b. we are one direction

1.4K 148 39
                                    

Bootcamp yang di adakan di Wembley menjadi tantangan baru bagi Harry. Ia dan puluhan peserta dalam kategori yang sama dengannya, Boys, mendapatkan vocal coaching. Mereka akan menyanyikan lagu Man in the Mirror ciptaan mendiang Michael Jackson.

Harry juga mulai berkenalan dengan beberapa teman-teman baru, seperti Liam, Niall, dan Zayn. Oiya, dan Louis. Laki-laki itu. Pertemuannya dengan Louis menjadi hal yang lucu setiap kali ia mengingatnya.

Bayangkan! Ia bahkan tidak marah, malah berjabat tangan dan berkenalan! Bukankah itu aneh?

"Hey, dude, " Niall menepuk pundakku. Aksen Irlandianya terdengar kentara sekali, ditambah dengan rambut pirangnya, membuat ia terlihat jauh lebih muda dari umur aslinya. "Ayo, berkumpul, sebentar lagi kategori kita akan tampil. Kau sudah siap?"

"Tentu saja, mungkin aku sedikit agak grogi."

Niall berdecak. "Kau berbakat, Harry! Kau pasti bisa dengan cepat memikat hati para juri," Harry hanya menanggapinya dengan seulas senyum. Ia kembali mengedarkan pandangan, memperhatikan peserta lain yang sudah mulai berjalan ke arah aula tempat mereka akan diuji di hari pertama Bootcamp.

"Ayo, Ni, kita ke sana,"

Keduanya melangkahkan kaki bersamaan menuju ke tempat yang sudah cukup ramai didatangi para kontestan. Terdapat wajah-wajah gugup yang masih komat-kamit bernyanyi dalam diam. Ada yang terlihat sangat santai, bahkan tertawa bersama teman-temannya.

Lalu ia melihat sosok Louis. Ia tengah tertawa dengan para gadis-gadis dari kategori Girls. Tiba-tiba saja ia merasa sedikit, uhm, kesal, mungkin? Ah, apa sih kau ini, Harry, fokus, batinnya cepat-cepat, berusaha mengalihkan pandangan.

Tidak lama, ia melihat Louis yang menangkap siluet tubuhnya, lalu ia berbalik, berbicara kepada gadis-gadis tadi. Tidak lama Louis datang ke arah Harry dan Niall. "Hi, Niall! Dan eh, hai Harry," ia memulai.

"Hai, Lou," aksen Irlandia terdengar dari sisi kiri Louis. Ia berpaling ke arah si keriting. Menunggu kata-katanya. Akhirnya Harry angkat bicara, "bagaimana dengan gadis-gadis itu, Lou?" terselip sedikit nada sarkasme di dalamnya.

Louis mengernyit heran. "Maksudmu? Aku mendekati mereka? Tentu saja tidak Harry! Aku punya pacar, kau tahu. Namanya Hannah. Nanti kalau ada waktu akan kukenalkan dengan kalian,"

Didengarnya sebuah dengusan pelan.

"Kenalkan padaku, Lou!" itu tanggapan Niall. Sedangkan Harry hanya memalingkan wajah, sebelum akhirnya berkata dengan sedikit gusar, namun ditutup dengan sebuah senyum singkat. "Lebih baik kita berfokus untuk Bootcamp nanti,"

Harry merasa bingung. Tiba-tiba saja mood nya berubah drastis. Ah, sudahlah, Harry, lebih baik kau berlatih untuk bootcamp, batinnya berkata.

***

Setelah kemarin lusa di audisi, semua kategori diminta untuk berkumpul untuk mendengarkan hasil dari para juri. Dari 211 kontestan, banyak sekali yang di eliminasi dan harus pulang, hingga sekarang, di hari kedua, hanya tersisa 108 peserta.

Untungnya Louis lolos. Ia berhasil memikat juri dengan ekspresinya yang betul-betul mendalami lagu itu. Begitu juga dengan Niall, Harry, Zayn, Liam. Kini mereka berlima sering terlihat bersama, mungkin karena secara kebetulan kamar mereka selama di bootcamp terletak bersebelahan satu sama lain.

Mereka mendapatkan dance lesson yang kali ini dipimpin oleh Brian Friedman, seorang koreografer ternama. Semua menjalaninya dengan baik, kecuali Zayn. Ia sempat kabur karena merasa bahwa ia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dengan menari di depan umum.

They Don't Know About Us [l.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang