16. Inside His Mind

25.9K 792 96
                                    

"Oh iya! Aku ingat! Kau mirip seperti Grace!" Kata Gemma.

Harry POV
//Flashback on//

"Fuck! Sudah kubilang beberapa kali, jangan pernah membicarakan dia lagi!" Kataku sambil menggebrak meja dan pergi meninggalkan mereka.

Aku pergi ke balkon atas untuk menenangkan diri, aku tak suka jika ada orang yang mengungkit-ungkit soal Grace lagi.

Aku tak mau kejadian itu terulang kembali, maka daripada itu aku berusaha melupakan soal Grace, tapi kenapa semua orang selalu saja mengingatkanku.

Jujur saja, Shayleen memang mirip dengan Grace, aku masih ingat saat pertama kali melihat Shayleen, awalnya aku terkejut kenapa ia bisa mirip sekali dengan Grace.

Shayleen, dia juga penyelamatku, saat dia datang aku tak pernah pergi ke club malam dan menyewa jalang lagi. Ia membuatku sadar, aku harus berubah.

Aku mencintai Shayleen, aku menyayanginya, aku tak mau menyianyiakannya.

Memang aku lancang saat menyetubuhinya pertama kali, ia muridku, bahkan saat itu aku belum mengenalnya dengan baik.

Aku juga cemburu disaat melihat Shayleen dekat dengan Niall, aku tak mau Shayleen dekat dengannya, aku tak mau Shayleen jatuh kepelukan Niall.

Oh iya, tadi disaat mom dan Gemma bertanya Shayleen itu siapa, aku memang menjawab Shayleen pacarku dan aku mencintainya. Mungkin Shayleen menganggap perkataanku itu hanya bohong semata, tapi itu apa yang kurasakan sebenarnya.

Sebenarnya aku ingin sekali menjadikan Shayleen sebagai kekasihku, tapi entah kenapa bayang-bayang Grace selalu saja menghantuiku hingga aku takut mengungkapkan perasaanku padanya.

Mungkin kalian akan berkata aku adalah seorang pecundang tak berguna yang bahkan tak berani mengungkapkan perasaan pada orang yang dicinta.

Aku hanya perlu waktu untuk memikirkan segalanya.

Aku mencintaimu Shay, sungguh, aku mencintaimu.

//flashback off//

Aku melamun disini sendiri, tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat, kemana Shayleen?

Lebih baik aku turun dan menemui mereka berdua.

Kulihat mereka sedang mengobrol dan memakan berbagai macam cemilan.

"Hey" kataku pada mereka berdua.

"Oh hey Har, kau darimana?" Tanya Gemma.

"Balkon atas" jawabku

"Kau tak apa?" Tanyanya lagi

"Emangnya aku kenapa?"

"Ah tidak, baguslah jika kau tak apa" katanya.

"Kalian ini makan cemilan tidak ajak-ajak aku" kataku lalu merebut keripik kentang ditangan Gemma.

"Apa kataku, dia langsung berubah kan?" Samar-samar aku mendengar Gemma berbisik pada Shayleen.

"Berubah? Berubah apa?" Kataku bingung.

"Ah tidak, kau makan saja, tak usah dengarkan obrolanku dengan Shayleen"

"Iya iya apa katamu saja. Lebih baik aku pulang sekarang, sudah sore, ayo Shay" ajakku pada Shayleen.

"Ih kau ini, aku kan sedang asyik mengobrol dengan calon adik iparku" kata Gemma.

Kulihat pipi Shayleen menjadi merah, sepertinya ia malu.

"Tapi ini sudah sore Gem" kataku

"Kau tak mau menunggu mom pulang?"

"Nanti saja kapan-kapan aku akan kemari lagi" jawabku.

"Ya sudah terserah kau saja, nanti kita lanjutkan lagi ya mengobrolnya Shay!" Kata Gemma padaku lalu pada Shayleen.

Shayleen mengangguk sambil tersenyum, sungguh senyumannya sangat manis.

"Ayo Shay" ajakku lalu merangkul pinggangnya.

"Aku pamit pulang kak Gem, sampaikan salamku pada mom Anne" kata Shayleen pada Gemma, sepertinya mereka sudah sangat akur.

"Iya oke" kata Gemma.

Kami pun keluar dari rumah dan aku langsung mengantarkan Shayleen kerumahnya.

"Shay tadi kau mengobrol apa dengan Gemma?" Tanyaku sambil menyetir mobil.

"Bukan urusanmu" jawabnya dingin.

"Kalian membicarakan aku ya?"

"Ew" katanya singkat

"Kau baik-baik saja Shay?" Tanyaku padanya yang bertingkah aneh seperti ini.

"Ya"

"Oh ayolah aku tahu ada sesuatu yang tidak baik-baik saja" kataku.

Ia hanya terdiam dengan pandangan lurus ke depan.

"Kau marah kepadaku?" Tanyaku lagi.

"Hmm.."

"Bicaralah Shay, kau kenapa?"

"Ak-aku.. akuhanyataksukakaupermainkantadikaubilangkepadakakakdanibumukalauakupacarmutapifaktanyahubungankitaitutakjelas" katanya dengan cepat tanpa titik tanpa koma.

"Ayolah, aku tak mengerti, bisakah kau bicara lebih pelan sedikit" protesku yang tak mengerti ia berbicara apa.

"Sudahlah,lupakan"

"Kau ini bagaimana sih, katakan lagi"

"Lupakan saja, ku tarik kembali kata-kataku"

"Ya sudah terserah kau" kataku yang tak mau melanjutkan argumen ini.

Di sisa perjalanan ini aku dan Shayleen tak berbicara sepatah kata apapun, aku tak mengerti apa salahku.

"Kita sudah sampai" kataku pada Shayleen sesaat setelah mobilku berhenti di depan rumahnya.

Shayleen langsung turun begitu saja tanpa mengucapkan salam perpisahan padaku.

Kulihat ia langsung masuk dan mengunci pintu rumahnya, sepertinya ia benar-benar marah padaku.

Sudahlah, nanti di sekolah saja aku meminta penjelasan padanya.

Shayleen POV

Aku sebenarnya tak marah pada Harry, aku hanya kesal saja dengan sikapnya, bisa-bisanya ia berbicara segampang itu pada ibu dan kakaknya tanpa memikirkan perasaanku.

Hatiku juga sakit disaat semua orang berkata aku itu sama seperti perempuan yang bernama Grace. Aku tak suka disama-samakan.

Kringgg.. kringgg...

Tiba-tiba handphone ku berbunyi, kulihat nama Kyla di layar handphoneku.

"Halo.." kataku.

"Halo Shay, ini darurat Shay! ibumu Shay ibumu!"
~~~~~

A/N:
Harry-nya baper ciee...

Btw HARI INI TANGGAL 8 DESEMBER 2015 AUTHOR ULTAH YEAHH \:v/

Ga ada yang mau ngucapin?

Reader: "engga ._."

Oke gapapa :')

Paansih ah alay bet dah

Oh iya agak late update soalnya sibuk UAS

All the love,
-Sya

Highschool KinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang