Revan berdiri di depan pintu rumahnya yang mewah dan megah.
Sebenarnya ia sangat malas untuk pulang kerumah.
Tetapi berhubung ini Papa nya yang menyuruhnya jadi mau tidak mau ia harus pulang ke rumahnya.Revan membuka pintu rumahnya dengan perlahan,
"Den Revan,disuruh Tuan Besar ke ruang kerja nya langsung.." ucap Bik Sari,pembantu lama rumahnya.
"Oh iya Bik terima kasih"
Revan langsung berjalan ke ruangan Papa nya itu.
Tidak memakan waktu lama,Revan telah berdiri di depan pintu coklat dengan ukiran ukiran kuno nya itu.
Ya,itu adalah ruangan kerja Papanya.Revan mengetuk pintu itu pelan,
"Hm. Masuk."
Terdengar suara Veron—papa nya—dari dalam ruangan,Revan langsung masuk kedalam ruangan itu.
Ia duduk di hadapan Papanya."Gimana kerja sama mu dengan Alvarez Corp.?" tanya Veron dengan ramah.
"Baik baik saja. Tidak ada masalah. Kami semakin akrab dan pembangunan gedung baru kami di Aussie lancar," jelas Revan dengan tegas dan dingin.
"Oh begitu. Papa dengar dari Rony—asisten Veron—tadi kamu makan di restaurant bersama anaknya Harris?"
Revan mengernyitkan dahinya sebentar lalu bersikap tenang dan dingin kembali,"Ya begitulah"
"Biar Papa tebak. Uhm—Gladys Erlynda bukan?" tanya Papanya dengan nada ceria dan ramah.
"Hm."
Veron menghela nafas,
"Mau sampai kapan kamu begini,Revan?""Begini bagaimana maksud Papa?"
"Bersikap dingin kepada siapapun dengan wajah datarmu juga," jelas Veron sambil menatap Revan iba.
"Maaf kan Papa nak. Apakah kamu belum memaafkan Papa? Papa— "Seketika Revan berdiri dari duduknya dan segera beranjak untuk pergi,"Jangan mengungkit masa lalu. Aku sangat tidak suka." potongnya.
"Revan." panggil Veron yang memberhentikan jalan Revan
Revan menoleh dengan wajah datarnya,"Kemana adikmu?"
Revan berbalik badan lagi dan mengendikkan bahunya acuh. Ia segera pergi keluar dari ruangan ayahnya.
------
07.00 PM
Sudah sekitar 2—3 jam an Gladys berlama lama di mall. Ia membeli baju,aksesori,sepatu,serta yang lainnya. 'Lumayan lah untuk menghilangkan penat' katanya sih begitu.
Begini kerjaan Gladys jika ia ditinggal atau pergi sendirian ke mall,pasti ia akan menghambur hamburkan uang nya itu. Ya memang sih setiap minggu nya ia akan di transfer sejumlah uang oleh ayahnya itu,makanya ia sangat senang menghamburkan uang sendirian.
Ia sudah menenteng tas belanjaan yang begitu banyak. Tapi ia tetap saja ingin melihat lihat barang lainnya.
Sekarang baru saja Gladys keluar dari toko baju,ia ingin masuk lagi ke toko perhiasan karena tadi ia melihat kalung yang lucu saat ia sedang memilih milih aksesori.
Namun saat ia ingin menuju toko tersebut,ia bertabrakan dengan seseorang. Barang barang belanjaan nya yang begitu banyak jatuh ke lantai.
Dirinya pun juga terjatuh."Awh. Sakit.." ringisnya sambil memegangi kakinya.
Seseorang menjulurkan tangannya ke arah Gladys untuk membantunya berdiri,Gladys menoleh ke atas.