Peter dan Cheri menatap Dokter Farrel lamat-lamat dan meminta penjelasan penuh. Keduanya masih tidak mengerti apa yang tadi dijelaskan. Dokter Farrel memijat pelipisnya pelan lalu mengeluarkan buku dokumen, secarik kertas ia tarik dari sana.
"Begini Pak, Bu, Hailee telah menginjak stadium 3 dan biasanya pasien yang menginjak stadium ini mulai lemah dan tidak kuat. Saya tidak tahu perkiraan saya ini benar atau tidak.." Dokter Farrel berhenti sejenak memberi jeda dan mengambil nafas. "Tapi kanker yang berada di dalam tubuh Hailee ini sangat kuat, terlebih lagi sepertinya Hailee jarang meminum obatnya. Faktor radiasi elektronik juga mendorong kanker itu semakin kuat."
Keduanya terdiam, tapi dibalik diam itu sebenarnya ada panik yang tersimpan. Peter meremas tangan Cheri lembut menghantarkan ketenangan sedikit demi sedikit.
"Lalu jalur apa yang membuat Hailee bisa sembuh cepat?" Tanya Peter.
Dokter Farrel membenarkan jasnya, "Tidak ada yang instan dalam pengobatan kanker terlebih lagi kanker itu sudah ganas dan kuat. Vonis saya, Hailee akan mengalami sakit dan mimisan dua kali lipat untuk beberapa bulan ini. Tubuhnya juga tidak tahan terhadap obat kimia dari kemoterapi."
Cheri menangis pelan lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Peter. Pernyataan Dokter Farrel tadi seakan menamparnya, hingga rasanya perih. Kenapa harus putrinya yang terkena kanker? Kenapa bukan dirinya saja?
Peter mengusap-usap lengan Cheri, "Tenang Mah... Jadi bagaimana, Dok? Tapi Hailee bisa sembuh kan?"
"Saya tidak bisa memastikan, tapi saya akan berusaha semampu saya."
***
Sore ini dengan jalanan yang keadaannya tidak terlalu padat Luke gunakan untuk mampir sebentar ke rumah Hailee. Sekedar hanya ini menjenguk dan memberi buah-buahan. Ingin lebih lama tapi apa daya skripsi di rumah telah menantinya.
Setelah 35 menit Luke mengendarai mobilnya, akhirnya ia sampai dipekarangan rumah yang megah dan mewah bernuansa tradisional. Luke menekan klakson beberapa kali untuk dibukakan pagarnya oleh Pak Amin tapi rupanya tidak ada respon. Ia menurunkan kaca jendelanya lalu mencari-cari Pak Amin.
"Pak, tolong bukain!"
Pak Amin lari tergopoh-gopoh menghampiri Luke dengan tampang tidak enak dan takut. Luke mengerutkan keningnya, bukannya bukain malah nyamperin gue. Gimana sih?
"Den Luke.."
Luke menghela nafas jengah lalu turun dari mobil. "Pak, bukain pintunya. Kok malah nyamperin saya sih?"
Pak Amin terlihat gugup, ia berusaha tidak menjalin kontak mata dengan Luke. Rasanya seperti ditagih kebenaran.
"Eh si Bapak malah diem, bukain pak."
"Eng.. Anu den.."
"Anu apa? Bapak kenapa sih?" Tanya nya heran melihat tingkah Pak Amin yang aneh.
"Den Luke gak boleh masuk."
Luke melebarkan matanya, ia menatap Pak Amin tidak terima. Apa Apaan ini?
"Apa sih Pak, gak usah bercanda. Saya juga kalo dateng asal masuk." Cecarnya.
"Bukan gitu Den Luke, tapi ini perintah."
Luke berdecak kesal lalu menjinjitkan kakinya berusaha melihat teras rumah Hailee, tampak sepi rumahnya. Luke berdecak lagi, lalu masuk ke dalam mobilnya kesal.
"Yaudah deh, nih saya titip aja deh ya. Kasih ke Hailee!" Suruhnya.
Pak Amin mengangguk patuh, "Iya nanti saya kasih."
"Jangan sampe lupa."
"Iyaaaa, Aden."
Luke menaikkan kaca jendela mobilnya lalu memutar arah lajunya, ia mulai menancapkan gasnya meninggalkan komplek rumah yang berada dikawasan Pondok Indah itu.
***
luke : ka
shaina: yaa??
luke: kaka sama hailee lg dmna?
shaina: aku lagi magang dek
luke: hailee dimana?
shaina: di rumah kali aku gatau
luke: lahh
luke: tadi kok aku kerumah gaboleh masuk sama pak amin?
shaina: kok gitu?
luke: ya aku gatauu trus katanya aku gaboleh masuk krna perintah
luke: aku gblh main lagi?
shaina: duh kaka gatau
shaina: tanya sm hailee aja ya kaka sibuk
luke: ett kakkk
luke: yaudh deh
Read.
"Ngerasa gak sih kalo ada yang aneh?"-L.
—
A/n
aku bingung deh sm kalian para readers. Kenapa sih gitu banget? Kayanya buat comment sama ngevote aja susah bgt. Tinggal ketik bintang dan komen aja kok,ga nyedot kuota kalian.
Gini nih
☆
Pencet deh. Beres kan? Bukan minta biar banyak vommentnya, tp seenggaknya aku ngerasa kalo cerita ini pantes dan layak buat dibaca, biar aku jg ga males buat update.
Dah gt aja mks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hemmings
Fanfiction"Aku memang tidak sesempurna lelaki lainnya. Tapi rasa sayangku lebih dari kata sempurna untuk membahagiakanmu." -Luke Hemmings.