part 3

62 5 2
                                    

Author pov

Minggu telah berganti dan senin telah menyapa. Pagi ini seperti pagi sebelumnya, Riska bangun dan mandi untuk segera berangkat ke sekolah. Menurut Riska, upacara termasuk kesialan yang pernah ada, apalagi saat amanat pembina upacara, sangat melelahkan.

Sesampainya di sekolah, Riska segera berlari masuk ke dalam kelasnya sambil menunggu bel mulai upacara. Dia melihat bangku Ira kosong, berarti antara Ira belum datang sama Ira belum masuk.

"Par, Ira udah masuk?" tanya Rizka pada Japar

"Lo liat aja, belum kan? Tumbenan makanya" jawab japar sambil terfokus ke handphonenya

"Tapi mobil ayahnya ada par?"

"Ada sih, waktu gw dateng, mobilnya dateng, ya cuma Iranya gak ada"

"Yaudah gw telpon dulu oke" Lanjut Riska seraya keluar kelas untuk menelpon Ira.

Riska pun menelpon Ira dengan cemas, karena Ira tidak mengangkat telponnya, perasaan gundah meliputi hati Riska. Bahkan bel berbunyi pun Ira belum datang, apakah Ira kesiangan? Atau apakah Ira sakit? Itu membuat perempuan cantik berdarah jawa asli ini gundah.

Upacara pun selesai dilaksanakan, Riska masih saja menelepon Ira, tetapi hasilnya nihil, bahkan sepucuk sms tak dikirimkannya. Mata Riska mulai berkaca-kaca, menyadari hal tersebut Japar pun mendekati Riska, dan menanyakan apa gerangan yang membuat dia gundah.

"Riska, lo kenapa? Ampe mau nangis gitu" kata Japar sambil merangkul Riska

"Japar.. Hikss hikss" sepatah kata diucapkan Riska dan langsung menangis dipelukan Japar.

"Cup-cup kenapa Riska? Ira gak masuk? Kok gitu aja nangis? Jangan nangis"

"Iya nanti gw duduk sama siapa?" Suara Riska parau

"Sama aa' Japar terganteng sedunia" lanjut Japar sambil menepuk-nepuk ke dadanya

"EWH!!!" teriak sekelas

"Lah lo lo pada jb jb aja, ikut-ikut"

"Sokbat ganteng lo mah Jar" celetuk Najwa

"Wah, lo blm tau aja, awas lo sampe jatuh cinta sama gw"

"Pale lo"

"Yeeee dibilanginnya, eh Adela itu absen si Ira di kosongin dulu"

"Siap lah"

"Sokbat ngatur" celetuk pelan Andre

"Wehh!! Kalo ngomong bener-bener dah lo Ndre"

"Napa gak suka? Kalo gak suka keluar gih"

"Ehh pagi-pagi udah ngajak berantem sama gw? Mau lo apa? Gw bukan dulu lagi yang bisa dihina-hina jangan mentang-mentang lo ketua kelas, terus lo seenaknya"

"Ehh anj**g, lo juga jangan mentang-mentang famous, seenak lo, gw yang punya kekuasaan di sini, gw yang ngatur bukan lo, bang**t"

"Kalo ngomong diayak anj**g, kalo gak suka sama gw ngomong, napa lo cemburu sama gw, sama kegantengan gw, kefamousan gw? Napa sih dari dulu lo gak demen sama gw?"

"Ehh udah udah, lo lo pada nih ya, kenapa sih? Kek orang goblok aja.." tambah Nabila

"Dia nih yang goblok" kata Andre dan Japar bersamaan

"Udah-udah lo berdua emang goblok dah, gw bingung lo pada masalahin apaan?"

"Au nih, pada baper" kata Riska sambil menghapus air matanya dengan tisue

"Udahlah, noh pak Agus udah masuk noh"

Seketika kelas menjadi tenang, seringai tajam pun di timbulkan lagi dari wajah Japar dan Andre, seperti seorang petarung yang akan berkelahi. Pelajaran ini dilakukan dengan sedikit malas-malasan, sebab kita hanya mempelajari olah suara, Riska yang biasanya paling senang menyanyi menjadi pendiam, Japar pun diliputi gundah saat melihat wajah Riska yang datar tak berekspresi. Tak berapa lama, tiba-tiba bapak pemilik sekolah atau Ayah dari Ira masuk ke dalam ruang kelas 12-i, semua orang berwajah takut, karena apa? Biasanya seorang pemilik sekolah mendatangi kelas, karena alasan misalnya perkelahian sesama siswa, penghinaan dan pelecehan sesama, dan perusakan sarana dan prasarana sekolah, tanpa disidang langsung dikeluarkan, KEJAM, tetapi mempunyai banyak makna. Bahkan pak Agus pun takut, karena ia pernah digosipkan menggoda anak murid hingga anak muridnya malu setengah mati.

"Assalamualaikum? Ini 12I kan?" tanya Ayahnya Ira selaku pemilik sekolah

"Wa.. Alaikum.. Salam, i-ii..ya pak, ada apa?" jawab pak Agus

"Gak usah pada tegang, saya ke sini cuma mau manggil Rarizka vodaena sama Fajar F.R ada gak?" Rizka dan Japar pun tunjuk tangan dengan gugup

"Ohh okay, bapak mau ngomong sebentar di depan, terima kasih Pak Agus saya pinjem dulu anaknya"

"I-iya pak"

Riska dan Fajar mengekori setiap jalan yang ditapak olah Pak Sugiyanto pemilik sekolah, perasaan campur aduk menjadi satu, antara takut, gugup, dan pusing. Japar sempat melirik Riska, mata Riska dipenuhi oleh air, bak seperti kanal yang akan menumpahkan airnya, sambil tertunduk Riska meneteskan air matanya.

Setibanya di ruangan pak Sugiyanto, mereka di persilahkan duduk dan dibubuhi pandangan sebuah laptop. Sebenarnya mereka bingung ada apa, karena mereka merasa tidak mempunyai masalah. Seketika itu terdapat perempuan sedang berteriak histeris.

'Hai'
'Ira?'
'Hai my bestie, duh duh Riska kenapa nangis, gara-gara Japar ya, huhh Japar'
'Kok gegara gw? Lo tau, dia ngira lo kenapa-kenapa'
'Sorry-sorry, gw izin, soalnya ada kabar gembira buat kalian'
'What happen?'
'Gw bakal rilis novel yang hujan, inget gak? Nah itu mau di terbitin'
'Wewwwww, terus-terus'
'Lo berdua nanti malem dateng ke rumah gw, jadi nanti kalian salah satu dari tamu VVIP gw'
'Serius? Siapa aja yg di undang?'
'Dari 12a : Dio & Senpai (halida), 12b : Sabri & muti 12.... 12f : zera & rere, 12g : gw masih gak tau, 12h : fadhil & dinda, 12i : lo berdua, uti, adela, andre, fajar R.M, gitu aja'
'Anjir banyak bgt'
'Namanya juga party'
'Oke kita bakal siap-siap'
'Yaudah gih balik hush hush, gw masih ada acara ini, bye see you'
'Bye see you'

Akhirnya video call tersebut terputus, mereka pun melihat kebelakang laptop tetapi pak Sugiyanto gak ada, berarti sudah keluar, kami pun bergegas ke kelas.

"Eh lo gapapa kan?" tanya Uti panik

"Iya kita gak papa" jawab Riska enteng

"Serius gapapa?" kata Adela juga

"Yeah were okay" jawab Japar

"Gak ada masalah apa-apa kan?" tambah Jupri sok-sok panik

"Gapapa gendut" teriak mereka berempat

"Ya dah yang kurus, gw nyerah"

"Hahahahahahahah" tawa mereka.

************************

Bel istirahat pun berbunyi, bagaikan sekumpulan semut keluar dari sarangnya,hendak mencari makan. Kantin pun terasa penuh dan sumpek, Riska dan Japar berinisiatif membawa makan dari rumah, selain murah, higienis dan sehat. Riska hanya membawa 2 roti berisi selai coklat dan selai kacang, sedangkan Japar membawa pasta dari rumahnya.

Setelah mereka berdua makan, mereka berdua pun turun ke kantin untuk membeli sesuatu.
Sesaat di jalan, Riska tertabrak oleh seorang lelaki, tinggi dan tegap, Riska meringis memegang pundaknya. Mereka acuh dan melanjutkan jalannya. Setibanya di kantin, Riska hanya membeli susu cair dan Japar hanya membeli beberapa wafer coklat.

"Eh eh lo.." sapa seseorang dan memegang pundak Riska

"Iya kenapa? Zera?" jawab Riska

"Ehh iya Ris, maaf tadi nabrak, hmm lo dateng ke acaranya Ira kan?" tanya Zera

"Pastilah" kata gw mantap

"Eh gw duluan ya, masih ada yg perlu di kelas, bye Ris, Ra" kata Japar

"Bye, eh iya Ris, gw mnta alamat rumahnya dong"

"Okey, jalan...., nah itu"

"Oke thanks, dandan yang cantik"

"Iyaiya sip, bareng gak?"

"Boleh ayo, keburu masuk"

Bel masuk pun berbunyi, waktu istirahat pun digantikan oleh jam pelajaran. Pelajaran pun dilanjutkan hingga nanti pulang. Selamat bersenang-senang.

Comeback [PHP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang