[7] Sial

107 5 0
                                    

Setelah mendapat sebuah pesan singkat dari bunda yg malam ini tidak bisa pulang karena harus menunggu kakek ,akhirnya aku dan kak Aleandra makan malam bersama kedua temannya yg memang belum pulang ini. Saat aku akan mengambil satu buah paha ayam tepung yg di goreng bi inah ,tanpa sengaja aku memegang tangan kak Alex yg memang akan mengambil ayam itu juga.

"Apaan sih lo kak ,modus banget pegang pegang tangan gue" aku menarik tanganku dibawah tangan nya dan tak jadi mengambil ayam itu.

"Diih lo nya aja kali yg modus biar bisa dipegang sama tangan gue ,iya kan ?" Dia berbicara ketus padaku ,aku hanya mengerucutkan bibirku.

"Males banget pegang tangan lo" aku menjawab ucapannya dengan malas seraya mengambil beberapa udang goreng tepung juga. Dan lagi lagi dia akan mengambilnya lagi ,dan sekarang aku yg harus diatas tangan nya. Aku memutar bola mataku malas lalu menarik tanganku lagi.

"Nyebelin banget sih lo jadi cowok ,sebenernya lo mau ngambil apaan sih ? Ayam apa udang nya ? Ngikutin gue mulu" aku menepis tangan kak Alex untuk menjauh dari piring yg berisi udang goreng tepung itu.

Kak Aleandra dan kak Arion hanya memandangi kami yg sedang ribut kecil tanpa ingin mengganggu nya. Dan hanya saling menatap satu sama lain lalu tersenyum. Entah apa yg membuat mereka tersenyum seperti itu.

"Gue mau ambil dua dua nya ,kenapa ? Masalah buat lo ?" Lagi lagi dia menatapku.

"Ya masalah lah ,lo ngikutin apa yg mau gue ambil. Pergi lo ,pulang sono" tanpa sengaja aku berucap yg memang kesannya mengusir dia.

"Gue gak akan pulang sebelum lo tidur" aku membulatkan mataku tak percaya dengan perkataan nya.

"Gue gak nyangka al kalo adik lo ini bermuka dua" kak Arion menatapku lalu terkekeh.

"Gue juga bingung sama dia sekarang ,gampang banget emosian" kak Aleandra ikut terkekeh dengan ucapan kak Arion. Jengah mendengar ucapan mereka ,aku mengambil air di sampingku meneguknya sedikit lalu bangkit dari kursi ku. Nafsu makan ku hilang. Lalu berjalan menuju lantai dua dimana kamarku berada tanpa menghiraukan teriakan kak Aleandra yg meneriaki nama ku. Bodo amat ,batinku.

Setelah memutar knop pintu ,aku memasuki kamar yg bercat warna pink dan biru ini ,kerlap kerlip lampu tumbler menambah kesan romantis menurutku. Di tambah satu buah kain mandala yg tertempel di dinding dekat tumpuan bantal ,serta foto polaroid yg tergantung diantara kabel lampu tumbler itu. Langit langit kamarku yg di cat berwarna hitam serta taburan bintang bintang kecil yg tertempel disana yg berguna untukku agar cepat tertidur. Aku menghias kamarku ini setelah pulang dari London ,dan aku meniru hiasan ini dari beberapa vlog yg orang barat lakukan untuk menghias kamarnya agar betah berlama-lama di dalamnya.

Aku yg tak mood untuk makan ,akhirnya beralih pada sebuah laptop berlogo apel setengah itu di atas meja belajarku. Membuka nya ,setelah menyala aku mengetikkan password agar terbuka pada menu awalnya. Membuka beberapa email yg masuk dari beberapa temanku di London dan satu buah email darinya.

Aku akan mengunjungimu disana Alexa! I miss you so much.

Jose

Setelah membaca isi email singkat itu ,aku berbalik tanpa menghiraukannya apalagi berniat untuk membalasnya. Sungguh ,aku sangat tidak ingin berhubungan dengannya setelah kejadian setahun lalu. Ku rebahkan tubuhku diatas kasur empuk ini ,membuka beberapa notifikasi yg masuk di ponselku lalu menutupnya kembali dan tampil lah wallpaper foto diriku dengan nya di sebuah taman sekolah. Aku merindukan nya.

Suara decitan pintu membuatku mengerutkan dahi meskipun mataku dalam keadaan tertutup ,aku yakin ada seseorang yg masuk ke kamarku dan di tepian ranjangku. Mengelus rambutku lalu mengucapkan selamat malam padaku lalu setelah itu aku tertidur pulas.

AlexandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang