8. Styles

82K 1.4K 69
                                    

Shay POV

Another school day.

Kemarin setelah Niall pulang,aku langsung tertidur sofa.

Setelah Niall meminta maaf dan melakukan berbagai hal denganku, rasanya kupu-kupu diperutku beterbangan tak karuan.

Hari ini aku berangkat sekolah sendirian, Niall tak sekolah karena katanya ia harus mengunjungi pamannya yang sedang sakit keras.

Jadi, sekarang aku sedang berjalan ke sekolah, sebenarnya aku memiliki mobil, tapi tak kubawa ke sini.

Tin... tin....

"Shay!" Kata seseorang dari dalam mobil yang tiba-tiba menepi dan menghalangi jalanku.

"Uh? Mr.Styles?"

"Masuklah, kita berangkat bersama." kata seseorang yang ternyata Harry.

"Terima kasih Mr.Styles, aku ingin jalan kaki saja, lagipula sekolah kan tak terlalu jauh" kataku menolak ajakannya.

"Hey, ayolah, patuhi perintah gurumu"

"Okay Mr.Styles" aku terpaksa menyetujuinya.

Aku pun masuk ke dalam mobil Range Rover hitam milik Harry.

"Ehm, bukankah aku sudah bilang, panggil saja aku Harry, lagipula umur kita tak jauh berbeda" katanya.

"Iya Mr.Sty eh Harry" kataku terbata.

"Kau tak berangkat dengan si blonde?" tanya Harry.

"Blonde? Niall maksudnya?"

"Iya, si Nail eh Neil ah siapalah itu namanya." kata Harry kesusahan menyebut nama Niall.

"Niall sedang mengunjungi pamannya yang sedang sakit"

"Oh, baguslah"

"Maaf? Bagus katamu?"

"Uh tidak, maksudku sayang sekali" katanya meralat perkataannya.

Sesampainya di gerbang sekolah, tiba-tiba mobil Harry berhenti.

"Kenapa berhenti? Ini kan masih di depan gerbang." kataku bingung.

"Turunlah" kata Harry, aku jadi semakin bingung.

"Kenapa? Kan tanggung sedikit lagi."

"Kau tak mau dicurigai orang-orang kan?" Kata Harry.

"Ok, baiklah" kataku ketus, dia yang mengajakku, sekarang dia malah mengusirku, ish.

Baru saja aku menutup pintu mobil, ia langsung tancap gas meninggalkanku, menyebalkan.

"Shay!" teriak seseorang.

"Iya?" ternyata itu Calli.

"Kau berangkat bersama Mr.Styles? Astaga! Kenapa bisa begitu? Kau ada hubungan apa dengan Mr.Styles? Kalian bersaudara? Atau apa? Jawab aku Shay!" Kata Calli heboh.

"Ih kau ini, kalau bicara pelan-pelan, kau ini asal bicara saja. Tadi disaat aku sedang berjalan kesini, aku tak sengaja bertemu Mr.Styles, dia mengajakku berangkat bersama, ya sudah aku mau." jelasku panjang lebar.

"Oh begitu, eh bukannya kau biasa berangkat dengan Niall ya?" tanyanya lagi.

"Niall sedang mengunjungi pamannya yang sakit" kataku.

"Oh, kau pasti merindukannya kan?" tanya Calli menggoda.

"Aku? Merindukannya? Ish. Tidak!" kataku berbohong, sebenarnya aku memang merindukan Niall, sepi rasanya tanpa dia.

"Haha.. baiklah baiklah, ayo kita ke kelas!" Ajak Calli.

Disaat kami berjalan melewati taman sekolah, tiba-tiba Harry lewat dan mengedipkan matanya padaku.

"Shay, mengapa Mr.Styles mengedipkan matanya padamu?" tanya Calli.

"Matanya kelilipan mungkin" jawabku enteng.

"Oh iyaya, mungkin saja." kata Calli seperti seorang anak kecil yang masih polos.
~~~~~

Hari ini sepertinya berjalan dengan lambat, baru saja aku ingin tertidur di kelas Fisika tadi, untung saja bel pulang menyelamatkanku.

Aku pun pulang sendirian lagi, sehari tanpa Niall sepi rasanya.

Aku mampir dulu di Cafe dekat taman, menghabiskan waktu sendirian sambil menyeruput secangkir vanilla latte.

Ting.

Tiba-tiba suara handphone membuyarkan lamunanku.

From: Harry
Kau dimana? x

To: Harry
Cafe di dekat taman, mengapa?

From: Harry
Baiklah, aku akan kesana, tunggu aku, jangan kemana-mana. x

To: Harry
Ok

Apalagi maunya Harry, aku tak mengerti isi pikirannya.

Tak lama kemudian Harry datang dan menghampiri kursiku.

"Hey" sapanya

"Hey, jadi ada apa kau kesini?" tanyaku.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu"

"Itu saja?"

"Ya, sepulang dari sini kita langsung ke rumahmu, kau ingat kan aku harus mentutormu?"

"Iya, oke" jawabku.

Suasana pun berubah menjadi canggung.

"Jadi kau sering kesini?" tanya Harry memecah keheningan.

"Yup, aku sering kesini bersama Niall"

"Bisakah kau jangan membicarakan si blonde itu?" kata Harry dengan nada agak tinggi.

"Mengapa?"

"Sudahlah, jangan bertanya lagi, patuhi saja aku!" katanya membentakku.

"Oke" kataku tertunduk.

Mengapa dia tiba-tiba berubah menjadi tempramental seperti ini?

"Shay, maaf aku tak bermaksud membentakmu" tiba-tiba Harry berkata dengan lembut.

Aku diam tak mengerti harus berkata apa.

"Shay maaf" Harry mengelus rambutku dengan lembut, lalu mengecup pucuk kepalaku.

"Aku tak apa Har, aku ingin pulang"

"Baiklah ayo"
~~~~~

A/N:

Next chapter bakal ada sesuatu :3
Tapi di private.

Oh iya, makasih banget buat mariestylesx yang sudah setia menemani author dalam setiap chapter cerita ini :') #terhura #authorapdetpakehp :v

All the love,
-Sya

Highschool KinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang