Satu Hari sebelum hari perpisahan

40 2 0
                                    

Hyeri menatap jam tangannya. Hari ini mungkin adalah hari yang akan menyedihkan, besok ha neul harus kembali ke amerika. Dan mereka sudah berjanji akan bertemu hyeri ketika gadis itu sudah pulang sekolah.

"Lee hyeri.." seorang wanita itu melambaikan tangan kearahnya. Ya , wanita itu song qian wanita yang tampak cantik. Bertubuh profosional dan sangat menarik. Berlari kearahnya.
"Unnie.." hyeri tertegun dan tak ada reaksi menyenangkan.
Hyeri melanjutkan perkataannya.
"Bagaimana bisa , kau disini?"
"Kitakan janjian bertemu."
"Benarkah?"
"Ha neul yang mengajakmu bertemukan?"
"Ya" hyeri mengerutkan dahinya. Dia fikir hari ini mereka akan menghabiskan waktu hanya berdua. Hyeri dan ha neul.

"Kurasa dia akan telat tadi dia menelponku, bagaimana kalau kita berkeliling dulu. Apa kau lapar?"
"Tidak." hyeri terlihat begitu angkuh.
"Kau mau menemaniku makan?" gadis itu memohon dengan senyuman yang begitu manis.
"Baiklah.."

***

Song qian sudah memesan makanan sedangkan hyeri tidak. Entah apa yang merasuki dirinya. Dia begitu dingin terhadap wanita didepannya.
"Kau sudah kenal lamakan dengan ha neul?"
"Tentu saja, kami sudah menghabiskan waktu banyak.."
"Kau tau tidak? Dia selalu menceritakan dirimu."
Hyeri kembali mendapatkan semangat ketika gadis itu berkata bahwa ha neul sering menceritakannya.
"Bagaimana?"
"Banyak sekali."
"Sedangkan kau sendiri bagaimana mengenal dia?" hyeri kembali bertanya.
"Aku mengenalnya saat aku berada ditempat aku biasa berlatih pacuan kuda di amerika"
"Dia bisa berkuda? Dan kau berasal dari amerika?" hyeri terkejut
"Ya, dia sangat terlihat tampan saat menunggangi kuda.ya, aku tinggal di amerika dan satu kampus dengannya." wanita itu tersenyum kembali saat mengingat ha neul.
"Kau dekat dengannya?" hyeri menyelidik.
"Ya, kami juga menghabiskan waktu bersama. Dan dia selalu menceritakan dirimu dan terkadang aku cemburu denganmu."
Hyeri memasang wajah yang begitu tersinggung. Alisnya terangkat ketika gadis itu menatapnya dalam.
"Mungkin aku sudah gila?" sing qian tertawa dengan ucapannya sendiri.

Memang kau perempuan gila, kenapa kau harus bertanya padaku? Kata kata yang hanya terucap didalam hati hyeri.

"Kau tau dia pria yang begitu romantis?"
"Memang.." hyeri hanya menjawab singkat.
"Jadi apa yang aku tidak tau tentangnya , lee hyeri?" song qian bertanya lagi.
"Aku lebih mengenalnya dibandingkan dirimu. Dan maaf unnie kurasa aku tidak boleh memberi tahu tentang rahasia pribadi seseorang."
"Hei, kau jangan terlalu serius seperti itu. Aku hanya bercanda kok, kau terlihat begitu cantik dari yang kufikirkan dan kau manis sekali saat berseragam sekolah seperti ini."
"Benarkah? Terimakasih pujiannya."

Seorang pelayan menghampiri mereka, membawa semangkuk besar mie yang terlihat sangat panas karena asap dari mie yang baru saja makan terlihat sangat jelas.

"Terima kasih.." song qian terlihat tidak sabar untuk melahap habis mienya.

Lalu pelayan berlalu.

"Mari makan.." song qian melihat hyeri dengan tatapan geli.
"Ya.." hyeri menjawab singkat tanpa tertarik sama sekali.

"Unnie.."
hyeri memulai pembicaraan sekarang.
"Iya?"
"Kau ? Orang korea atau amerika?"
"Aku?" song qian menunjuk jari telunjuk kearah wajahnya sendiri.
"Bagaimana menurutmu? Apakah aku terlihat seperti orang korea atau amerika?"
"Mana aku tau?" hyeri menoleh acuh tak acuh pada wanita itu.
"Ayah ibuku orang korea, tapi tiga tahun yang lalu kelurgaku pindah karena ayahku harus bekerja di cabang kantornya di amerika."
"Begitukah?"
"Iya. Makannya aku bisa bahasa korea dengan baik." song qian sibuk kembali dengan mie didepannya.

Beberapa menit kemudian, ha neul dateng dengan keringat yang mengucur. Padahal ini musim dingin bagaimana bisa dia berkeringat berlebihan seperti sekarang ini?.

"Oppa.." hyeri berdiri saat ha neul datang.
"Duduklah, aku baik baik saja." ha neul memegang pundak hyeri agar gadis itu tidak bertindak berlebihan.

Hyeri mengambil tissue dari tasnya tapi dia kalah cepat dari song qian. Kini wanita cantik itu sedang menghapus keringat ha neul. Hyeri terdiam sesaat, dia ingin sekali marah tapi bagimana mungkin dia marah tetapi ha neul terlihat sangat bahagia.

"Hei!" hyeri menghentikan keromantisan mereka.
"Hei, anak kecil bersikap sopan sedikitlah aku oppamu mengerti?." ha neul tersenyum meledek kepada hyeri.
"Kau tidak boleh seperti itu." song qian memukul lengan ha neul dengan pelan.
"Terima kasih , victoria."
"Apa?" hyeri mengangkat alisnya.
"Itu nama amerikaku." song qian tersenyum
"Kau kenapa hari ini lee hyeri kau terlihat seperti orang lain."
"Aku baik baik saja kok."
"Maaf tadi ada kecelakaan dijalan, sebuah mobil menabrak sebuah pohon. Tak ada yang terluka hanya saja mengganggu lalu lintas."
"Benarkah?" song qian menatap khawatir ha neul.
"Iya." ha neul tersenyum pada gadis itu sedangkan hyeri mukanya memerah karena cemburu.

***

"Aku akan mengajakmu kesuatu tempat." ha neul berkata pada song qian. Kini ha neul berjalan ditengah antara lee hyeri dan song qian. Tetapi, matanya hanya berbicara pada song qian.
"Benarkah? Tempat apa? Ini sudah sore."
"Tenanglah, tempat itu sangat indah. Semakin gelap semakin indah."
"Deabak? Benarkah."

Ha neul benar benar tidak perduli dengan keberadaan hyeri. Hyeri hanya bisa diam menahan air matanya. Tubuhnya sekarang terasa begitu lemah dari pada disekolah menghadapi pelajaran akhir yang membuatnya bosan.

Kemarin mereka bersama , tapi sebenernya apa yang terjadi? Hyeri sendiri juga bingung kenapa ? Ada apa sebenarnya? Dia seperti patung tak dianggap sama sekali walaupun hyeri berada bersama mereka

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang