Journey 10 - My Dearest Uncle Joe (4)

1K 108 42
                                    

***



Saat Faris tiba diapartemen Joe, dilihatnya pintu apartemen itu terbuka begitu saja. Dengan tidak sungkan lagi, pria itu bersikap sedang berada dirumah sendiri. Dia masuk kedalam rumah Joe dan menutup pintunya sambil mendumel saat melihat sosok yang lebih muda beberapa tahun darinya sedang terduduk diatas sofa.

"Bertambahnya usia tidak membuatmu pintar juga ternyata. Kau tidak menutup pintu rumahmu, bagaimana jika rumahmu digondol maling?"

Faris meletakkan tas yang dibawanya diatas meja tamu lalu duduk didepan Joe dengan gaya khasnya. Kedua tangannya dia letakkan disamping kedua sisi pegangan sofa. Dia bersikap seolah dialah tuan rumahnya.

Melihat Joe tidak menanggapi dumelannya seperti biasa, Faris mengedarkan pandangan keseluruh isi rumah Joe.

"Mana Megan?" Tanyanya heran.

Joe mengangkat kepala menatap Faris. "Kau terlambat, kakak ipar."

Sebelah alis Faris terangkat. "Maksudmu?"

"Anak itu sudah pergi dari rumahku sejak tiga jam yang lalu."

Sontak Faris menegakkan tubuhnya dan menatap Joe dengan tatapan tidak percaya. "Kemana dia? Kau apakan dia?"

"Dia pergi setelah aku bilang kalau aku tidak mau menikah dengannya." Jawab Joe enteng.

"Jadi kau membiarkan keponakanku pergi dan tidak mengejarnya?"

Joe mengangguk.

"Apa yang kau pikirkan ,Joe!" Faris geleng-geleng tidak percaya.

"Jika aku mengejarnya , bukankah sama saja dengan aku memberinya harapan palsu? Memangnya kau ingin punya keponakan menantu seperti aku?" Balas Joe sengit.

Faris tercekat. "Bukan itu maksudku." Faris terlihat berpikir sejenak sebelum melanjutkan kembali perkataannya. "Kau tahu sendiri kalau anak itu sangat ceroboh. Jika kau tidak mengejarnya, bisa-bisa dia tersesat lagi."

"Soal itu kau tidak perlu kuatir. Keponakanku sudah mengejarnya dan dia berjanji padaku akan membawa Megan pulang bersamanya."

"Keponakanmu Alex?"

Lagi-lagi Joe mengangguk.

Faris mengamati Joe dalam diam selama beberapa detik sebelum akhirnya buka suara.

"Aku memang tidak suka padamu sejak dulu." Ucapnya memulai cerita masa lalu. "Tapi melihatmu memilih hidup sendiri karena mendiang adikku, aku juga tidak tega."

Meski Faris berselisih dengan Joe karena masa lalu Joe yang playboy kelas kakap, tapi keseriusan Joe pada mendiang adiknya patut dia acungi jempol.

"Sejak kapan kau bisa tidak tega padaku, kakak ipar?" Joe terkekeh sambil menatap Faris jenaka. "Aku yang paling tahu apa yang terbaik untuk hidupku."

"Tiga puluh tiga tahun sudah Gwen pergi, kau sudah sepatutnya membuka hatimu untuk orang lain."

"Kau menyuruhku untuk membuka hati karena sudah lelah kupanggil kakak ipar selama puluhan tahun, begitu?" Ledek Joe.

"Aku sudah lelah sejak pertama kali kau memanggilku dengan sebutan itu." Tukas Faris jengkel. Joe tertawa melihat ekspresinya. "Namun sejak mengenalmu lebih jauh lagi, dipanggil dengan sebutan itu sudah membuatku terbiasa. Aku bahkan sudah menganggapmu seperti adikku sendiri."

Joe tersenyum tipis mendengarnya.

"Begitupun juga dengan aku. Bagiku keluarga Gwen adalah keluargaku juga."

DTS 5 - Journey Of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang