Pagi yang cerah untuk hari ini. Matahari yg sudah muncul di peraduannya memancarkan cahaya kehidupan terbesar miliknya. Namun tidak untuk suasana hatiku pagi ini ,jujur saja aku masih memikirkan pria itu semalam. Ucapan yang membuat tubuhku menegang dan tak sanggup berkata-kata lagi. Oke ,ini terlalu dramatis menurutku. Tapi semalam aku bak tokoh utama dalam sebuah peran.
Ctaaaak
Aku meringis saat ada sesuatu yang mengenai dahiku. Ku lirik pelaku yg sudah menyentilku itu dengan tatapan yang siap menerkam apabila bunda tidak menginterupsinya. Kali ini lo boleh selamet kak ,liat aja nanti.
"Alexa hentikan ,itu salahmu sendiri karena tidak mendengar apa yg kakak mu bicarakan. Lagi mikirin apaan sih kamu ? Pagi pagi begini udah bengong ?" Tanya bunda padaku yg sudah tertuju kembali pada roti selaiku.
"Bukan apa-apa ko bund ,Alexa gak mau sekolah di kampusnya kakek. Disana orang-orang nya sama saja seperti teman di SMP ku dulu" bukan ,bukan ini sebenarnya maksudku. Aku hanya saja tidak bisa berbohong kalau ada kak Ale di sampingku. Ya meskipun ucapanku tadi ada benarnya sih sekitar 50%.
"Itu gak bakalan mungkin terulang lagi Alexa ,ayah jamin itu. Sudahlah habiskan rotimu ,biar ayah yg antar kamu ke kampus" Ah iya ,hari ini ayah berniat untuk mengistirahatkan tubuhnya dari pekerjaan kantor yang membosankan itu. Oleh sebab itu ,pukul 09:00 ini dia masih berada dirumah. Biasanya ayah selalu berangkat ke kantor pukul 07:00 pagi dengan alasan pekerjaan mendadak.
"Yosh ,akhirnya Alexa dianter ayah. Udah lama banget loh Alexa gak di anter sama ayah"
"Dasar manja" ketus kak Ale seraya mencebikkan mulutnya lalu pergi setelah pamit. Whatever ,batinku.
Setelah mobil Ford Focus Blue milik ayah berhenti di depan gerbang ,aku segera pamit padanya dan tak lupa mencium punggung tangannya.
"Alexa sayang ayah" itu kalimat yg sering aku ucapkan ketika aku memasuki lingkungan sekolah. Karena bagiku dia adalah Hero yg tak bisa dikalahkan oleh siapapun. Ayah yang super duper sempurna. Aku bangga memiliki ayah seperti dirinya.Setelah mobil ayah menjauh dari penglihatanku ,aku pun mulai berjalan kedalam kampus untuk mencari namaku di kertas yg sudah menempel di Mading dengan banyaknya mahasiswa baru seangkatanku untuk melihat di kelas manakah ia akan belajar.
"Yaaap ketemu" gumamku setelah berhasil menemukan namaku di kelas yg aku ingini. Jurusan yg aku ambil sebenarnya sudah aku persiapkan terlebih dahulu sebelum aku terbang ke indonesia. Aku memilih jurusan Desain Fashion ,sama seperti bunda dulu waktu kuliah. Kenapa ? Karena imajinasi bunda yg luar biasa itu menurun padaku seutuhnya. Aku pun menjauh dari kerumunan mahasiswa itu dan mulai mencari kelasku.
"Alexa !!!" aku pun membalikkan badan saat ada yg memanggil namaku.
"Elo ngambil jurusan desain ?" Tanya Alura setelah mendekat dan berdiri disampingku.
"Iya ,kenapa emangnya ?"
"Ya gak kenapa kenapa sih ,soalnya mmm anu duhh gimana ya jelasinnya" Alura terlihat kikuk dengan perkataannya. Dia kenapa ?
"Kenapa sih ra ? Lo mau ngomong apa ?" Desakku pada Alura. Alura pun menghela nafasnya pendek.
"Kakak gue ikut kelas desain sebagai kelas tambahannya"
"Huaaaa yang bener lo Ra ? Aaah ya bagus deh kalo gitu ,gue kan bisa nanya nanya ke dia kalo gue kesusahan terus gue juga bisa deket sama dia. Iya kan iya kan" wajahku terlihat kekanakan mungkin di mata Alura ,tapi ya bodo amat sih aku seneng dengernya kalo kak Arion ikutan kelas desain juga.
"Terserah elo deh ,tapi gue kira kita bakal satu kelas. Ternyata kita ngambil jurusan yg beda" ada raut kecewa yg tersirat di wajahnya. Dengan senyum tipisku ,aku menepuk bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alexandra
Teen FictionSeorang gadis mungil berseragam SMP menangis di dalam toilet sekolahnya dengan keadaan baju seragam miliknya yg basah serta rambut coklatnya yg ikut basah juga. Ia menangis sesegukan dengan menggedor gedor pintu toilet itu ,berharap siapa saja akan...