Mataku mengerjap saat menerima cahaya matahari yg masuk melalui celah jendela kamarku. Pasti bunda ,batinku yg masih mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya. Benar saja ,bunda sudah duduk di sampingku yg masih terbalut selimut tebal ini.
"Pagi alexa ,bangun. Kakak mu sudah siap di meja makan" bunda mengelus rambut coklatku dan akupun mulai menggeliat.
"Yeah lexa bangun ,bunda tunggu di meja makan saja yah" ujarku bergegas menuju kamar mandi yg dibalas anggukan dari bunda.
Selang beberapa menit ,aku sudah menemui bunda ,ayah ,dan kakak di meja makan.
"Pagi alexa" sapa ayah dan kakakku
"Pagi ayah" balasku dengan mencium pipi ayah.
"Lah kok kakak ga di cium juga sih ? Kakak kan nyapa juga" ujarnya mengerucutkan bibirnya.
"Enggak mau ,lagian kakak gak bilang kalo ada rapat. Jadinya kan alexa dianter sama temen kakak itu yg nyebelinnya minta ampun" dengusku.
"Ya maaf handphone kakak lowbatt ,kakak minta maaf ya"
"Tapi lain kali bilang langsung sama alexa ,alexa nunggu kakak lama banget tau gak" gerutuku sebal.
"Sudah ,kita sarapan dulu yah. Kamu mau nasi goreng apa roti sayang ?" tanya bunda padaku sekaligus melerai perdebatan yg aku dan kak Ale buka di pagi hari ini.
"Nasi goreng aja deh ,udah lama banget ga makan nasi goreng buatan bunda" ujarku dan bunda mengambilkan nasi goreng untukku dengan senyuman khasnya. Pantas saja ayah sangat mencintai bunda. Bunda orang yg sangat akrab dengan siapapun ,senyum yg selalu ia ukir di wajahnya sangat cocok dengan sifatnya yg lemah lembut dan hangat.
"Kalo kakak mu ada rapat lagi ,kamu telfon ayah saja. Biar ayah yg jemput kamu" ucapan ayah membuat mataku berbinar.
"Yang bener yah ? Aaaa makasih loh yaah" riangku memeluk ayah dari samping.
"Sama sama sayang ,tapi mobil kamu sayang loh gak dipake sama yg punya nya".
"Gak apa apa yah ,alexa mau bareng sama kak ale aja. Nanti kalo kak ale udah punya pacar ,baru deh alexa bawa mobil sendiri" ujarku terkekeh yg membuat sebal kak ale ,sepertinya.
"Bener tuh kata adikmu le ,kapan kamu bawa pacar kerumah" goda bunda mengerling jahil pada kakak.
"Ahh udah ah ,ale berangkat. Lexa buruan" pekiknya.
"Wiih marah tuh kayanya ,yaudah bun yah ,alexa berangkat" pamitku meneguk susu di hadapanku dan mencium telapak tangan kedua orangtuaku lalu berlari menemui kak ale.
"Kak ale jangan marah dong ,kan alexa cuman bercanda." rayuku karena kak ale masih menunjukkan wajah sebalnya.
"Kakak mah ih gitu banget sama adik sendiri" rayuku lagi menggoyang goyangkan lengan nya.
Namun tidak ada jawaban sedikitpun dari kak ale hingga kami sudah berada di parkiran.
"Kak ,jangan marah dong. Eh ? Harusnya kan alexa yg marah sama kakak ,kok malah kakak sih yg marah sama alexa" ujarku mengejar kak ale dan menahan tangannya.
"Tapi ada syaratnya" ujar kak ale berhenti berjalan.
"Apa ?" tanyaku.
"Cium dulu" ujarnya sembari menunjuk pipinya.
"Ish udah gede juga masih minta cium. Harusnya seorang kakak yg cium adek nya. Ini malah kebalik" dengusku melipat kedua tanganku.
"Yaudah ,nanti pulangnya kamu dianter sama si Alex lagi" ucap kak Ale melanjutkan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexandra
Teen FictionSeorang gadis mungil berseragam SMP menangis di dalam toilet sekolahnya dengan keadaan baju seragam miliknya yg basah serta rambut coklatnya yg ikut basah juga. Ia menangis sesegukan dengan menggedor gedor pintu toilet itu ,berharap siapa saja akan...
