buktinya bel pulang sudah berbunyi.
        "Naraa" panggil gustian dari ambang pintu dan itu sukses menarik perhatian teman-teman sekelas nara alhasil mereka di bully habis-habisan.

          "Apaan sih lo tian kan jadi ga enak sana anak-anak yang lain" omel nara dengan kesal pada gustian.

         "Gapapa dong, masa manggil aja salah, temen-temen sekelas lo tuh yang alay" Jawab gustian cuek. "Udah pulang yuk" gustian pun menarik tangan nara dengan paksa agar nara mau mengikutinya.

         "Lo ikut gue sebentar ya"tanya gustian, saat kami sudah berada didalam mobilnya.

          "Tapi gue kan"

            "Iya gue tau lo latihan,tapi cuma sebentar kok ikut gue dulu ya" belum selesai nara menghabiskan kalimatnya gustian sudah memotongnya. Dan akhirnya nara hanya bisa mengangguk pasrah.

        "Kita mau kemana sih?" Tanya nara dengan keponya.

          "Nyari makan siang" akhirnya gustia mau menjawab dengan jujur.

            "Nyari makan aja jauh-jauh sih?? Dipinggir jalan juga banyak " celetuk nara dengan asalnya. Tetapi gustian malah diam.

             "Kita udah sampai" ucap gustian,kami berhenti di restoran khas jogja. "Ini restoran favorite keluarga gue" kami pun sambil memasuki restoran tersebut. Dan memilih tempat duduk.

            "Ehh gue mau kedepan bentar ya, lo tunggu disini oke"tanpa menunggu persetujuan dari nara gustian pun berlari keluar restoran.
Dan nara hanya bisa melihat kepergian gustian, tapi tiba-tiba.

Brukkk....
        "GUSTIAN?!!"teriak nara dari dalam restoran saat kaget melihat gustian yang tertabrak mobil,saat ia sedang ingin menyebrang jalan, dengan paniknya nara langsung keluar dan menghampiri gustian.

Kepalanya penuh dengan darah dan gustian terkapar lemah diaspal, namun terlihat mobil yang menabrak gustian berusaha untuk kabur. Nara yang tak terima ia langsung berlari mengejar mobil itu dan melemparnya dengan batu. Dan berusaha menghentikan mobil tersebut namun. mobil itu berhasil lolos tapi nara berhasil menghafal plat mobilnya.

Ia berlari menghampiri guatian yang kini terlihat semakin lemah dan sudah dikerumuni banyak orang.

        "Mas gimana sih, hubungin ambulan dong!!" Bentak nara dengan kesal. kepada orang-orang yang mengerumuni mereka.

         "Tian lo gapapa kan? Lo kuat kan?" Nara langsung menempatkan kepala gustian tepat dipangkuannya, gustian memegang tangan nara sangat erat.

          "Gue tau kalo gue ngomong ini mungkin moment nya ga tepat tapi gue pengen ngomong sekarang"nara sempat bingung dan tidak mengerti dengan apa yang gustian maksud namun nara memutuskan untuk diam dan mendengarkan.

           "Nara, gue suka sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue??"ucap gustian yang terlihat semakin melemah akibat banyak darah yabg keluar dari kepalanya.

             "Tian.." lirih nara semakin bersedih, namun ia bimbang dan bingung harus menjawab apa?

             "Pliss ra, gue tau mungkin gue nyatain perasaan gue ini ga ada romantis-romantisnya, tapi gue tulus ra. Lo mau kan jadi pacar gue" kini gustian menuntut jawaban nara.

Nara terlihat bingung dan tak mengerti, tapi ia tak tega kalau harus menolak gustian disaat seperti ini.

Ngiung....ngiung...ngiung #abaikan suara ambulannya.

Ambulan pun datang dan orang-orang yang sedang mengelilingi kami menepi kepinggiran memberi jalan kepada petugas medis agar bisa membawa gustian.

        "Oke, tian gue mau jadi pacar lo" jawab nara terpaksa, dan gustian tersenyum tipis dan langsung menutup matanya ia tak sadarkan diri.

_____________________________________
Hello guys!! Maaf yaa gue udaa jarang update lagi, soalnya gue baru selesai UN nihh huft!

Semoga kalian suka yaa sama cerita gue di part ini, walaupun kesannya sinetron banget tapi yaudah lah ya. Ahahahah

Kepo dong gimana kelanjutan ceritanya?? Gimana respon ralyan pas tau nara udah jadian sama gustian?

Kalo gitu baca terus kelanjutan ceritanya yaa :) thanks for reading guys!!

Everything oke...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang