"Kamu?"
Laki laki itu menampakkan senyumnya.
Senyum yang sangat Gladys rindukan.
Senyum yang selalu membuat hatinya bergetar.
"What are you doing here?"
"I'm come back for you,Dys" jawabnya sambil memeluk Gladys.
Gladys membalas pelukannya. Membiarkan air mata nya terjatuh di jaket kulit laki laki tersebut."Why you come back?" tanya nya.
Laki laki itu tersenyum,"Aku ga akan pernah ingkar janji,Dys""Wey udah dong romantis romantisan nya. Ini track woi" ledek Wendy disusul oleh tawa teman temannya yang berada di track.
Ia menghapus air mata Gladys yang tumpah di pipinya. "Ga ku sangka ya,kamu berubah juga Dys hihihi" katanya sambil terkekeh.
Gladya terkekeh juga,"Kamu juga berubah,Boo"
"Apa? Coba ulangi lagi"
"Boo!" teriak Gladys sambil menjulurkan lidahnya.
Seketika laki laki itu tertawa.
"Ternyata kamu masih memanggilku dengan sebutin itu ya,Nyu"Gladys memanyunkan bibirnya.
"Tuhkan manyun lagi,Nyu" ledek laki laki itu kembali.
"Iiihhhhh" Gladys mencubit lengannya dengan gemas.Dia mengacak rambut Gladys,
"Kali ini aku gabakal ngelepas kamu lagi,Dys" katanya pelan.Gladys hanya tersenyum.
"Dys,selama aku gaada kamu ngapain aja?"
Sekarang mereka sedang duduk di pinggir jalan track. Sambil melihat teman temannya sedang beradu balap.
"Mikirin kamu."
Dia tersenyum,"Mikirin aku?"
"Iya. Mikirin kamu terus terusan. Lagian kamu lama banget sih baliknya" lanjut Gladys.
Ia memegang tangan Gladys,lalu ia menatap mata Gladys. Semakin lama,wajahnya semakin dekat. Gladys bisa merasakan nafas lelaki itu yang semakin dekat dengan wajahnya. Akhirnya bibir mereka bersentuhan,menjadi ciuman yang sangat nikmat.
Laki laki itu menciumnya. Mengeluarkan rasa rindu selama 2 tahun itu.
"Aku merindukan ciuman itu,Boo" ucap Gladys.
Dia tersenyum,lalu ia memeluknya.
"Aku juga,Nyu..."-
"Gladys?"
Gladys membuka matanya.
Ia menyadari dirinya bukan di tempat tersebut,melainkah ia berada dikamarnya. Ia sangat bingung."Dys,kau tidak apa apa kan?" tanya grandma padanya.
Sudah berapa lama aku berhalusinasi seperti ini?
"Kau kenapa,Dys?" tanya Ifa cemas.
"Memang aku kenapa?"
"Daritadi kau hanya menatap kaca lalu mata mu terpejam. Apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Ifa lagi.
Sepertinya aku harus ke rumah sakit jiwa sekarang.
"Mungkin aku sudah gila" ucap Gladys sambil segera keluar dari kamarnya.
Ifa hanya bingung menatapnya. Dia kenapa lagi?
-
Gladys segera mengambil kunci motornya.
Motor ninja.
Yap itu adalah motor Gladys.
Ga disangka kan cewe kayak dia bisa punya motor sebesar itu?
Ya tapi memang,Gladys kan tomboy.Ia segera pergi dari rumahnya.
-Hemingway-
Dia memilih track nya untuk dijadikan tempat penenangan diri nya.
Track masih sepi. Tapi ada beberapa geng nya yang berada disitu.
"Hai Dys. Kenapa lo?"
Gladys tersenyum paksa,"Kira kira kapan 'dia' balik ya Dy?"
Wendy,temannya itu kaget mendapat pertanyaan seperti itu dari Gladys.
"Dys,lo kenapa sih,ceritain Dys"Gladys hanya diam. Lalu ia berteriak memanggil temannya. "To,beliin gue minum dong. Root beer boleh deh"
"Oke bos!" jawab Tito sambil pergi untuk membelikannya minuman itu.
"Hey jawab Dys. Lo kenapa?" tanya Wendy sekali lagi.
Gladys terkekeh,"Lucu banget saat lo bertemu dengan orang yang lo rindukan selama bertahun tahun di suatu tempat,namun itu bukan kenyataan. Hanya halusinasi." jawabnya sambil tertawa.
Wendy tercengang. Ia sangat kaget mendengar apa kata Gladys. "Lo berhalusinasi lagi,Dys?"
Gladys diam. Ia hanya menatap jalanan. Tatapannya kosong.
Wendy tau,temannya ini sangat menderita. Hidupnya sangat menderita."Ini Dys minumannya"
"Eeh makasih yaa too. Nih ambil" ucap Gladys sambil memberi selembar uang berwarna biru.
"Heh? Gila banyak amat. Gausa Dys makasih ya" ujar Tito sambil berlari menuju teman temannya.
"Hih Tito selalu gitu. Gamau dikasih upah hahahaha" celetuk Gladys menghibur dirinya sendiri.
Wendy menatapnya iba. Ia merasa kasihan kepada Gladys.
Mulut lo bisa tertawa,Dys. Tapi hati lo gabisa tertawa. Lo gabisa bohongin hati lo.
"Mungkin gue udah gila ya,Dy" Gladys bersuara.
Wendy hanya menengok. Tak bisa menjawab apa apa.
"Gue gila nungguin orang yang bertahun tahun ga kembali. Tapi pas dia kembali,itu cuma mimpi."Wendy hanya diam.
Tapi kemudian ia bersuara,"Lo ga gila,Dys. Lo juga ga harus berubah kayak gini. Masih banyak laki laki di luar sana yang siap menjadi milikmu. Lo ga harus nungguin dia terus terusan."Gladys tidak bisa membendung air mata nya lagi. Air matanya keluar membasahi pipinya sedikit demi sedikit. "Sebaiknya gue balik" katanya sambil menghapus air matanya.
"Lo yakin gapapa?" tanya Wendy cemas.
Gladys tersenyum. "Emang gue keliatan kenapa napa?"
"Be careful ya Dys"
"Thankyou Dy" Ia segera menuju motornya.Gue butuh tempat penenangan lagi.